Berita Bekasi Nomor Satu

Skenario Kedaruratan Puncak Haji Harus Dipersiapkan

TINJAU: Wakil Ketua DPR RI Komisi VIII, Tubagus Ace Hasan Syadzily saat meninjau Asrama Haji Bekasi pada hari keempat pemberangkatan jemaah.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Skenario kedaruratan harus dipersiapkan oleh pemerintah guna memitigasi kemungkinan adanya hambatan pada puncak ibadah haji, salah satunya adalah potensi jemaah tersesat.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI Komisi VIII, Tubagus Ace Hasan Syadzily saat melakukan kunjungan ke Asrama Haji Bekasi pada hari keempat pemberangkatan jemaah.

Ia sempat mendatangi loby keberangkatan untuk melihat pemeriksaan tas jinjing jemaah hingga layanan keimigrasian sebelum melepas jemaah kloter delapan asal Kabupaten Tasikmalaya.

Pemantauan sementara di empat hari pertama kata Ace, semua proses pelayanan haji di dalam negeri berjalan dengan baik. Dimulai dari pelayanan jemaah selama berada di asrama haji hingga diberangkatkan ke bandara sampai persoalan kesehatan jemaah.

Tahun-tahun sebelumnya, menurut politikus Golkar ini, selalu didapati dua hingga empat jemaah yang batal berangkat akibat kesehatannya terganggu. Perbaikan dari sisi kesehatan ini disebut akibat dari kebijakan Screening kesehatan atau Istithaah yang diberlakukan tahun ini.

BACA JUGA: 2.249 Jemaah Haji Kabupaten Bekasi Berangkat Bertahap

“Sehingga pada saat masuk asrama, semua cek kesehatan sudah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Alhamdulillah dan kami memang mendorong pada kementerian agama agar semua jemaah haji yang asrama itu bisa berangkat semua tanpa ada hambatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, komisi VIII akan terus melakukan pengawasan pelayanan haji di dalam negeri dan di Arab Saudi. Pihaknya ingin memastikan pelayanan haji berjalan dengan baik.

Setelah jemaah bertolak dari asrama haji kata dia, layanan yang dinilai perlu dipastikan keandalannya adalah pada saat puncak haji.

“Harus dipersiapkan skenario kedaruratan jika berbagai potensi terjadinya hambatan bagi pelayanan bisa diantisipasi dan dimitigasi jauh-jauh hari,” tambahnya.

Salah satu contohnya yang saat ini sudah diberlakukan adalah pemberian Smart Card atau kartu pintar kepada jemaah. Pemberian kartu pintar ini dapat membantu petugas mendeteksi keberadaan jemaah yang tersesat pada puncak pelaksanaan ibadah haji. (sur)