Berita Bekasi Nomor Satu

Ratusan Karyawan Bakal Jalani Rapid Test

ILUSTRASI : Petugas medis melakukan rapid test di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, belum lama ini. Pemerintah Kota Bekasi akan mengambil sample acak ratusan karyawan untuk dilakukan rapid test. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
ILUSTRASI : Petugas medis melakukan rapid test di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, belum lama ini. Pemerintah Kota Bekasi akan mengambil sample acak ratusan karyawan untuk dilakukan rapid test. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi berencana melakukan rapid test kepada karyawan di sejumlah perusahaan yang masih beroperasi selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Langkah itu sebagai upaya menekan penyebaran wabah Covid-19 di Kota Bekasi. Di hari keenam penerapan PSBB, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengunjungi dua perusahaan yang tetap beroperasi Senin (20/4).

Salah satu perusahaan tersebut masih mempekerjakan 4 ribu karyawannya, dibagi dalam tiga shift. Satu perusahaan lainnya hanya mempekerjakan 100 karyawan.

Meskipun salah satu perusahaan yang ia kunjungi masih memperkerjakan ribuan pekerja, ia menyebut physical distancing di area perusahaan sudah dijalankan. Rahmat mewanti-wanti perjalanan ribuan karyawan dari rumah menuju ke lokasi perusahaan di kawasan Kecamatan Medansatria itu tidak berboncengan, dan meminta karyawan yang bersangkutan dipulangkan jika didapati berboncengan.

“Itu saya mau ambil acak dulu 30 (di lingkungan pabrik yang mempekerjakan 100 karyawan), terus di lingkungan pabrik yang itu (mempekerjakan 4 ribu karyawan) juga, kan itu karyawannya hampir 4 ribu, tapi sekarang kan sudah turun. Dari situ saya juga mau acak mungkin sekitar 100 an (karyawan) dari pabrik itu,” ungkap Rahmat menjelaskan rencana rapid test sejumlah karyawan..

Salah satu perusahaan yang dikunjungi disebut memproduksi pakan ternak, untuk itu diberikan izin untuk tetap beroperasi supaya tidak mengganggu sektor kebutuhan pokok lainnya. Rapid tes kepada karyawan dilakukan supaya mengatahui adanya peta penyebaran Covid-19 di lingkungan perusahaan yang masih beroperasi.

“Kan kita ngeri kaya yang di Lido (Sukabumi) itu, yang banyak positif. Kemaren di sini (posko gugus tugas Covid-19) juga ada yang positif 1, dan belum tau dapatnya dari mana,” tukasnya.

Sementara, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bekasi mencatat 49 perusahaan telah mengantongi izin usaha dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tetap beroperasi selama PSBB di Kota Bekasi. Meskipun demikian puluhan perusahaan tersebut tetap diawasi setiap hari.

Kepala Disnaker Kota Bekasi, Ika Indah Yarti menjelaskan ada puluhan perusahaan yang tetap beroperasi selama PSBB ini, sementara ini data yang dikantongi sebanyak 49 perusahaan, dengan catatan mengantongi izin dari Kemenperin. Jumlah ini bisa saja bertambah menyusul perusahaan lainnya memperoleh izin beroperasi. Tentunya perusahaan yang memerlukan izin ini diluar dari industri yang dikecualikan, misalnya industri strategis yang saling berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.

“Kalau izin kita sedang berjalan, yang sudah terpegang ada 49. Tapi pada prinsipnya, untuk di Kota Bekasi, karena saya berkomunikasi dengan APINDO, mana saja dan mereka juga menyampaikan ke kita,” terang Ika saat dihubungi Radar Bekasi.

Ika mengingatkan, sesuai dengan surat edaran Menperin yang diterbitkan pada 17 April lalu, semua perusahaan yang telah mendapatkan izin melalui situs siinas.kemenperin.go.id harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Sejak 15 April lalu, diakui pihaknya sudah mulai melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang telah mengantongi izin, akan berlangsung hingga 28 April mendatang.

Diluar itu, ada perusahaan yang dipastikan tidak boleh beroperasi, seperti perusahaan travel. Beberapa persoalan muncul dalam situasi saat ini, diantaranya ancaman Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK), kemudian kesulitan perusahaan yang bahan baku nya harus didatangkan dari luar negeri. Mereka terkendala akses negara asal bahan baku yang memberlakukan kebijakan lockdown.

“Kalaupun ada PHK itu pun bukan karena Covid. Tapi lebih ke perusahaannya yang tidak kuat dan keadaannya sedang kolaps,” tegasnya. (sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin