Berita Bekasi Nomor Satu

Penggunaan Kantong Plastik Konvensional Disoal

PAKAI PLASTIK: Petugas mengumpulkan kantong plastik berwarna kuning berisikan sembako yang akan dibagikan kepada warga yang terdampak Covid-19 selama PSBB di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Senin (20/4). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
PAKAI PLASTIK: Petugas mengumpulkan kantong plastik berwarna kuning berisikan sembako yang akan dibagikan kepada warga yang terdampak Covid-19 selama PSBB di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Senin (20/4). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Paket Bantuan Sosial (Bansos) Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menuai kritik lantaran menggunakan kantong plastik konvensional.

Pemkot Bekasi dinilai tidak konsisten terhadap kebijakan yang telah dibuat sebelumnya, tertuang dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Bekasi nomor 61 tahun 2018.

Penggunaan kantong sampah tidak ramah lingkungan ini disoal oleh Koalisi Kawali Indonesia Lestari (Kawali), dimana tujuan Perwal yang diberlakukan awal Maret lalu untuk mengurangi produksi sampah kantong plastik konvensional sebanyak 1500 hingga 2000 ton per hari.

“Karena bukan hal sulit mencari plastik ramah lingkungan, di Kota Bekasi maupun tetangganya Jakarta sudah banyak yang menjualnya, mudah juga dicari secara online. Sehingga tidak ada alasan kegiatan sosial tersebut menggunakan plastik konvensional yang tidak ramah lingkungan,” ungkap Ketua umum Kawali, Puput TD Putra.

Pihaknya menghimbau Pemkot Bekasi menggunakan material ramah lingkungan dan mudah terurai di alam. Jika terpaksa menggunakan kantong plastik untuk dengan alasan ekonomis, Kawali meminta Pemkot menggunakan kantong plastik ramah lingkungan dalam setiap penyaluran Bansos.

“Jakarta saja mampu kok (dengan waktu yang singkat) mereka bagi-bagi sembako tidak pakai kantong plastik konvensional,” lanjutnya.

Di waktu yang lain, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengakui ada Perwal yang ia buat mengatur larangan penggunaan kantong plastik. Namun, pihaknya memanfaatkan kantong plastik untuk mengemas Bansos ini dengan alasan keadaan darurat dan pertimbangan ekonomis.

Hitungannya, jika harus membeli kantong plastik ramah lingkungan dengan harga Rp15 ribu per kantong plastik, maka untuk 130 ribu paket Bansos diperlukan biaya hampir Rp1 miliar.

“Plastik ramah lingkungan itu satu (Pcs) nya Rp 15 ribu, kita dalam keadaan darurat ini butuh cepat, klau kita beli Rp15 ribu dikali 130 ribu itu sudh hampir Rp 1 miliar lebih. Kan bisa kita manfaatkan (kantong konvensional) wong kita sekarang penyelamatan nyawa agar orang jangan laper, memang ada itu (Perwali). Makannya saya buat instruksi (dalam situasi ini) untuk penggunaan itu (kantong plastik konvensional),” terangnya.

Setelah situasi ini, Perwali tentang pengurangan penggunaan kantong plastik ini akan kembali berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Uang Rp15 ribu ini dinilai sangat berarti dalam situasi darurat, harganya disebut sama dengan dua kaleng sarden yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu komponen Bansos yang diberikan. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin