Berita Bekasi Nomor Satu

Ruang Kelas Kurang, Siswa SMKN 1 Tambun Utara Belajar Lesehan di Ruang Praktik

BELAJAR LESEHAN: Sejumlah  siswa kelas XII program Jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) SMKN 1 Tambun Utara terlihat belajar teori kejuruan secara lesehan di ruang praktik, Selasa (1/7). DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI Sejumlah 36 siswa kelas XII program Jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) SMKN 1 Tambun Utara terlihat belajar teori kejuruan secara lesehan di ruang praktik, Selasa (1/7). Kondisi ini telah berlangsung sejak awal tahun ajaran baru 2023/2024.

Belajar secara ‘ngedeprok’ ini lantaran sekolah kekurangan ruang kelas beserta mebelernya. Di ruangan berukuran sekitar 9 meter x 8 meter ini tak terlihat alat praktik yang digunakan oleh peserta didik.

Menurut Kepala SMKN 1 Tambun Utara, Firdaus B. Sellomo, sekolahnya memiliki tujuh ruang praktik untuk siswa jurusan program Program studi Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Teknik dan Bisnis Sepeda Motor, Teknik Elektronika Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, dan Teknik Pemesinan.

Namun yang tak dilengkapi meja dan kursi hanya di satu ruang praktik. Selain itu, SMKN 1 Tambun Utara memiliki 31 ruang kelas, satu ruang perpustakaan, dan dua ruang laboratorium komputer.

Saat ini, ujar dia, ada dua ruang kelas yang sedang dalam proses perbaikan. Firdaus memastikan bahwa seluruh ruang kelas memiliki mebel yang lengkap.

“Bicara ruang kelas untuk belajar kami memiliki mebeler yang lengkap, lalu saya jelaskan juga bahwa sistem belajar di SMK itu mereka tidak punya ruang kelas yang tetap karena sistemnya moving disesuaikan dengan jadwal pembelajaran setiap kelasnya,” tuturnya kepada Radar Bekasi, Selasa (1/8).

Lebih lanjut Firdaus mengaku bahwa sekolahnya saat ini kekurangan ruang kelas. Oleh karena itu, agar siswa tetap mendapatkan haknya untuk belajar pihak sekolah menyiasatinya dengan sistem moving class atau pembelajaran yang dilakukan secara berpindah-pindah sesuai mata pelajaran.

“Kita tidak menutupi bahwa sekarang ini memang kami masih kekurangan kelas. Sehingga sistem moving ini kami manfaatkan agar siswa bisa tetap belajar di ruangan yang ada, karena kan kan sebagian rombel kelas XI ada yang sedang PKL juga,” terangnya.

BACA JUGA: Dewan Pendidikan Kabupaten Bekasi Dorong OPD Terkait Realisasikan Perbaikan Ruang Kelas Rusak di Sejumlah SMPN

Firdaus menegaskan bahwa secara bergantian siswa dari program jurusan TSM mempelajari teori maupun praktik di ruangan tanpa meja tersebut. Dijelaskannya, peralatan praktik sengaja tidak diletakan di ruang praktik.

“Jika dilihat di foto ko gak ada peralatan lengkap praktik. Karena alat praktik kami simpan di samping ruang praktik persis, karena jika ditaruh di ruang praktik ada saja barang yang hilang, jadi kami taro di sisi sebelah kelas praktek, ketika ingin digunakan baru dikeluarkan,” ucapnya.

Menurutnya, pada 2022 pihaknya menerima bantuan ruang praktik Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan ruang perpustakaan dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

“2022 kami dapat bantuan ruang praktik nilainya sekitar Rp1,2 miliar, itu memang ruangannya besar karena untuk jurusan TKR atau mobil, lalu di tahun yang sama kita juga dapat bantuan berupa pembangunan perpustakaan yang kurang lebihnya Rp200 juta,” terangnya.

Pada 2024, pihak sekolah akan mengajukan penambahan kelas. Menurutnya, pengajuan bantuan ruang kelas baru membutuhkan proses yang cukup panjang.

“Mengajukan perbaikan atau penambahan ruang kelas itu gak mudah, belum tentu kita ngajuin langsung di acc. Karena bukan hanya sekolah kita saja yang mengajukan, tapi sekolah lain juga ada yang mengajukan,” terangnya.

BACA JUGA: Ibu-ibu Antusias Sekolahkan Anaknya ke Jenjang PAUD

Sementara, Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III, I Made Supriatna, menyampaikan telah menerima informasi dari pihak sekolah mengenai siswa yang belajar lesehan. termasuk laporan adanya perbaikan ruang kelas baru di SMKN 1 Tambun Utara.

“Dengan adanya perbaikan ini siswa harus tetap belajar, jadi sekolah menyiasati beberapa ruang kelas secara bergantian agar siswa bisa menerima haknya untuk menjalani proses pembelajaran,” jelasnya.

Dikatakannya, proses pembelajaran bagi siswa di tingkat SMK dilakukan dengan sistem moving. Hampir 70 persen pembelajaran menggunakan ruang praktik atau laboratorium dan 30 persennya di ruang kelas.

“Uniknya di SMK adalah model pembelajarannya itu moving dimana 70 persen siswa aktif menggunakan lab atau ruang praktik dan 30 persennya digunakan untuk pembelajaran formal seperti matematika dan pelajaran lain yang hanya menggunakan teori,” terangnya.

Diakui, pihaknya pada tahun ini akan melakukan pemetaan terhadap sekolah-sekolah yang kekurangan ruang kelas. nantinya pada 2024 akan diajukan penambahan ruang kelas baru.

“2023 ini kami akan coba lakukan pemetaan sekolah mana saja yang masih memiliki kekurangan ruang kelas, dimana pemetaan ini rencananya akan kami ajukan di 2024 kepada pihak provinsi,” pungkasnya. (dew)