Berita Bekasi Nomor Satu

UMKM Kebaya Sulap Mangrove jadi Produk Mamin

OLAH MANGROVE : Sejumlah warga yang tergabung dalam Kelompok UMKM Bahagia Berkarya (Kebaya), di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, sedang mengolah mangrove menjadi dodol. DOK.HUMAS/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Mangrove yang biasa dikenal sebagai tanaman pelindung (green belt) dari ancaman abrasi oleh masyarakat wilayah pesisir, ternyata juga bernilai ekonomis yang bisa diolah menjadi makanan dan minuman (mamin) (food and beverage).

Warga yang tergabung dalam Kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bahagia Berkarya (Kebaya) di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, berhasil menyulap mangrove yang diolah menjadi berbagai macam produk makanan dan minuman, mulai dari dodol, sirup, keripik, stik mangrove, jus buah mangrove dan lainnya.

Ketua UMKM Kebaya, Alfiah (41) menjelaskan, ide mengolah tanaman mangrove ini berawal pada tahun 2013, yang awalnya merupakan inisiatif dari emak-emak Kebaya, dalam menggali potensi sumber daya di wilayah pesisir.

“Buah mangrove jenis sonneratia caseolaris ini, bisa dibuat jadi dodol, sirup. Kalo stik, kerupuk, dan peyek, itu dari jenis daun mangrove cylindrica serta ada juga dari jenis avicennia,” terangnya.

Alfiah menambahkan, tidak hanya olahan makanan dan minuman, buah mangrove juga bisa diolah menjadi pewarna alam, yang dapat digunakan untuk pewarna pakaian maupun batik.

“Bahkan mangrove bisa jadi pewarna alam untuk batik, yakni dari jenis rhizopora mucronata,” bebernya.

Lanjut Alfiah, hingga kini mangrove tersebut menjadi andalan di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, sebagai oleh-oleh khas daerah Kabupaten Bekasi. Hasil olahan mangrove ini menjadi sumber penghasilan bagi perekonomian masyarakat pesisir.

Ia berharap, produk olahan mangrove tersebut dapat diedarkan ke pangsa pasar yang lebih luas, sehingga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat di wilayah pesisir.

Selain itu, pihaknya meminta kepada dinas terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, agar turut mengenalkan produk khas Kabupaten Bekasi itu hingga ke berbagai daerah lainnya.

“Mudah-mudahan UMKM Kebaya ini bisa kontinyu untuk memproduksi olahan mangrove setiap hari, kemudian memasarkannya ke masyarakat luas,” beber Alfiah.

Pihaknya akan berusaha mempertahankan penanaman mangrove, sehingga lingkungan di kawasan Pantai Muaragembong tetap terjaga.

“Selain bisa meminimalisir abrasi, sekaligus dapat menyelamatkan lingkungan tempat tinggal untuk anak cucu kami nanti,” ucapnya. (and/adv)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin