RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024. Meskipun demikian, hujan masih terjadi di berbagai wilayah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menyatakan 18 dari 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi rawan terjadi banjir saat hujan deras.
“Kalau untuk kemungkinan banjir tentunya kantong-kantongnya itu-itu saja. Artinya sebagian yang masuk Cikarang Utara, Karangbahagia, Sukatani, dan sebagian Villa Kencana Cikarang itu ada di Sukakarya. Kalau banjirnya pengalaman tahun lalu, pada saat banjir tinggi itu sampai 18 kecamatan,” kata Muchlis kepada awak media, Senin (8/7).
BACA JUGA: Ribuan KK Terdampak Banjir di Perumahan Kabupaten Bekasi
Dari 18 kecamatan tersebut, wilayah-wilayah yang mudah terendam banjir terutama saat hujan intensitas tinggi terjadi di sepanjang bantaran sungai Kali Ulu. Selain pemukiman, beberapa area persawahan juga termasuk dalam kategori rawan banjir.
“Yang paling parah termasuk Cikarang Utara, Kali Ulu, dan merembet hingga ke Puri Nirwana, perumahan GCC, serta Villa Kencana Cikarang, bahkan hingga Muaragembong. Lokasi-lokasi seperti persawahan dan daerah rob di pinggir Muaragembong juga terdampak,” tambahnya.
Muchlis menjelaskan bahwa wilayah-wilayah langganan banjir umumnya berada di cekungan sungai. Contohnya, kejadian terakhir di Perumahan Puri Nirwana Residence dan Villa Kencana Cikarang. Peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan atau fenomena La Nina menjadi penyebab utama curah hujan tinggi selama tiga hari terakhir di Kabupaten Bekasi.
“Kalau kondisi banjir yang ada contoh di Villa Kencana Cikarang itu memang kondisi cekungan yang pertama, kemudian kalinya (sungai) juga di atas, kemudian kalau kita liat di Kali Ulu juga sama seperti itu termasuk yang di belakang Bapelkes, itu cekungan.,” ucap Muchlis.
BACA JUGA: Banjir di Delapan Kecamatan, Pemkot Bekasi Minta Maaf
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa beberapa pemukiman yang sering terendam banjir sudah tidak layak untuk ditinggali. Selama penanggulangan banjir, BPBD melakukan penyedotan air jika banjir tidak meluas. Dia juga telah mengimbau pemerintah desa, kecamatan, dan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir untuk menjaga pola hidup bersih dengan tidak membuang sampah ke sungai.
“Di kampung Cibereum, banyak yang sudah tidak layak untuk dihuni. Selama banjir, kami juga melakukan upaya penyedotan air. Namun, masalahnya jika area banjir terlalu luas, maka meskipun kami sedot air, air akan kembali masuk. Untuk itu, perlu perhatian khusus dari masyarakat dan pemerintah setempat,” tegasnya.
BPBD Kabupaten Bekasi juga tengah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminimalisir banjir pada musim hujan mendatang, antara lain dengan melakukan normalisasi saluran air dan memberikan himbauan kepada pengembang perumahan untuk memperbaiki sistem irigasi.
“Selain itu, Dinas LH bertugas mengangkut sampah, Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruksi (SDABMBK) melakukan perbaikan saluran air dan penanggulangan sedimentasi, serta membangun tanggul. Semua stakeholder harus bekerja sama dalam menyelesaikan masalah ini, termasuk pengembang yang bertanggung jawab memperbaiki infrastruktur perumahan,” pungkasnya. (ris)