Berita Bekasi Nomor Satu

Warga Arenjaya Diminta Sadar Bahaya Covid-19

ilustrasi
ilustrasi

Radarbekasi.id – Tingkat kesadaran dan kedisiplinan masyarakat yang ada di Kelurahan Arenjaya dianggap masih minim untuk menaati Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah berlaku di Kota Bekasi. Hal ini sebelumnya disampaikan Lurah Arenjaya, Ani Srikusdiani.

Kepala Puskesmas (Kapus) Kelurahan Arenjaya, dr Dwi Wahyuningsih mengatakan, banyak warga yang sulit diatur untuk dapat menerapkan aturan PSBB. Bahkan, dari keluarga dan masyarakat yang sudah ada korban positif Covid-19 di lingkungannya.

Menurutnya, kesadaran dan disiplin masyarakat dibutuhkan agar dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 di wilayahnya. Pasalnya, virus ini sudah menyebar di tengah masyarakat dan sulit dicegah apabila imbauan dan juga aturan PSBB tak ditaati dengan sebaik-baiknya.

“Masyarakat harus bisa pahami dan mengerti, jika dari aturan PSBB itu dibuat berdasarkan riset dan hasil rujukan para ahli virus untuk dapat menekan penyebaran Covid-19. Jadi mestinya bisa dilaksanakan dengan baik dan disiplin. Diam di rumah, pakai masker apabila keluar rumah, bantu tim medis karena saat ini pun kondisinya sudah terbatas,” tuturnya saat ditemui Radar Bekasi, Rabu (22/4).

“Jangan sampai kasus di Ekuador terjadi di negeri kita, disana sudah banyak nyawa melayang dan jasad mereka pun hanya dibiarkan begitu saja tak ada yang mengurus, sebab dari tim medis pun tak mampu lagi untuk menanganinya,” sambungnya.

Dia menyampaikan, penanganan kasus Covid-19 ini sudah bukan lagi tanggungjawab tim medis ataupun pemerintah. Tapi semua masyarakat juga harus berperan agar kasus ini dapat diatasi dan segera berakhir dengan cara patuhi dan taati aturan PSBB yang berlaku.

Lebih parah lagi, kata dia, tim dokter di Puskesmas Arenjaya juga dapat pengalaman terkait penanganan positif Covid-19 yang korbannya meninggal dunia. Dan ketika itu, kata dia, pihak keluarga menolak jika korban positif sehingga menolak untuk menjalani protokol kesehatan. Alhasil, setelah dilakukan tracking keluarga itu ada yang positif anaknya.

“Dan ketika kita lakukan rapid tes dan tes PCR dari keluarga ternyata ada yang positif juga anaknya, artinya memang virus ini sangat cepat menular dan kalau tak punya kesadaran dan disiplin dari masyarakatnya sulit memutus rantai penularannya,” paparnya.

Adapun terkait hasil tes dari korban-korban yang ditangani Puskesmas, menurut dia, tidak sembarang orang dapat mengetahui hasilnya. “Kalau dari kami itu, terkait hasil tes korban hanya disampaikan ke RW saja, kalau ke masyarakat palingan cuma buat gosip kasian keluarga dari korban, bahkan pengalaman ada sampai keluarga dikucilkan di lingkungannya. Jadi, soal hasil itu masyarakat tidak perlu harus tahu, sebab mau negatif atau positif juga ketika PSBB diberlakukan mereka harus tetap karantina mandiri tak perlu menunggu hasilnya,” tandasnya.(mhf)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin