Berita Bekasi Nomor Satu

Perpustakaan Gudang Ilmu

Kiki Maryati, S.Pd.
Kiki Maryati, S.Pd.

Radarbekasi.id – Perpustakaan adalah gedung yang digunakan untuk penyimpanan dan penggunaan buku. Perpustakaan juga sebagai gudang ilmu, dimana banyak jenis buku yang ada disana. Setiap pelajar, mahasiswa maupun umum dapat menggunakan perpustakaan untuk meminjam buku dan ruang untuk membaca. Di setiap sekolah maupun universitas disiapkan perpustakaan agar dapat menunjang minat membaca dan menambah wawasan mahasiswa maupun peserta didik.

Perpustakaan begitu penting dalam merangsang otak anak bangsa semakin lebih cerdas dan berwawasan luas. Jadi, sangat layak didorong semua sekolah dan universitas wajib memiliki perpustakaan. Sudah saatnya, budaya membaca di negeri ini semakin digiatkan. Indonesia sudah terlalu lama terlelap dalam budaya literasi yaitu membaca dan menulis yang rendah.

Literasi, bila mendengar kata tersebut apa yang akan muncul di benak kita? Yaitu membaca. Tapi tidak hanya sekadar membaca. Dalam literasi membaca kita juga harus paham apa isi dan makna dari bacaan tersebut, dan mampu menceritakan kembali isi cerita atau makna dari bacaan yang telah kita baca baik secara tertulis atau pun lisan. Gerakan literasi ini sudah digalakkan oleh pemerintah Indonesia sejak beberapa tahun belakangan. Gerakan ini semakin digiatkan di sekolah-sekolah. Akibat rendahnya minat baca pada anak-anak yang kurang, dan juga dikarenakan masih ada yang belum ”melek huruf”. Rendahnya minat baca karena tidak dibudayakan atau menjadi kebiasaan yang rutin dalam keseharian anak. Untuk itu pemerintah dan pihak sekolah membuat program dimana anak-anak dapat menyukai membaca. Iqro bacalah. Dalam umat Islam di kitab suci Alquran menyebutkan di dalam salah satu suratnya bahwa bacalah. Sudah diperintahkan oleh Allah SWT. Bacalah maka kamu akan mengetahui segalanya tentang kebesaranKu.

Sekolah merupakan suatu wadah dimana program ini dapat dilaksanakan. Kenapa di sekolah, karena disinilah anak-anak diharuskan untuk mengenal huruf, bisa membaca, dapat menyampaikan dalam bentuk tulisan maupun secara lisan. Sekolah yang melaksanakan gerakan literasi terlihat dari kesiapannya dalam membangun minat baca anak. Sekolah dan kebijakannya dapat membuat aturan yang diwajibkan kepada seluruh warga sekolah. Mengapa harus seluruh warga sekolah, kenapa tidak dikhususkan hanya pada peserta didik. Karena bila ingin kita membuat segala sesuatu menjadi kebiasaan yang baik dan membudaya, maka seluruh pihak harus terlibat. Baik dari kepala sekolah, management, guru, siswa, petugas TU, penjaga sekolah, tenaga kebersihan (OB). Dimana kita dapat menemukan banyak bacaan? Ya, kita bisa ke perpustakaan sekolah. Perpustakaan tempatnya gudang ilmu, segala yang ingin kita tahu, mencari tahu sesuatu, menemukan informasi baru, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Dapat kita lakukan dan dapat kita cari di perpustakaan.
Perpustakaan yang mendukung gerakan literasi akan menyediakan buku-buku bacaan yang menarik bagi siswa sehingga mampu menumbuhkan minat baca yang bagus. Bisa dari buku cerita bergambar baik fiksi dan non fiksi, buku aneka pengetahuan umum, buku referensi sumber belajar siswa, buku novel, dan lain-lain sebagainya.

Perpustakaan juga harusnya menuntut kita berada disana. Dari pencahayaan yang cukup, adanya sirkulasi udara yang baik, bahkan kalau perlu difasilitasi penyejuk udara, biar tambah nyaman bila udaranya sejuk. Bila fasilitas sudah memadai dan dapat memfasilitasi. Hanya tinggal program gerakan literasi dari sekolah yang digalakkan. Kepala sekolah bisa membuat program kunjungan membaca ke perpustakaan di tiap minggunya, pada mata pelajaran tertentu. Tiap kelas dari kelas 1 sampai kelas 6. Jadi anak yang tadinya tidak pernah mengunjungi perpustakaan mau tidak mau suka ataupun tidak, mereka harus ke perpustakaan. Mewajibkan dengan kegiatan awal pada setiap pembelajaran dimulai dengan membaca buku selama 5 sampai 10 menit, setelah membaca siswa bisa menuliskan hasil bacaan secara tertulis di kertas ataupun bisa dibacakan di depan kelas hasil bacaan yang telah ia baca. Dari sinilah tinggal bagaimana cara seorang guru atau pendidik untuk menumbuhkan minat baca lebih lanjut. Bisa dari diberikan secara latihan soal atau mencari kosa kata baru yang berhubungan dengan tema tertentu. Arti kata di dalam kamus bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahkan bahasa Sunda. Sumber semua pengetahuan itu ada di perpustakaan.

Telah disampaikan di atas bahwa gerakan membaca itu harus seluruh warga sekolah, agar bisa membudaya. Jadi seharusnya semua warga sekolah harus memberi contoh untuk berkunjung juga di perpustakaan. Tidak hanya berkunjung tapi benar-benar membaca disana, meminjam buku di perpustakaan bila tidak selesai membaca. Anak bisa meniru dan mencontohnya bahwa semua orang membutuhkan pengetahuan dari yang usia muda hingga ke usia dewasa. Terlepas dari itu semua siswa juga harus diajarkan tata tertib yang berlaku di perpustakaan tersebut. Cara membaca di perpustakaan, selesai membaca buku dirapihkan kembali ke rak bukunya, menjaga kerbersihan dan kerapihan, menciptakan suasana tenang dan tertib, serta cara meminjam buku bacaan di perpustakaan, kapan waktu untuk mengembalikan buku bacaan tersebut, bila terlambat mengembalikan ada sanksi yang harus dibayar. Dimulai dari tugas sekolah hingga anak mulai terbiasa dengan kegiatan membaca. Memang membaca tidak dapat kita paksakan namun dapat kita mengupayakan dengan berbagai macam cara. Guru dapat mendorong minat baca siswa dengan memberikan rewards bila siswa dapat menyelesaikan buku bacaan yang dibaca hingga habis. Siswa juga dapat dilatih setelah habis membaca dapat menceritakan kembali isi buku bacaannya. Dapat menyebutkan judul dari bacaan, tokoh dalam cerita, bagaimana alur ceritanya, isi dalam cerita bacaan tersebut. Semua berawal dari hal kecil maka akan menghasilkan hal yang lebih besar. Hidup gerakan literasi, budayakan membaca di perpustakaan, jadikan perpustakaan sebagai gudang segala ilmu pengetahuan. Salam literasi. (*)

Anggota KGPBR

Solverwp- WordPress Theme and Plugin