Berita Bekasi Nomor Satu

TPA Longsor, Sampah di Pasar Induk Cibitung Menumpuk

SAMPAH MENUMPUK: Seorang warga berada di lokasi sampah yang menumpuk di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi. Sampah para pedagang tersebut tak kunjung diangkat, sehingga menimbulkan bau tidak sedap. PRA/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Uryan Riana, menyoroti tumpukan sampah para pedagang di Pasar Induk Cibitung yang tak kunjung diangkut oleh dinas terkait.

Otomatis, pasar yang sedang dilakukan revitalisasi itu, menjadi kumuh dan menimbulkan bau tidak sedap, sehingga mengganggu warga sekitar.

“Sampah di Pasar Induk Cibitung ini tidak kunjung diangkut, sehingga menumpuk,” kata Uryan kepada Radar Bekasi, Minggu (11/12).

Ia menyarankan, agar secepatnya dirapikan persoalan sampah di Pasar Induk Cibitung, tentunya dengan cara berkoordinasi dengan Dinas Pasar maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH), agar sampah-sampah tersebut diangkut ke TPA Burangkeng.

“Jangan tunggu banyak atau menumpuk. Masa di daerah lain bisa, sementara Kabupaten Bekasi yang dekat dengan Jakarta, yang katanya banyak orang-orang pintar disini, tidak bisa melakukan itu,” sindir Uryan.

Dirinya menilai, sampah-sampah yang ada di Kabupaten Bekasi ini, tidak diolah dengan metode teknologi yang canggih. Akhirnya, tidak hanya Pasar Induk Cibitung, sampah di pasar-pasar yang lain juga akan menumpuk. Bahkan, bisa saja semua sampah-sampah itu akan dibuang ke kali, yang akhirnya akan terjadi banjir.

“Seharusnya, perencanaan, penyelesaian, dan proses teknisnya sudah dipersiapkan dengan baik. Akan tetapi, semua sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga tidak akan bisa menyelesaikan persoalan sampah di Kabupaten Bekasi ini,” sesal Uryan.

Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Induk Cibitung, Endang Sukarya menyampaikan, sebelumnya para petugas kebersihan melakukan kerja bakti untuk membersihkan tumpukan sampah. Namun setelah penumpukan sampah di satu titik itu dibersihkan, TPA Burangkeng malah libur selama dua hari, karena longsor. Sedangkan, di titik lainnya belum selesai dibersihkan.

Akibatnya kata Endang, kembali terjadi penumpukan sampah, mengingat dalam sehari sampah di Pasar Induk Cibitung mencapai 18-20 truk, dengan asumsi setiap truknya empat sampai lima ton. Apabila dihitung dalam sehari, sampah yang harus diangkut bisa 18 sampai 20 truk.

“Kami punya 16 armada, setiap hari dikerahkan untuk mengangkut ke TPA Burangkeng. Sedangkan sampah setiap harinya yang perlu dibuang, ada sekitar 20 truk. Artinya, masih ada volume sampah sekitar empat truk yang tidak terangkut,” ucapnya.

Lanjut Endang, pihaknya sudah mencoba untuk mengoperasikan truk untuk mengangkut sampah dua kali dalam sehari. Hanya saja, di TPA Burangkeng antrian kendaraan sampai ke pemukiman penduduk. Hal itu mengingat, yang tadinya tiga zona, sekarang hanya satu zona. Sedangkan satu zona itu, untuk tempat pembuangan sampah warga se Kabupaten Bekasi.

“Saya sempat bikin perjanjian dengan sopir, agar bisa dimaksimalkan dua rit. Tapi itu tidak bisa, karena antrian di TPA Burangkeng sangat panjang,” terangnya

Dengan kondisi seperti sekarang, dirinya mengaku, penumpukan sampah yang berada di area Pasar Induk Cibitung, sangat mengganggu pengerjaan revitalisasi. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin