Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Warga Jangan Lengah Sampai Divaksinasi

ILUSTRASI : Petugas saat melakukan penelitian vaksin korona (L’Oréal Indonesia)

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintan telah melakukan finalisasi pembelian vaksin untuk Covid-19 dari tiga perusahaan produsen, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac mulai November mendatang. Kendati demikian, masyarakat diminta tetap mentaati protokol kesehatan sampai benar-benar dilakukan vaksinasi, sehingga tidak membuka ruang untuk penyebaran Covid-19 lebih banyak.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono menyebut vaksin single dose atau yang hanya perlu diberikan sekali kepada satu orang sebanyak enam juta dosis pada akhir tahun ini diberikan kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) dan pejabat publik. Untuk itu masyarakat harus tetap mentaati protokol kesehatan sampai mendapatkan vaksin Covid-19.

“Pakai masker, jaga jarak. Vaksin ini cara paling ampuh dari semua cara, pakai masker dan jaga jarak itu alternatif, kalau (sejak awal) sudah ada vaksin pasti semua orang divaksin, karena belum ada vaksinnya saja, jadi semua orang pakai masker,” katanya.

Dari enam juta dosis yang rencananya tersedia hingga akhir tahun, diutamakan bagi tenaga kesehatan yang diperkirakan berjumlah dua juta Nakes. Sehingga, sisanya diberikan kepada pejabat publik yang intens berinteraksi dengan masyarakat.

Ia menyebut, pemerintah telah membuat road map vaksinasi mulai dari bulan Desember 2020, Juni 2021, dan Desember 2021. Pada bulan Juni 2021, diprediksi tersedia sekitar 100 juta dosis, sementara akhir 2021 tersedia dua juta dosis.”Dari road map itu akan ketahuan siapa yang dapat,” tukasnya.

Miko menyambut baik rencana vaksinasi yang dalam waktu dekat akan dilakukan. Pasalnya, setiap vaksin yang diproduksi oleh produsen manapun telah mendapatkan izin dan diawasi oleh organisasi kesehatan dunia WHO, serta memiliki proteksi 90 persen.

Sebanyak 20 persen jatah yang diberikan kepada Kota Bekasi dari jumlah penduduk ini salah satunya diberikan kepada pejabat publik.”Kalau 20 persen, berarti 480 ribu kurang lebih, di dalam nanti ada instrumen pemerintah,” singkat Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Dalam surat nomor 440/6359/Dinkes mengenai sasaran vaksinasi, diuraikan sasaran vaksinasi Covid-19 berdasarkan Data Konsolidasi Bersih (DKB) semester I tahun 2020. Dalam data tersebut dipaparkan jumlah penduduk Kota Bekasi sebanyak 2.458.623 jiwa, maka 20 persen dari jumlah penduduk adalah 491.725.Sementara penduduk dalam rentang usia 18-59 tahun saat ini sebanyak 1.551.645 jiwa, rentang usia ini paling banyak terpapar Covid-19.

Terpisah, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menuturkan, progress pengembangan Vaksin Merah Putih mencapai 55 persen. Harapannya bibit vaksin ini sudah bisa diuji pra klinis pada akhir tahun.“Uji ke hewan bulan depan kalau semua lancar. Sehingga akhir tahun sudah selesai,” terang dia dalam webinar, Rabu (14/10).

Kemudian, di awal tahun, bibit vaksin tersebut pun dapat diserahkan kepada Bio Farma untuk uji klinis lanjutan. Di mana uji klinis akan terdiri dari tiga tahap. Adapun, ia meyakini bahwa vaksin ini akan cocok dengan masyarakat Indonesia. Sebab, menggunakan sampel virus yang bertransmisi di Indonesia.

“Jadi vaksin dikembangkan menggunakan virus yang bersikulasi di Indonesia, kemudian penelitiannya ada di Indonesia oleh institusi yang ada di Indonesia, oleh para peneliti Indonesia dan untuk rakyat Indonesia. Jadi memang dari, oleh dan untuk Indonesia,” terang dia.

Setidaknya, kata dia berdasarkan survei, penduduk Indonesia bersedia untuk diberi vaksin. Jumlahnya sekitar 45 persen dari penduduk Indonesia. “Ada survei katanya, tapi saya belum baca hasilnya. Tetapi setidaknya hampir 45 persen penduduk Indonesia itu bersedia diberi Vaksin Merah Putih,” jelasnya.

Adapun, nantinya produksi Vaksin Merah Putih akan terus dikebut. Hal ini dilakukan sesuai amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi), di mana harus memastikan ketersediaan vaksin, harus efektif, cepat dan aman.

“Beruntung saat ini terdapat prosedur yang sangat pendek ke pengembangan vaksin. Kalau dalam situasi normal, bukan pandemi kita butuh bertahun-tahun untuk pengembangan vaksin,” tutur Amin. (sur/jpc)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin