Berita Bekasi Nomor Satu

Penerapan Kelas Industri di SMK Bekasi Masih Terbatas

ILUSTRASI: Sejumlah siswa SMKN 1 Cikarang Selatan beraktivitas di ruang praktik, belum lama ini. Penerapan kelas industri di tingkat SMK masih terbatas. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI Penerapan kelas industri di tingkat SMK masih terbatas. Hingga saat ini, hanya sembilan sekolah di wilayah kota maupun kabupaten Bekasi yang telah mengadopsi konsep kelas industri.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kota Bekasi, Boan menyampaikan, bahwa saat ini baru sedikit sekolah yang menerapkan kelas industri.

“Baru diterapkan di lima sekolah sementara ini untuk kelas industri,” ucapnya kepada Radar Bekasi, Selasa (22/8).

Hal senada disampaikan Ketua MKKS SMK Kabupaten Bekasi, Nopriandi. Ia mengungkapkan bahwa baru empat sekolah yang menerapkan kelas  industri.

“Untuk negeri baru dua sekolah dan swastanya juga ada dua sekolah yang telah menerapkan kelas industri,” terangnya. Kepala SMKN 1 Cikarang Selatan ini menambahkan, program tersebut diterapkan bagi sekolah yang sudah siap dan memiliki kerja sama dengan industri.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dari SMKN 1 Cikarang Selatan, Mansur, menjelaskan bahwa penerapan kelas industri di sekolahnya telah dilakukan secara bertahap, melibatkan beberapa program jurusan.

“Sekolah kami menjadi salah satu sekolah yang sudah memiliki kelas industri, dimana kelas industri ini baru diterapkan bagi dua jurusan saja,” ungkapnya.

Dua program jurusan yang dimaksud adalah Teknik Komputer Jaringan (TKJ), bekerjasama dengan PT Icon Plus dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), yang berkolaborasi dengan PT Panasonic.

“Dari lima program jurusan yang kami miliki saat ini, baru dua yang menjalankan kelas industri. Insya allah di tahun depan akan bertambah dan bisa memiliki industri pasangan,” imbuh Mansur optimis.

BACA JUGA: PPDB SMK Jalur Persiapan Kelas Industri Hanya Dibuka di Tujuh Sekolah

Konsep pembelajaran dalam kelas industri menawarkan keunggulan, di mana satu mata pelajaran khusus diarahkan untuk mengadopsi materi yang relevan dengan industri mitra.

“Untuk proses pembelajaran sama, namun memang kelebihannya kelas industri itu memiliki satu mapel yang mengadopsi atau fokus dengan materi industri pasangan,” jelas Mansur.

Proses pembelajaran ini melibatkan kolaborasi antara sekolah dan industri. Representatif industri turun langsung untuk memberikan materi Pelajaran (mapel).

“Sistemnya kombinasi baik sekolah maupun industri akan turun langsung memberikan materi kelas industri yang dibutuhkan,” paparnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Program Studi Teknik Otomasi Industri SMKN 7 Kota Bekasi, Rangga Nugroho. Menurutnya, hingga kini baru satu program jurusan yang benar-benar mengintegrasikan kelas industri, yaitu Teknik Otomasi Industri, dengan fokus pada bidang kelistrikan dan teknik elektronika. Rangga menambahkan bahwa dalam konsep kelas industri, hanya satu industri yang dapat terlibat dalam kerjasama ini.

Konsep kelas industri membawa lima poin keunggulan, di antaranya peningkatan fokus, pengembangan keterampilan, produksi sumber daya manusia berkualitas, peningkatan kerjasama antara sekolah dan industri, serta peluang langsung untuk bekerja setelah lulus.

“Fokusnya pada empat poin saja karena untuk poin kelima, bisa langsung kerja jika industri memang membutuhkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, program kelas industri memiliki total 50 Jam Pelajaran (JP) yang disediakan untuk materi yang disampaikan oleh industri secara langsung.

“Industri hadir untuk memberikan sebuah proyek untuk siswa kami di sekolah,” pungkasnya. (dew)