Berita Bekasi Nomor Satu

Gerakan ISPS di Kabupaten Bekasi Deteksi 3.006 Anak Alami Stunting

UKUR TINGGI BADAN: Kades Posyandu mengukur tinggi badan anak balita di Puskesmas Pebayuran, belum lama ini. Gerakan ISPS di Kabupaten Bekasi selama Juni 2024 mendeteksi 3.006 anak balita mengalami stunting. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS) di Kabupaten Bekasi selama Juni 2024 mendeteksi 3.006 anak di bawah usia lima tahun (balita) mengalami stunting dari total 240.104 sasaran yang berhasil dijangkau.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah, menyampaikan gerakan ISPS yang dimulai sejak 6 Juni 2024 berhasil mencapai 100 persen dari target sasaran.

“Sudah selesai hasil 100 persen dari seluruh sasaran balita sebanyak 240.104. Dari pengecekan tersebut terdata sebanyak 3.006 stunting atau setara 1,3 persen,” kata Alamsyah, Rabu (3/7).

ISPS dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) dan Dinas Kesehatan (Dinkes).

BACA JUGA: TPPS Cikarang Barat Serukan Gerakan Babe/Nyak Asuh Anak Stunting

Gerakan yang melibatkan 2.439 Posyandu tersebut meliputi pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, balita dan calon pengantin secara berkelanjutan. Melalui ISPS, diharapkan agar orangtua lebih memperhatikan asupan gizi anak, baik saat dalam kandungan maupun setelah lahir.

“Kami berharap masyarakat tidak lengah akan asupan gizi untuk balita. Kemudian usia anak dalam kandungan juga sudah mulai diperhatikan asupan vitaminnya sebagai salah satu penekanan angka stunting,” ucapnya.

Sementara itu, Lurah Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan, Acep Abdi menyatakan keberhasilan gerakan ISPS di wilayahnya. “Berdasarkan data Puskesmas awalnya terdata 39 balita. Namun alhamdulillah saat ini sudah 0 persen tidak ada lagi yang stunting,” ucapnya.

Acep mengungkapkan, melalui ISPS diketahui perkembangan signifikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Capaian ini berkat upaya yang dilakukan bersama sejumlah pihak.

BACA JUGA: 2.900 Anak di Kabupaten Bekasi Alami Stunting

“Selama tiga bulan terakhir, kami fokus memberikan bantuan asupan makanan melalui Baznas dan Dinas Sosial. Selain itu, kader Posyandu juga turut berperan dalam pembuatan makanan seperti susu, puding, dan buah untuk menjaga kebutuhan gizi balita,” jelasnya.

Acep menegaskan pentingnya peran aktif semua kader dan masyarakat dalam memantau kesehatan balita dan wanita hamil guna menekan kasus tengkes di wilayahnya.

“Perkembangan ini harus tetap dijaga agar angka stunting tidak kembali meningkat. Tidak hanya balita, namun perhatian juga harus diberikan kepada wanita hamil dengan mengikuti program pemerintah seperti imunisasi dan suplemen vitamin di Puskesmas,” pungkasnya. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin