Berita Bekasi Nomor Satu

Tak Tepat Diterapkan Saat Pandemi

President-University
ILUSTRASI: Suasana lobi President University. Kebijakan Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim disambut baik sejumlah rektor perguruan tinggi di wilayah Bekasi. Dok

Radarbekasi.id – Program Kampus Mengajar yang akan diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terpencil) dinilai tak tepat diterapkan saat kondisi pandemi saat ini.

Rektor President University Jony Oktavian Haryanto mengatakan, tak ada yang baru dari program Kampus Mengajar. Sebab, program tersebut sudah pernah diterapkan pada Indonesia Mengajar.

“Sebenarnya tidak ada yang baru dengan program ini, dulu sempat ada program Indonesia Mengajar dan ini mirip dengan program Kampus Mengajar,” ujar Jony kepada Radar Bekasi, Senin (31/8).

Lebih lanjut dirinya menilai, secara konsep memang program Kampus Mengajar yang merupakan turunan dari Kampus Merdeka ini sangat bagus. Tentunya jika dikawal dengan konsep dan teknis yang baik.
“Yang penting bagaimana teknis pelaksanaan dan sustainabilitynya. Secara konsep memang sangat bagus, namun perlu dikawal teknis pelaksanaannya,” ungkapnya.

Dalam program Kampus Mengajar, mahasiswa dan dosen di kampus nantinya akan mengajar siswa yang berada di wilayah 3T. Jony menilai, program ini tak tepat diterapkan pada masa pandemi.

“Saat ini menurut saya belum tepat (diterapkan,red), karena masih banyak sekolah yang masih menerapkan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Jadi baru bisa diterapkan jika sekolah sudah diizinkan untuk pembelajaran secara langsung,” tukasnya.

Kepala Lembaga Bidang Kerja Sama Antar Lembaga (Humas) Universitas Panca Sakti Bekasi Yudi Yoskandar mengatakan, Kampus Mengajar merupakan program pengembangan yang cukup baik untuk dosen maupun mahasiswa.

“Program ini memang bagus untuk diterapkan mahasiswa dan dosen. Mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmunya dalam masyarakat secara langsung,” ungkapnya.

Namun memang diakui, di tengah pandemi saat ini program tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif jika memang terpaksa diterapkan. Pasalnya, saat ini akses pembelajaran cukup terbatas.

“3T (tertinggal, terluar dan terpencil) ini yang diutamakan, tapi di tengah pandemi ini saya menilai bahwa program tersebut tidak bisa berjalan secara efektif. Makanya harus menunggu (pandemi berakhir,red), sehingga program yang ada dapat dijalankan dengan maksimal,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin