RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wisata religi Kramat Batok di Desa Jayabakti Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi menarik kunjungan ratusan orang setiap bulannya. Tempat ini semakin dikenal melalui rekomendasi dari pengunjung yang pernah datang sebelumnya.
Menurut catatan sejarah turun-temurun, Kramat Batok ditemukan pertama kali oleh Kiai Uyut Gabid bin Raden Kyai Kabid, seorang penyiar agama Islam dari kerajaan Sumedang Larang, sekitar 1636 Masehi. Saat melakukan pembabatan hutan, Kiai Uyut Gabid menemukan sebuah makam yang dikenal hingga kini sebagai makam Uyut Batok.
Makam ini dikenal sebagai Uyut Batok karena terdapat sebuah batok kelapa bekas makanan dan gelas yang terbuat dari bumbung sebagai wadah air minum. Selain itu, makam ini juga tampak berbeda dengan makam lain di sekitarnya karena tidak ditumbuhi rumput liar.
BACA JUGA: Bakal Bangun Fasilitas Pendukung MRT Cikarang-Balaraja
Sebelum dikelola secara resmi sekitar 2001, Kramat Batok selain menjadi tujuan ziarah juga digunakan untuk perjudian dan hiburan masyarakat. Berbagai bentuk perjudian seperti dadu, kartu, dan koprok bisa ditemukan di tempat ini.
“Awal mulanya sebelum dikelola, Keramat Batok ini banyak perjudian. Kalau judi itu bukan hanya orang kampung sini saja, tetapi dari luar daerah seperti Jakarta, Tangerang, Karawang, dan Subang,” ucap Anggota Yayasan Cagar Budaya Keramat Batok, Raden Nabah saat dihubungi Radar Bekasi, Selasa (23/7).
Ia menjelaskan bahwa meskipun tempat ini digunakan untuk aktivitas perjudian, para pengunjung tidak pernah menimbulkan keributan. Mereka berjudi di atas makam-makam tanpa merasa takut dan meyakini bahwa Kramat Batok membawa keberuntungan bagi mereka yang berjudi.
Selain menjadi tempat berjudi, berbagai hiburan juga diadakan di tempat ini, bahkan selama seminggu penuh.
“Perjudian itu ada seminggu biasanya, hiburan lebih dari seminggu,” katanya.
BACA JUGA: Pemkab Bekasi Siapkan Ruangan Interaktif Penyelesaian Masalah
Seiring berjalannya waktu dan pergantian pengelola makam Kramat Batok, praktik perjudian mulai dihentikan dan hiburan musik tradisional tetap diadakan dengan lebih teratur dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Kini, Kramat Batok yang diresmikan sebagai wisata religi pada 2023 dikenal sebagai tempat ziarah yang mendatangkan banyak pengunjung setiap hari. Tidak hanya dari Kabupaten Bekasi, tetapi juga dari luar daerah.
“Zaman sekarang dituntun caranya cara islam. Dahulu mungkin karena peradaban islamnya tidak seperti sekarang,” ujarnya.
Menurut Raden, dalam satu bulan, pengunjung wisata religi Kramat Batok bisa mencapai lebih dari 100 orang. Setiap hari pasti ada kunjungan dari berbagai orang yang tak hanya dari Kabupaten Bekasi. Masyarakat yang berkunjung pun sering datang lebih dari sekali, terutama jika keinginannya terkabulkan.
“Pengunjung selalu ada setiap hari, namun malam Sabtu biasanya ada kegiatan tawasul. Terkadang pengunjung datang ke Kramat Batok dengan harapan tertentu, seperti mencapai kesuksesan, dan ketika harapan tersebut terkabul, mereka kembali dan menceritakan kepada orang lain. Alhamdulillah, ziarah ke Keramat Batok berhasil, jadi dari mulut ke mulut, Makanya jadi banyak yang datang,” paparnya. (ris)