Berita Bekasi Nomor Satu

Dua BUMD Masih Merugi, Anggota DPRD Kota Bekasi Latu Har Hary Minta Direksi Buat Terobosan Bisnis

Anggota Komisi III DPRD Kota Bekasi, Latu Har Hary

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Salah satu tujuan didirikannya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah untuk mendukung pertumbuhan perekonomian daerah, menjadi salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah daerah. Hingga saat ini belum semua BUMD di Kota Bekasi memberi keuntungan secara ekonomi, dua BUMD masih merugi.

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Latu Har Hary menyampaikan bahwa realisasi dividen 2024 berdasarkan audited 2023 oleh PT BPRS Patriot sebesar Rp4,5 miliar.

Berikutnya Perumda Tirta Patriot,  berdasarkan audited 2023 mencatatkan rugi laba sebesar Rp1,8 miliar. Namun untuk penyetoran dividennya saat ini masih menunggu keputusan dari Pj Wali Kota Bekasi sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM).

“Nah itu yang memang tadi kita sampaikan kepada Perumda Tirta Patriot agar disepakati atau ditanyakan terkait Perwal yang akan dibuat oleh pemerintah Kota Bekasi,” ungkapnya.

Pembagian laba juga belum dilakukan oleh PT Migas (Perseroda), dimana berdasarkan audited 2023 mencatatkan laba sebesar Rp3,9 miliar. Penentuan bagi laba akan diketahui udah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Sedangkan dua BUMD lain mencatatkan kerugian masing-masing PT Mitra Patriot (Perseroda) sebesar Rp2,5 miliar dan PT Sinergi Patriot (Perseroda) sebesar Rp3,1 miliar.

Lebih lanjut Latu menyampaikan bahwa kerugian yang dialami oleh PT Mitra Patriot disebabkan tidak beroperasinya 20 armada bus lantaran tidak mendapatkan subsidi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi. Puluhan bus yang tidak beroperasi ini akan menjadi beban.

Ia meminta agar direksi PT Mitra Patriot bisa melakukan terobosan bisnis untuk memperoleh pendapatan. Dengan kata lain, tidak hanya bergantung pada pengoperasionalan bus Transpatriot.

“Sehingga belum bisa memberikan dividen kepada Pemerintah Kota Bekasi, tadi kami mendorong agar PT Mitra Patriot ini melakukan diversifikasi. Tadi kita sampaikan kepada direkturnya agar Mitra Patriot ini bisa melakukan perhitungan lebih cermat di tahun-tahun yang akan datang,” paparnya.

Sementara penyebab PT Sinergi Patriot mengalami kerugian adalah akibat dari penyerapan volume gas oleh masyarakat atau pasar yang tidak maksimal. Faktor tidak maksimalnya penyerapan volume gas ini dipengaruhi oleh dampak Pandemi Covid-19.

“Ini salah satunya menjadi dorongan kita, karena Sinergi ini masih bisa kita maksimalkan. Makanya kita di rapat evaluasi mendorong PT Sinergi bisa mengoptimalisasi dari sektor riil yang memang mereka lakukan,” tambahnya.

Memperluas market menjadi salah satu yang dianjurkan kepada PT Sinergi Patriot, dengan cara jemput bola kepada masyarakat di daerah-daerah yang masih memerlukan pasokan gas. (adv)