RADARBEKASI.ID, BEKASI – Guru Penggerak dituntut untuk menciptakan metode pembelajaran yang variatif, menyenangkan, dan berpihak kepada murid. Guru Penggerak memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bekasi, Prawiro Sudirjo, mengungkapkan bahwa saat ini kehadiran Guru Penggerak menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid.
“Kami melihat para Guru Penggerak ini sudah mulai memberikan pembelajaran yang bermakna dan berdampak untuk kemajuan pendidikan,” tuturnya kepada Radar Bekasi.
Menurut Prawiro, metode pembelajaran saat ini perlu disesuaikan dengan kearifan lokal daerah masing-masing agar selaras dengan apa yang dipahami oleh para murid.
“Metode pembelajaran yang ada merupakan adaptasi dari berbagai negara maju. Jadi, sebaiknya disesuaikan dengan kearifan lokal daerah masing-masing,” ujarnya.
Prawiro menjelaskan bahwa Guru Penggerak harus mengembangkan diri dan guru lain melalui refleksi, berbagi, dan kerjasama mandiri. Mereka juga harus memiliki kedewasaan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai dengan kode etik, serta merancang, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berfokus pada murid dengan melibatkan orang tua.
“Dari pendidikan yang didapat, tentunya Guru Penggerak memiliki cara dan konsep tersendiri untuk bisa mengembangkan dan menjadi pemimpin dalam pembelajaran di dalam kelas,” harapnya.
BACA JUGA: 83 Guru Penggerak Angkatan ke-9 Kota Bekasi Dikukuhkan, Siap Pimpin Pembelajaran
Selain itu, Guru Penggerak juga harus memastikan bahwa penerapan aplikasi serta implementasi pembelajaran yang diberikan tidak menimbulkan rasa tertekan kepada siswa tetapi memberikan kebahagiaan.
“Dari segi inovasi, Guru Penggerak harus memastikan penerapan dan aplikasi pembelajaran murid yang tidak membuat mereka tertekan, tetapi merasa bahagia. Dengan begitu, secara tidak sadar, murid bisa menguasai kompetensi yang sebelumnya dirasa sulit,” jelas Prawiro.
Prawiro menyampaikan bahwa beberapa mata pelajaran memang dirasa sulit untuk dikuasai oleh murid, seperti Matematika dan Bahasa Sunda.
“Banyak murid yang merasa tertekan dalam mengikuti pembelajaran, terutama dalam mata pelajaran seperti matematika. Ini bisa dikuasai oleh siswa jika guru tahu metode pembelajaran yang membuat siswa tidak merasa tertekan sehingga lebih mudah untuk dipahami,” terangnya.
Prawiro menilai bahwa melalui Guru Penggerak, sudah banyak metode pembelajaran yang lebih variatif sehingga siswa lebih mudah memahami mata pelajaran yang dianggap sulit.
“Saya rasa Guru Penggerak sudah cukup berhasil memberikan metode pembelajaran yang variatif kepada para murid,” ucapnya.
Namun, masih banyak pekerjaan rumah (PR) bagi para guru, khususnya Guru Penggerak, untuk bisa mempertahankan dan mengembangkan metode pembelajaran yang lebih variatif, menyenangkan, dan berpihak kepada murid, kata Prawiro. (dew)