RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Rencana pemerintah menaikkan biaya penyelenggaraan ibadah haji (Bipih) menjadi Rp 69 juta per jamaah, membuat sejumlah calon jamaah haji di Kota Bekasi mengajukan usulan pembatalan keberangkatan tahun ini. Sebagian lainnya mengalihkan dana yang sudah disetor untuk berangkat umrah.
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama Kota Bekasi Hasbi mengungkapkan, terdapat 30 calon jamaah haji yang mengusulkan pembatalan keberangkatan tahun ini jika ada kenaikan Bipih tersebut.
“30 calon haji yang mengusulkan pembatalan. Alasan mereka belum siap adanya kenaikan BPIH,” kata Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh pada Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi, Hasbi. Saat dihubungi wartawan, Selasa (31/1/2023).
BACA JUGA: Biaya Haji Tahun 2023 Naik Jadi Rp 69 Juta, Ini Rinciannya
Dia mengatakan, salah satu alasan pembatalan yaitu karena mereka belum mempersiapkan biaya tambahan jika kenaikan Bipih jadi diberlakukan. Dan para calon jamaah haji tersebut memilih untuk mengalihkannya ke ibadah umrah.
“Belum ada persiapan untuk tambahan, dan mereka rencananya beralih ke umrah. Tapi itu pendaftar bervariasi, atau perkiraan masa pemberangkatan bervariasi,” ujarnya.
Selain itu, untuk proses pembatalan nantinya calon jamaah haji hanya perlu mengajukan surat permohonan pembatalan dan kelengkapan lainnya ke Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi.
BACA JUGA: Bahas Biaya Perjalanan Haji 2023, KPK Bertemu Menteri Agama
Menurutnya, kenaikan Bipih saat ini masih menunggu terbitnya Keputusan Presiden. Sehingga hal tersebut belum dapat dipastikan kenaikannya. “Untuk kepastian biaya haji tahun ini kan menunggu Kepres,” tegasnya.
Walaupun ada yang mengajukan pembatalan. Dirinya mengaku, bahwa jumlah calon jamaah haji yang mendaftar di Kantor Kementeria Agama Kota Bekasi masih tinggi.
“Sampai saat ini yang mendaftar haji di kota bekasi masih tinggi. Sehari bisa sampai 30 sampai dengan 40 orang yang mendaftar haji,” tandas Hasbi. (pay)
