RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wajah-wajah lama anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) VI dan VI masih mendominasi. Mereka berasal dari partai yang sudah terkenal. Selain itu, ada beberapa wajah baru yang memiliki peluang besar menggeser petahana.
Ya, hasil simulasi dan sosialisasi Pemilu yang dilaksanakan oleh Radar Bekasi, di Dapil Jabar VI (Kota Bekasi – Kota Depok), Caleg DPR RI dari partai Gerindra, Nuroji memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 5,33 persen. Posisi enam besar berikutnya adalah Sukur Nababan dari PDIP dengan 4,74 persen, Ranny Fahd A Rafiq dari Partai Golkar dengan 4,25 persen, Choky Sitohang dari partai Nasdem dengan 2,43 persen, Mahfudz Abdurrahman dari partai PKS dengan 1,72 persen, dan Intan Fauzi dari partai PAN dengan 1,67 persen.
Sementara di dapil Jabar VII (Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Purwakarta), elektabilitas Caleg dari partai Gerindra, Dedi Mulyadi jadi yang tertinggi sebesar 10,26 persen. Disusul oleh Saan Mustofa dari Partai Nasdem sebesar 4,78 persen, kemudian Putih Sari dari Partai Gerindra sebesar 4,40 persen, (lihat grafis).
Beberapa Caleg petahana baik di Dapil Jabar VI maupun Jabar VII elektabilitasnya berada di bawah nama-nama baru, meskipun tetap masih didominasi wajah lama. Salah satunya di Dapil Jabar VII, nama baru muncul dari partai baru, yakni Partai Buruh.
Hingga pertengahan bulan Desember kemarin, sebagian besar pemilih yang terjaring dalam Simulasi Pemilu Radar Bogor Group mengaku tidak banyak mengenal para Caleg, salah satunya untuk DPR RI. Masyarakat cenderung memilih nama-nama yang telah memiliki popularitas, atau nama-nama yang berangkat dari partai besar.
Salah satunya adalah Angga (31), warga Kota Bekasi ini mengaku belum mengenal Caleg DPR RI yang akan ia pilih. Sebagian kecil yang ia kenal adalah Caleg DPRD Kota Bekasi, domisili Caleg dengan masyarakat yang akan memilih pada 14 Februari 2024 nanti jadi faktor penting.
“Nggak banyak yang kenal, kaya DPR RI itu kan nggak kenal. Sedikit yang kenal, paling yang disini-sini aja kaya DPRD,” katanya.
Pantauan di lapangan, para Caleg di tiap tingkatan pemilihan sudah masif mengenalkan diri mereka lewat Alat Peraga Kampanye (APK). Namun, cara ini tidak serta merta menarik perhatian masyarakat untuk memilih tanpa mengenal lebih dekat sosok yang akan mereka pilih di bilik suara.
Situasi saat ini di tengah masyarakat, sosialisasi atau kampanye para Caleg ini tertutup oleh euforia Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Hal ini diungkap oleh Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin.
“Kalau kita bicara Pileg memang iya, masih banyak masyarakat di Dapil manapun, termasuk Bekasi yang melihat Caleg itu tidak tahu, tidak kenal,” katanya.
Kondisi ini merupakan salah satu konsekuensi dari Pemilu serentak, dimana Euforia Pilpres sangat mendominasi dibandingkan dengan pemilihan DPD, DPR RI, hingga DPRD kabupaten dan kota.
Dengan begitu, kampanye Door to Door adalah cara yang efektif bagi Caleg memperkenalkan dirinya kepada pemilih. Baik dilakukan secara langsung oleh Caleg yang bersangkutan maupun oleh jejaring tim sukses yang dimiliki.
Selain cara kampanye dari pintu ke pintu, pendekatan kepada para pemilih di daerah metropolitan seperti Bekasi juga mesti diperhatikan. Ujang mengatakan bahwa perlu pendekatan khusus kepada pemilih di daerah perkotaan atau daerah metropolitan.
Karakteristik di daerah metropolitan seperti Bekasi kata dia, pemilih akan melihat gagasan dan program yang nyata, bisa dirasakan oleh masyarakat.
“Kalau nggak riil, nggak nyata, ya masyarakat perkotaan atau masyarakat metropolitan ini akan menganggap janji-janji bohong yang dibawa,” tambahnya.
Ketatnya persaingan dalam meraih simpati masyarakat di masa injury time ini bukan tanpa sebab. Migrasi dukungan bisa berlangsung kapan saja karena hubungan antara partai dan masyarakat yang kian hari kian renggang.
Masih ada waktu bagi para Caleg untuk memperkenalkan diri dan meyakinkan masyarakat sampai dengan 10 Februari mendatang. Sisa waktu ini harus benar-benar dimanfaatkan agar terpilih mewakili masyarakat di Senayan pada 2024 mendatang.
Sekedar diketahui, Simulasi dan Sosialisasi Pemilu 2024 yang dilaksanakan oleh Radar Bekasi (Radar Bogor Group), dilaksanakan di 24 Kota dan Kabupaten di Jawa Barat pada 12-15 Desember lalu. Simulasi dilaksanakan seperti layaknya pemungutan suara pada Pemilu, dimana warga diberikan kertas suara yang berisi gambar dan nama Caleg untuk di coblos.
Untuk masing-masing Dapil terdapat 3.000 responden dengan partisipasi pemilih 82 persen. Hasil simulasi ini tentu saja akan berubah pada Pemilu 14 Februari 2024 nanti.”Simulasi dan sosialisasi ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana partisipasi serta pemahaman masyarakat Bekasi dalam pelaksanaan pemilu 2024 nanti. “tegas GM Radar Bekasi Andi Ahmadi.(sur)