RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kisah perjalanan bisnis Ibad Ali Takrim adalah contoh inspiratif tentang bagaimana tekad, ketekunan, keyakinan, dan semangat pantang menyerah dapat mengubah krisis menjadi peluang sukses yang luar biasa.
Ibad Ali Takrim bersama istrinya memulai bisnis travel pada Februari 2000. Bisnis travel itu melayani perusahaan di Kabupaten Bekasi yang ingin mengadakan gathering atau kumpul bersama ke tempat-tempat wisata. Awalnya, bisnis yang dijalani oleh pria asal Bumiayu ini berjalan dengan baik.
Namun, usaha yang dijalani selama hampir dua dekade tiba-tiba harus disudahi sementara pada pertengahan 2020 saat pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia. Pasalnya, perusahaan yang sudah bekerjasama memutus kontrak perjalanan karena adanya larangan berkumpul dan ditutupnya tempat wisata saat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai upaya pemerintah mengendalikan pandemi Covid-19. Orang-orang yang bekerja dengannya terpaksa dirumahkan.
“Pikiran saya waktu itu benar-benar butek. Apalagi ya (bisnis yang mau dijalani,Red). Sementara saya perlu biaya hidup. Anak-anak saya perlu biaya kuliah. Karyawan masih ada,” ungkap pemilik usaha Gehain Industrial Catering Service ini.
Hal itu dikatakan Ibad-sapaannya- di hadapan manajemen Bank Sampoerna dan wartawan di Gehain Industrial Catering Service yang berada di Kawasan Industri Jababeka Desa Pasirgombong Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Rabu (6/9/2023).
BACA JUGA: Kisah Ustaz Manshur, 23 Tahun Urus Masjid, Diberangkatkan Umrah dan Haji Gratis
Di tengah kesulitan kala itu, Ibad tidak menyerah begitu saja. Dirinya mencari alternatif untuk tetap bertahan dan memutuskan untuk merintis bisnis baru. Berbekal latar belakang restoran dan relasi dengan orang-orang perusahan di bagian Human Resource (HR) dan General Affair (GA) saat di bisnis travel, Ibad mencoba komunikasi dengan menawarkan penyediaan katering makanan untuk para karyawan. Awalnya sulit mendapatkan kesepakatan, tetapi Ibad tidak menyerah. Akhirnya, lima perusahaan setuju untuk menggunakan jasanya.
Tepat pada Januari 2021, Ibad memulai bisnis katering. Tidak mudah bagi Ibad dalam memulai sebuah bisnis ini karena kala itu membutuhkan modal awal. Sedangkan di sisi lain tabungannya sudah habis untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk operasional perusahaan seperti membayar pekerja yang dirumahkan serta lainnya. Termasuk 15 unit kendaraan operasional terjual.
Ibad menggambarkan perjuangan awalnya saat lebih dari lima bank menolak permohonannya untuk mendapatkan dukungan modal usaha. Namun, satu-satunya yang bersedia membantu adalah Bank Sampoerna. Ia menyebut Bank Sampoerna sebagai ‘bank gokil’ karena keberaniannya dalam memberikan dukungan di tengah ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
“Saya bilang Bank Sampoerna ini ‘bank gokil’. Orang pada menolak saya, eh dia (Bank Sampoerna) malah bantu,” ungkapnya sambil tertawa.
Kala itu, Ibad mendapatkan bantuan modal dari Bank Sampoerna sebesar Rp1,4 miliar. Berkat bantuan tersebut, Ibad berhasil mendapatkan kontrak dengan lima perusahaan yang memerlukan pasokan makanan untuk karyawan yang bekerja dari sif 1 sampai 3.Pesanan katering yang diterima pada awal seharga Rp9.500 per pack sampai Rp20 ribu per pack. Dengan menu utama meliputi nasi, ayam atau daging atau telur, lauk pendamping seperti tempe atau tahu, sayur, kerupuk, sambal, dan buah.
“Yang saya ingat pesanan pertama kali itu dari Sunco 800 pack harga Rp20 ribu per orang. Lalu PT TRC 1.500 pack harga Rp9.500 per orang,” ucap Ibad.
BACA JUGA: Kisah Pengusaha Madu Siantar Raih Sukses dan Berdayakan Masyarakat, Sukses Bersama BRI
Dalam bisnis katering ini, Ibad menekankan pentingnya pelayanan yang baik. Selain menyediakan makanan yang lezat, pelayanan harus tepat waktu, terjamin kebersihannya, dan memperhatikan nilai gizi. Untuk memastikan hal ini, Ibad bekerja sama dengan seorang konsultan gizi.
Berbekal kerja keras dan keyakinannya, Ibad telah meraih kesuksesan. Saat ini bisnis kateringnya telah melayani 20 perusahaan multinasional yang tersebar di sejumlah kawasan industri seperti Jababeka, MM2100, EJIP, dan Hyundai. Termasuk melayani kebutuhan acara, seperti seminar, workshop, dan lain-lain.
Selain itu juga mampu mulai mengembalikan aset, membangun masjid, dan mempekerjakan kembali para karyawan yang sebelumnya dipulangkan. Pekerja sistem gaji harian tersebut merupakan koki, pengirim katering, dan pengemas makanan. Adapun jumlah karyawannya kini mencapai 60 orang.
Tak hanya itu, dapur yang awalnya berukuran kecil telah ditingkatkan hingga memiliki kapasitas 10.000 pack dengan ukuran sekitar 5 meter x 15 meter. Usaha kateringnya telah berkembang pesat, dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah.
“Kisaran omzet sekarang Rp500 juta per bulan. Kemarin-kemarin Rp4 miliar, Rp3 miliar. Awal Rp1,5 miliar. Kalau pesanan pernah sampai 5.000 pack per hari, sekarang 1.000 pack per hari,” tutur pria yang pernah menjadi pengajar di perguruan tinggi ini.
Ibad juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bank Sampoerna yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada usahanya. “Saya sangat terbantu dengan adanya dukungan dari Bank Sampoerna dengan peminjaman modal usaha. Proses yang mudah ditambah dengan pelayanannya yang sangat baik. Tak hanya usaha catering saja, bahkan beberapa waktu lalu saya juga berhasil melakukan pinjaman untuk usaha saya yang lain,” unkap Ibad.
Meskipun bisnis ini telah tumbuh, Ibad masih memerlukan dukungan modal tambahan untuk mengembangkan bisnisnya lebih lanjut. Termasuk bisnis travel yang sudah kembali beroperasi. Dalam persaingan ketat di industri katering, Ibad terus berjuang untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Sementara, Chief of Internal Audit Bank Sampoerna, Nancy Suryani, mengatakan kunjungan tersebut merupakan salah satu cara Bank Sampoerna untuk menunjukkan apresiasi dan dukungan kepada nasabah UMKM sebagai penggerak penting ekonomi di Indonesia.
“Kami sangat terinspirasi dengan pencapaian yang Bapak Ibad dalam mengembangkan usaha katering ini. Kami berharap bahwa success story Bapak Ibad ini dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan berkembang,” ucap Nancy. (oke)