RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perebutan kursi parlemen Provinsi Jawa Barat pada Pileg 2024 di Daerah Pemilihan IX Kabupaten Bekasi diproyeksi bakal berlangsung sengit. Betapa tidak, kontestan yang bersaing meraih tujuh kursi yang tersedia bukan sekadar calon anggota legislatif (caleg) ‘pada umumnya’. Taji para petahana legislator provinsi dalam mempertahankan kursi akan diuji betul, karena para penantangnya nanti merupakan politisi berlabel elite di partainya masing-masing.
Mereka, para elite partai, yang siap merebut kursi petahana di antaranya, Romli HM, Akhmad Marjuki, Muhammad Rochadi, BN Holik Qodratullah, Mohamad Nuh, Siti Qomariyah, Ayub Rohadi, Anden, dan Syamsul Falah. Sementara para pemilik kursi yang kembali bertarung lagi pada Pemilu 2024 Faizal Hafan Farid, Jejen Sayuti, Irpan Haeroni, Syahrir, dan Achdar Sudrajat.
Dari informasi yang dihimpun Radar Bekasi, kabarnya para elite partai Kabupaten Bekasi menjadikan arena perebutan kursi parlemen provinsi sebagai ajang pemanasan, jelang pertarungan sesungguhnya yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bekasi.
Menurut pandangan Pengamat Politik Bekasi, Adi Susila, langkah para elite partai maju dalam persaingan caleg provinsi sudah tepat bilamana ingin mengukur kekuatannya di Kabupaten Bekasi. Karena Pilkada itu meliputi seluruh wilayah Kabupaten Bekasi yang juga memiliki daftar pemilih tetap (DPT) sama dengan pilkada, yakni sekitar 2,2 juta pemilih.
“Jadi memang nyambung kalau untuk mengukur kekuatan calon bupati yang bakal diusung. Sehingga pertarungan di provinsi bakal ketat. Belum lagi ada partai-partai baru yang bersemangat untuk mendapatkan kursi,” ujar Adi kepada Radar Bekasi saat dimintai tanggapan, Selasa (6/6/2023).
Sementara, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra, Irpan Haeroni menilai, alasan elite partai di Kabupaten Bekasi naik ke provinsi karena ada mitos yang belum bisa dihilangkan, yaitu bupati Bekasi merupakan ‘lulusan’ DPRD Provinsi Jawa Barat.
“Itu sebenarnya mitos, tapi cukup fakta juga. Dari awal semua lulusan DPRD Jabar yang menjadi bupati di Kabupaten Bekasi. Saya amati mitos itu sangat kuat sekali dan memang masuk logika juga,” ucapnya.
Selain mitos, langkah maju ke provinsi merupakan salah satu untuk mengecek ombak sebelum terjun ke Pilkada Bekasi. Karena dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi dari Dapil Jabar sembilan, bisa melihat sejauh mana timnya bisa menguasai Kabupaten Bekasi.
Namun demikian, sebagai petahana yang akan kembali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dari Dapil Jabar sembilan, politikus asal Sukatani ini mengaku tidak gentar dengan nama-nama besar tersebut. Terlebih di internal partainya sendiri, selain petahana yang kembali maju yakni Syahrir, ada nama besar lainnya seperti BN Holik Qodratullah dan Anden.
“Kalau masalah seram ya semua tingkatan pasti seram. Saya tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut, karena sesama Gerindra pasti ada maksud dan tujuannya,” katanya.
Keputusan BN Holik Qodratullah untuk maju ke provinsi merupakan tugas partai, sebelumnya bertarung di Pilkada Bekasi. “Saya akan maju di provinsi (calon anggota DPRD Provinsi Jawa Barat),” ujar Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, BN Holik Qodratullah, kepada Radar Bekasi, belum lama ini.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bekasi, Romli HM menuturkan, langkah dirinya maju sebagai calon wakil rakyat ditingkat provinsi tujuannya utama untuk mengamankan kursi di Dapil Jabar sembilan, yang sudah berhasil diraih partainya. Hal itu mengingat, untuk di Pileg 2024 ada nama-nama besar elit partai yang bertarung di Dapil Jabar sembilan.
“Memang pertarung di Jabar sembilan ini luar biasa, yang penting kita bersaing secara sehat. Bagi saya yang penting Demokrat untuk provinsi jangan sampai kehilangan kursi. Minimal bisa bertahan dengan satu kursi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Pengurus PDIP Kabupaten Bekasi Sesalkan Abdi Negara Daftar Bacaleg Belum Mengundurkan Diri
“Kalau saya belum berpikir kesana. Karena saya ingin menyukseskan Pileg dulu, baik di provinsi maupun Kabupaten Bekasi. Untuk di Kabupaten Bekasi minimal bertambah dari yang sekarang enam, agar bisa mengusung sendiri di Pilkada,” sambung Romli saat disinggung mengenai langkah ke Pilkada.
Terpisah, Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi, Muhammad Rochadi menuturkan, siapa pun yang bertarung di Jabar sembilan levelnya sudah beda (kelasnya sudah naik). Bukan seperti di provinsi-provinsi yang lain. Beberapa periode belakangan ini, PKB tidak pernah mengantarkan kadernya di Dapil Jabar sembilan melenggang ke DPRD.
Oleh karena itu, Adi sapaan akrabnya ini optimis PKB bisa meraih kursi di Dapil Jabar sembilan pada Pileg 2024. Hal itu mengingat, selain dirinya ada sejumlah nama lainnya yang bakal mendongkrak suara PKB di Dapil Jabar sembilan. Salah satunya Syamsul Falah, yang notabennya politikus senior di Kabupaten Bekasi.
“Ceruk saya dan Pak Syamsul tidak bertabrakan. Kita bermain di ceruk yang sangat berbeda. Artinya, kalau ngomong optimis. Kita paling optimis meraih kursi di Dapil Jabar sembilan. Karena ada nama-nama lainnya yang bakal membantu mendongkrak suara,” tuturnya. (pra)