RADARBEKASI.ID, IRAN – Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas dalam serangan Israel di Ibu Kota Iran, Teheran, pada Rabu, 31 Juli 2024.
Korps Garda Revolusi Islam mengumumkan bahwa Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas ketika kediaman mereka diserang.
Nama Ismail Haniyeh mungkin tidak sepopuler tokoh-tokoh dunia lainnya, tetapi perannya dalam konflik Israel-Palestina sangatlah penting.
BACA JUGA: Pasukan Israel Klaim Tewaskan Pentolan Hamas di Tepi Barat Lewat Serangan Udara
Oleh karenanya, sosok Ismail Haniyeh adalah tokoh yang tidak lagi asing lagi di Palestina. Berikut adalah profil singkatnya:
Ismail Haniyeh: Perjalanan Seorang Pemimpin dalam Konflik Israel-Palestina
Dikutip dari laman Britannica.com, Rabu (31/7/2024), berikut sepak terjang sang pemimpin Hamas dari awal karier hingga kabar kematiannya dalam memperjuangkan hak-hak rakyatnya.
1. Latar Belakang dan Awal Karier
Ismail Haniyeh lahir pada 29 Januari 1962 di wilayah Gaza yang saat itu masih di bawah pendudukan Israel. Dia tumbuh dalam suasana ketegangan dan perjuangan.
BACA JUGA: Pemimpin Hamas Desak Menlu AS Hentikan Agresi Israel di Jalur Gaza
Pada tahun 1987, ketika Intifada Pertama meletus, Haniyeh bergabung dengan Hamas, sebuah gerakan perlawanan yang berjuang untuk kemerdekaan Palestina.
Haniyeh bukan hanya seorang pejuang, tetapi juga seorang pemimpin. Dia memimpin gerakan perlawanan di Jalur Gaza dan menjadi tokoh sentral dalam upaya melawan pendudukan Israel.
Pada tahun 2006, Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina, dan Haniyeh terpilih sebagai Perdana Menteri.
BACA JUGA: Jerman Siap Tangkap PM Israel Benjamin Netanyahu Berdasarkan Surat Perintah ICC
2. Peran Politik dan Diplomasi
– Menjadi Perdana Menteri Palestina
Haniyeh memimpin pemerintahan di Gaza hingga 2014. Meskipun situasi di wilayah tersebut sangat sulit, dia berusaha membangun infrastruktur dan memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
– Hidup di Pengasingan
Setelah pemisahan antara Gaza dan Tepi Barat, Haniyeh tinggal di luar Palestina. Dia menjalani pengasingan di Qatar dan Turkiye, tetapi tetap aktif dalam diplomasi dan perjuangan Palestina.
– Negosiasi dan Rekonsiliasi
Haniyeh berusaha menjembatani kesenjangan antara faksi-faksi Palestina. Dia terlibat dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel dan berusaha mencapai rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah.
BACA JUGA: Hamas Shekel
3. Simbol Perlawanan
Ismail Haniyeh adalah simbol perlawanan rakyat Palestina. Dia tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Dia menghadapi risiko tinggi, termasuk serangan militer Israel, untuk memperjuangkan hak-hak rakyatnya.
Kematian Haniyeh meninggalkan kesenjangan dalam kepemimpinan Hamas. Namun, semangat perjuangannya tetap hidup di hati rakyat Palestina.
Dalam keheningan malam, ketika tembakan meriam masih terdengar di kejauhan, kita mengenang Ismail Haniyeh sebagai seorang pejuang, pemimpin, dan simbol perlawanan. Semoga perdamaian segera menggantikan konflik yang telah berlangsung terlalu lama. (rbs/jpc)