RADARBEKASI.ID, BEKASI – Suasana duka menyelimuti rumah orangtua Brigadir Anumerta Iqbal Anwar Arif Harahap di Jalan Ki Ijo Bin Beih Kelurahan Jakasetia Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi.
Berita duka dari Papua ini mengagetkan keluarga hingga guru SMAN 17 Kota Bekasi. Sosok yang gigih mengejar cita-citanya ini gugur dalam tugas.
Anggota Batalyon B Resimen III Pelopor Korbrimob Polri, Briptu Iqbal Anwar Arif dikabarkan tertembak saat terjadi kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Warikma, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, Jumat (17/1). Jenazah sampai di Kota Bekasi keesokan harinya pukul 21.45 WIB disambut isak tangis keluarga, kerabat, dan rekan-rekannya.
Karangan bunga ucapan bela sungkawa terpantau membanjiri area rumah duka, Jenazah dimakamkan di TPU Polri, Cikeas pada Minggu (19/1). Sore harinya, rumah duka dipenuhi oleh keluarga dan warga sekitar untuk mendoakan almarhum.
Saat menerima kabar duka pada Jumat sekira pukul 15.30 WIB, keluarga nyaris tidak percaya. Pada hari kejadian Brigpol Iqbal masih berkomunikasi dengan ibunya.
“Saya nggak percaya karena masih sempat telfon pamit Shalat Jumat disana. Sekitar jam setengah 4 dapat kabar,” kata sang ayah, Rabiul Awal Harahap, Minggu (19/1).
Duka mendalam nampak dari raut wajah Rabiul Awal, ia mengaku begitu terkejut saat menerima kabar anaknya gugur dalam tugas. Rabiul Awal mengaku sudah mengikhlaskan anaknya yang terhitung masuk menjadi anggota Polri pada tahun 2020 itu.
Tahun ini, usia Briptu Iqbal berusia 24 tahun.”Saya sudah ikhlas,” ucapnya.
Sosok Iqbal merupakan sosok yang teguh menggapai cita-cita, ia berusaha melatih diri menjadi anggota Polri sejak sekolah. Adik Brigpol Iqbal, Raihan Ihsan Harahap (17) mengaku sedih ditinggalkan kakaknya yang selama ini kenal bijaksana.
“Abang ini orangnya baik, sangat mengayomi adik-adiknya dan keluarga,” kata Raihan.
Brigpol Iqbal terakhir kali berada di rumah 25 Desember 2024 lalu sebelum berangkat ke Papua. Selama bertugas di Papua, Brigpol Iqbal kerap menghubungi ia atau ibunya di Bekasi untuk menanyakan kabar keluarga di Bekasi.
Hari kejadian, sekira pukul 13:00 WIB, kakaknya masih berkomunikasi dengan orangtua, bertanya bumbu untuk memasak. Ia membenarkan bahwa cita-cita kakaknya adalah menjadi anggota Polri.
“Dia mau jadi polisi, sering latihan dan olahraga sejak pas maso. SMA,” ungkapnya.
Sosok penyayang juga lekat diingatan, setiap kali pulang dinas. Meski berat, Raihan harus mengikhlaskan kepergian kakaknya.
Kehilangan juga dirasakan oleh keluarga besar SMAN 17 Kota Bekasi, Brigpol Iqbal merupakan salah satu alumni yang mengharumkan nama sekolah. Semasa belajar hingga lulus pada tahun 2018, Brigpol Iqbal dikenal sebagai siswa yang tekun dan akrab dengan guru-gurunya.
“Selama bersekolah di kelas 10, kelas 11, dan kelas 12, dia sudah mulai menunjukkan jati dirinya. Dia fokus untuk menuju satu keinginannya menjadi polisi,” ungkap Kepala Sekolah SMAN 17 Kota Bekasi, Turheni Komar.
Selama bersekolah Iqbal merupakan siswa yang memiliki hobi naik gunung. Hobi tersebut ia lakukan bersama dengan teman-temannya yang lain serta wali kelas yang memiliki kesamaan hobi.
Setelah lulus sekolah hingga menjadi anggota Polri, Brigpol Iqbal tidak putus komunikasi, ia diketahui intens berkomunikasi dengan teman-teman angkatan dan wali kelas. Pihak sekolah tidak menyangka Brigpol Iqbal gugur dalam tugas di usia yang masih muda, terlebih dua hari sebelum kejadian masih berkomunikasi dengan salah satu guru.
“Karena dia memang dekat dengan wali kelasnya, setelah itu nanti kita kumpul-kumpul lagi ya Bu setelah saya pulang dari Papua,” ungkapnya menirukan perbincangan Brigpol Iqbal dengan salah satu guru di sekolah.
Belakangan ini SMAN 17 kata Turheni, sedang mengumpulkan alumni yang telah membawa harum nama sekolah. Ia berharap para alumni tersebut dapat memberikan motivasi kepada siswa SMAN 17 Kota Bekasi.
Brigpol Iqbal dikabarkan gugur pada saat patroli operasi Damai Cartenz, tertembak di bagian leher. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Jumat sekira pukul 16:30 WIT, tim patroli saat itu tengah bertugas menggunakan dua kendaraan.
Saat melintas di tanjakan, kendaraan tim patroli berhenti karena ada kayu melintang di jalan. Saat petugas patroli memeriksa papan kayu, tembakan tiba-tiba datang dari sisi kanan tebing.
“Kejadian ini merupakan tantangan yang harus kami hadapi sebagai bagian dari tugas menjaga keamanan di Papua. Kami terus memantau perkembangan situasi di lokasi,” kata Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Rahmadani dilansir dari Jawa Pos.
Pasca peristiwa ini, seluruh personel dilapangan diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Brigjend Faisal menyampaikan bahwa Operasi Damai Cartenz berkomitmen menciptakan stabilitas di Papua, meskipun menghadapi berbagai ancaman.
“Polri tidak akan gentar dalam menjalankan tugas. Kami akan terus hadir di tengah masyarakat Papua untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Tindakan seperti ini hanya memperkuat komitmen kami untuk menegakkan hukum dan melindungi masyarakat,” tegasnya.
Saat ini, Polri tengah melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku penembakan. Pihaknya meminta agar masyarakat tetap tenang dan memberikan informasi yang dapat mempercepat proses penyelidikan. (sur)