Berita Bekasi Nomor Satu

Beras Sumbang Inflasi Tertinggi

Illustrasi : Pedagang memikul beras di agen beras kawasan Pasar Baru, Kota Bekasi, Kamis (23/4). Beras sumbang inflasi tertinggi di Kota Bekasi pada Maret 2020 lalu. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
PIKUL BERAS: Pedagang memikul beras di agen beras kawasan Pasar Baru, Kota Bekasi, Kamis (23/4). Beras sumbang inflasi tertinggi di Kota Bekasi pada Maret 2020 lalu. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Maret lalu tingkat inflasi Kota Bekasi tercatat 0,39 persen, meningkat dibandingkan bulan Februari lalu 0,38 persen, harga komoditi yang mengalami kenaikan tertinggi adalah beras.

Sejak awal tahun, inflasi bulan Maret yang tertinggi, dua bulan awal bertahan di 0,38 persen. Sementara Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Bekasi Maret lalu tercatat 106,29. Tujuh kota di Jawa Barat yang dipantau oleh Badan Pusat Statistik semua mengalami inflasi, terbesar adalah Kota Bekasi.

Data BPS Kota Bekasi mencatat inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga ini terjadi pada tujuh kelompok pengeluaran, hanya satu yang mengalami deflasi, tiga kelompok lainnya mengalami perubaha indeks.

Berdasarkan andil harga barang dagang kepada tingkat inflasi, tingkat harga kebutuhan yang memberikan andil besar terhadap tingkat inflasi adalah beras, mengalami kenaikan 0,0695 persen, disusul emas dan perhiasan, mengalami kenaikan 0,0606 persen. Sementara deflasi, paling besar terjadi pada cabai merah, turun 0,1103 persen.

Namun, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya, yakni 1,65 persen. Satu kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, sebesar 0,01 persen.

Memasuki akhir bulan April ini, harga beras dipasaran disebut oleh pedagang dan petugas pasar cukup stabil. Walaupun, diakui pada bulan Maret lalu sempat terjadi kenaikan harga walaupun tidak signifikan.

“Harga beras normal, tidak ada kenaikan (dalam waktu dekat ini), bahkan cenderung permintaan turun,” ungkap salah satu pemilik agen beras di Pasar Baru, Bekasi Timur, Uda, Kamis (23/4).

Penurunan jumlah pembeli di tempatnya terjadi lantaran rumah makan sebagian besar tutup atau mengurangi jumlah pembelian beras. Penurunan terjadi dalam kurun bulan April. Rumah makan biasa membeli dalam jumlah banyak dan rutin, sementara rumah tangga tidak membeli dalam jumlah yang banyak.

Sementara itu, Kepala Pasar Baru Kranji, Amas mengatakan ketersediaan dan harga kebutuhan menjelang bulan ramadan ini masih normal. Namun, diakui ada beberapa kelompok kebutuhan pangan yang mengalami kenaikan seperti gula pasir sekira Rp1000, lalu daging juga mengalami kenaikan Rp10 ribu per kg.

Kelompok kebutuhan pangan yang mengalami penurunan harga disebut telur ayam, dan ayam potong.

“Untuk beras Alhamdulillah masih stabil, masih ada beras harga Rp10.300 bagus, masih baru,”ungkapnya.

Sebagian besar agen beras diketahui mendatangkan langsung beras dari luar daerah, tidak melalui pasar induk, lantaran sedang panen raya dan harga yang cukup murah.

“Iya kemarin sempat naik (Maret) disini, tapi sudah ada intervensi dari Bulog,” tambahnya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin