RADARBEKASI.ID, BEKASI – SMKN 1 Cikarang Pusat mengadakan Job Fair and Education 2024. Kegiatan ini diperuntukan bagi para alumni maupun masyarakat umum.
Kepala SMKN 1 Cikarang Pusat, Sri Maisaroh, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan Job Fair and Education di lingkungan sekolah.
“Ini adalah tahun kedua penyelenggaraan Job Fair and Education. Sebelumnya, kami juga menggelar kegiatan yang sama karena SMKN 1 Cikarang Pusat terpilih sebagai sekolah berbasis industri 4.0,” terangnya kepada Radar Bekasi, Selasa (24/9).
Sri menjelaskan bahwa terdapat 10 industri yang tergabung dalam kegiatan tersebut dan telah bekerja sama dengan pihak sekolah terkait proses perekrutan.
“Ada sekitar 10 industri yang berada di Kabupaten Bekasi sudah bekerjasama dengan sekolah kami untuk proses perekrutan para lulusan,” ujarnya.
Sebelum pelaksanaan, Job Fair and Education ini membuka pendaftaran bagi para alumni dan masyarakat umum secara daring (online), yang kemudian disaring oleh pihak sekolah sesuai kualifikasi yang diinginkan oleh industri.
Sebagai informasi, terdapat 5.000 peserta yang melakukan pendaftaran secara daring, namun hanya 2.000 peserta yang disaring dan dibagi menjadi dua sesi untuk hadir ke sekolah.
“Antusias alumni dan masyarakat umum sangat besar, dari 5.000 pendaftar, kami hanya bisa menampung 2.000 peserta yang dibagi menjadi dua sesi,” bebernya.
Pihaknya berharap kegiatan Job Fair and Education ini dapat menjadi program rutin tahunan sekolah untuk membantu menekan angka pengangguran di Kabupaten Bekasi.
BACA JUGA: SMKN 11 Kota Bekasi Ajak 14 Sekolah Ikuti Lomba Konversi Motor BBM ke Listrik
“Harapan kami, ini bisa menjadi program tahunan untuk membantu mengurangi angka pengangguran sekaligus memberikan peluang bagi para lulusan agar terserap di dunia industri,” ungkap Sri.
Sementara itu, Widyaprada Ahli Utama Direktorat SMK Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wardani Sugiyanto, mengapresiasi kegiatan Job Fair and Education ini.
“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan pihak sekolah. Berapapun yang terserap nanti, itu tidak masalah. Nggak harus 100 persen; 40 atau 50 persen juga sudah bagus,” imbuhnya.
Wardani juga menyampaikan bahwa dari jumlah yang terserap, pihak sekolah dapat mengevaluasi apa yang kurang, baik dari sisi karakter maupun kompetensi, sehingga perbaikan dapat dilakukan ke depan.
“Masukan dari dunia industri bisa menjadi bahan evaluasi dan juga masukan, agar ke depan tingkat keterserapan lebih meningkat,” ujarnya.
Wardani berharap SMKN 1 Cikarang Pusat dapat mengadakan kegiatan serupa setiap tahun sebagai umpan balik untuk mempersiapkan para lulusan sesuai kebutuhan industri.
“Kami butuh umpan balik agar bisa mencetak lulusan sesuai dengan kebutuhan industri,” tandasnya. (dew)