Berita Bekasi Nomor Satu

Tren Pencurian di Minimarket dan Curanmor Meningkat

Illustrasi : Seorang warga keluar dari salah satu minimarket di Desa Pasirsari, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (22/6). Selama masa Covid-19, tren pencurian minimarket dan curanmor marak di Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI
KELUAR MINIMARKET: Seorang warga keluar dari salah satu minimarket di Desa Pasirsari, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (22/6). Selama masa Covid-19, tren pencurian minimarket dan curanmor marak di Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Selama masa pandemi Covid-19, aksi pencurian di minimarket dan pencurian sepeda motor (curanmor) di wilayah hukum Polres Metro Bekasi mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan kejahatan lainnya, kedua kasus itu meningkat capai 30 persen.

“Saya tidak katakan ramai. Tapi kalau yang masih sering terjadi itu pencurian di minimarket dan curanmor,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Dwi Prasetyo.

Ia menjelaskan, faktor yang menyebabkan sering terjadinya pencurian di minimarket dan curanmor, karena lokasinya ramai, ditambah jumlah penduduknya padat. Sehingga membuka peluang bagi para pelaku menjalankan aksinya.

Untuk wilayah yang sering terjadi curanmor salah satunya, Tambun Selatan, karena penduduknya padat. Begitu juga dengan wilayah perbatasan, seperti Setu dan Kedunwaringin. Kemudian dari pengungkapan yang sudah dilakukan, rata-rata pelaku dari daerah Karawang.

“Kebanyakan mereka mengincar kendaraan yang berada di halaman rumah maupun di dalam rumah. Untuk pelaku, rata-rata dari Karawang. Sejauh ini belum terlihat ada yang membawa senjata saat melakukan akasinya,” kata Dwi.

Sementara untuk pencurian di minimarket, salah satu faktornya karena peluang untuk mendapatkan hasilnya lebih cepat dan pasti jika dibandingkan merampok rumah. Menurutnya, aksi ini terjadi secara menyeluruh di setiap wilayah Kabupaten Bekasi.

“Aksi pencurian minimarket dan curanmor, hampir merata di Kabupaten Bekasi, walaupun tidak terlalu sering. Faktornya adalah peluang untuk mendapatkan hasil lebih besar atau pasti,” bebernya.

Dwi menambahkan, pelaku dalam aksi pembobolan ini lebih banyak  dari luar Bekasi. Bahkan kebanyakan, para pelaku melakukan itu faktor kebutuhan ekonomi. “Biasanya karena kebutuhan ekonomi, dan pelakunya tidak merata,” ujar Dwi. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin