Berita Bekasi Nomor Satu

DPRD Tunda Pembahasan Dua Regulasi

DPRD
ILUSTRASI : Permukiman penduduk di Cikarang Kota Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Pembahasan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kabupaten Bekasi oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi tertunda.ARIESANT/RADAR BEKASI
DPRD
ILUSTRASI : Permukiman penduduk di Cikarang Kota Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Pembahasan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kabupaten Bekasi oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi tertunda.ARIESANT/RADAR BEKASI

Radarbekasi.id – DPRD Kabupaten Bekasi harus menunda pembahasan revisi Peraturan Daerah (Perda) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Selain itu, mereka juga menunda pembahasan Raperda tentang sampah.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Mohamad Nuh mengatakan, dua regulasi tersebut seharusnya sudah dibahas. Tapi harus ditunda karena pandemi Covid-19.

Menurutnya, saat ini DPRD berencana akan mengusahakan rapat-rapat secara daring. Namun terlebih dulu akan dilakukan rapat pimpinan dalam waktu dekat untuk menyusun agenda badan musyawarah dengan memperhatikan protokol kesehatan.

“Paling kita masih mau mengusahakan rapat-rapat melalui confren. Untuk menjalankan ini baiknya pertenmuan fisik dulu, paling tidak rapat pimpinan, selebihnya masing-masing di ruangan komisi atau fraksi melalui conference,” katanya, Rabu (29/4).

Selain pembahasan perda yang tertunda, dia menuturkan, agenda kunjungan anggota DPRD ke luar daerah ditunda. Salah satunya kunjungan untuk membahas dua perda tersebut.

Kendati demikian dirinya mengaku, untuk agenda kunjungan di dalam Bekasi sendiri bisa dijalankan walaupun penyebaran virus corona masih merebak. Kunjungan tersebut seperti memantau fasilitas-fasilitas di RSUD, Bapelkes, klinik-klinik, dan memantau penerapan PSBB disetiap kecamatan.

“Paling yang tetap diusahakan kunjungan di dalam Kabupaten Bekasi diperbanyak. Jadi internal semua muatannya. Itu sudah berjalan,” ucapnya.

Dalam kondisi seperti ini sebenarnya anggota DPRD mau melakukan kunjungan ke DKI Jakarta untuk melihat secara langsung mengenai penanganan virus corona di sana (Jakarta). Akan tetapi, karena tidak boleh berkumpul banyak orang, akhirnya dibatalkan.

“Sebenarnya kita juga pengin tahu penanganan virus corona di DKI, tapi maksimal untuk kumpul enam orang. Dari sini harus berapa dan disana berapa. Jadi kagok mau kunjungan juga,” ungkapnya. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin