Oleh: H.M. Saifuddaulah, SH, MH, M.Pd.I (Ketua DPRD Kota Bekasi)
Seperti kita ketahui tanggal 23 Juli, senantiasa Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN). Momentum ini tidak hanya sekedar perayaan hak-hak anak, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk refleksi dan evaluasi tentang capaian dan tantangan upaya pemenuhan hak anak di Indonesia.
Tema Hari Anak Nasional 2022, “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, juga menggambarkan tentang pentingnya upaya pemulihan pasca pandemi dan membangun ketangguhan anak.
Pascapandemi covied-19, anak-anak Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Selain dunia gawai (gadget) yang semakin merasuk ke dalam keseharian anak-anak. Karenanya, dalam rangka HAN 2022 ini. Kita diingatkan agar pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus pasca pandemi, harus menjadi prioritas. Di antaranya ialah hak untuk hidup, hak untuk tumbuh kembang, hak untuk mendapatkan perlindungan dari diskriminasi, dan hak untuk berpartisipasi.
Kita pun tercengang dan kaget. Menjelang HAN, terjadi peristiwa yang memilukan dengan kasus terlantarnya anak warga Kota Bekasi. Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun di Jatiasih ‘dipasung’ oleh orang tuanya (ayah kandung dan ibu tirinya).
Ditemukan warga dalam kondisi kaki dirantai, anak yang diketahui berinisial R tersebut ditemukan dalam kondisi fisik yang sangat kurus dan mengalami masalah gizi. Untungnya KPAD, Dinas Sosial dan Kapolres Kota Bekasi langsung bertindak menyelamatkan anak malang tersebut.
Hal ini menunjukan bahwa tanggung jawab pemenuhan hak anak adalah tanggung jawab kita semua. Seluruh aspek masyarakat. Keluarga, masyarakat (tetangga) dan pemerintah.
HAN memberi pesan agar selalu menjaga dan melindungi anak dari tindakan kekeresan, tak terkecuali perundungan (bullying). karena, bullying pada anak sangat berdampak buruk pada mental mereka.
Selain itu, orang tua harus bisa menjadi contoh yang baik bagi anak. Sebab, anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan terpengaruh tindakan dan ucapan yang mereka saksikan di lingkungan mereka.
Selain itu, jelang HAN ini juga bertepatan dengan mulai anak masuk sekolah. Sehingga kami menyarankan kepada anggota dewan dan masyarakat, baik pejabat maupun warga biasa. Untuk menyempatkan mengantar anak sekolah di hari-hari pertama mereka memasuki dunia pendidikan.
Hal ini, agar anak merasakan adanya keterlibatan dan perhatian dari orang tuanya. Tidak menyerahkan masalah pendidikan kepada sekolah. Karena hakikatnya pemenuhan hak anak itu harus diberikan sejak dalam kandungan hingga akil balig.
Kami berharap peringatan HAN 2022 ini menjadi momentum untuk menunjukkan anak-anak Indonesia yang tetap berprestasi, gembira, kreatif, dan inovatif, serta memastikan segala hal yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak Indonesia, khususnya anak-anak Kota Bekasi secara optimal menjadi anak-anak yang tangguh, peduli sesama, dan semakin kreatif.
Tugas kita mewujudkan generasi emas di tengah pandemi Covid-19 dan tantangan peradaban baru belum selesai. Hari anak harus jadi momentum untuk saling memperkuat komitmen, sinergi, dan kolaborasi wujudkan generasi emas 2045. (***)