Berita Bekasi Nomor Satu

Sebulan, 65 Orang Terpapar DBD

ILUSTRASI: Sejumlah warga bersama anak-anak bermain di Taman Kanak-kanak (TK) Karangbahagia Kabupaten Bekasi, Senin (6/3). Dinas Kesehatan mencatat, terdapat 65 warga Kabupaten Bekasi terpapar DBD selama Januari 2023. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada awal 2023 terbilang masif di Kabupaten Bekasi. Pasalnya, sepanjang Januari tahun ini Dinas Kesehatan mencatat terdapat 65 orang terpapar DBD.

Data puluhan warga terpapar DBD selama sebulan itu berdasarkan laporan dari 22 puskesmas di Kabupaten Bekasi. (lihat grafis)

“Januari sudah ada 65 kasus DBD, karena untuk Februari laporannya belum lengkap dari teman-teman puskesmas,” ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Ahmad Nurfallah kepada Radar Bekasi, Senin (6/3).

Menurut Nurfallah, Januari sebenarnya belum masuk musim penularan DBD. Tingginya kasus DBD pada Januari ini disebabkan karena hujan pertama sebelum memasuki musim penghujan.

Hal itu menyebabkan nyamuk kartesius yang bertelur pada musim kemarau, akan menetas pada saat terjadi genangan di tempat-tempat penampungan umum, seperti botol bekas dan lain-lainnya.

“Pada waktu berisi air, otomatis menetas dan bisa mengeluarkan nyamuk insektisida. Teorinya seperti itu,” ucapnya.

Adapun data sepanjang 2022 tercatat terdapat 1.009 kasus DBD. Laporan paling banyak berasal dari Puskesmas Sumberjaya dengan total 137 kasus. Kemudian puskesmas Mangunjaya 87 kasus. (pra)

Kasus DBD pada Januari 2023 ini berbeda dengan sebelumnya. Saat ini paparan nyamuk aedes aegypti lebih condong ke wilayah selatan Kabupaten Bekasi. Biasanya kasus tertinggi di Kecamatan Tambun Selatan. Dirinya memperkirakan, karena mobilitas masyarakat di wilayah selatan sudah mulai ramai, berhubung banyaknya perumahaan permukiman.

“Kasus Januari ini malahan bergesernya ke wilayah Selatan, seperti Setu dan Danau Indah. Walaupun untuk Tambun Selatan masih ada,” tuturnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Alamsyah menambahkan, penyebaran kasus DBD biasanya ada dua faktor. Pertama musim pancaroba, kemudian yang kedua banjir. Kata Alamsyah, ketika banjir sudah mulai surut terjadi genangan air, lalu di tempat itu ada perindukan nyamuk sehingga muncul nyamuk DBD.

Tentunya, langkah pencegahan ini akan dilakukan secara bersama-sama. Misalkan, menyebarkan bubuk abate melalui Dinas Kesehatan ke seluruh wilayah yang berpotensi genangan.

Selanjutnya, menggalakan dengan lintas sektor pemberantasan sarang nyamuk.”Kemarin PMII sudah membantu melaksanakan fogging di beberapa tempat agar nyamuk perindukannya sudah muncul di awal Maret ini kita bisa atasi,” ucapnya. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin