
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Swab test atau tes usap massal terhadap pekerja industri di Kabupaten Bekasi ditunda sementara. Tes yang digelar untuk memetakan klaster covid-19 di kawasan industri ini rencananya kembali digelar awal 2021 mendatang.
Dalam hal ini, tidak hanya sekadar tes usap massal, namun skema pemetaan klaster pun diubah dengan memfokuskan pada transmisi lokal di setiap perusahaan.
“Jadi targetnya tidak lagi 12.000 tes, tapi menjadi tidak terbatas dengan menyasar pada transmisi-transmisi lokal di setiap perusahaan. Tapi memang baru akan dilanjutkan lagi awal Januari nanti,” ujar Komandan Distrik Militer Letnan Kolonel Kavaleri Tofan Tri Anggoro, Kamis (17/12).
Tofan yang menjadi koordinator pelaksanaan swab test massal di Kabupaten Bekasi menuturkan, tes usap massal merupakan program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemudian dilaksanakan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat.
Semula, program ini menargetkan tes kepada 12.000 pekerja di kawasan industri. Dengan target selesai pada dalam waktu 12 hari dengan rincian 1.000 tes per hari. Hanya saja, hingga kini tes usap massal ini baru dilaksanakan terhadap 2.200 pekerja.
Menurutnya, penundaan tes usap massal dilakukan lantaran petugas tengah fokus pada sejumlah agenda akhir tahun. Mulai dari libur panjang hingga pemilihan kepala desa serentak. Sehingga kemungkinan setelah libur ini digelar kembali.
Kata dia, tes usap massal jarang dilakukan lantaran terbatasnya sarana yang ada. Saat ini, jumlah pekerja industri di Kabupaten Bekasi tercatat 1,7 juta orang. Kemudian, jika sehari tes dilakukan terhadap 1.000 orang, maka akan memakan waktu lebih lama.
Untuk itu, skema tes usap massal nantinya difokuskan pada perusahaan yang menimbulkan transmisi penyebaran covid-19. Apabila setelah tes ditemukan penyebaran di suatu perusahaan, maka akan difokuskan di perusahaan tersebut.
“Nanti kami tetapkan skema purposive sampling, jadi tes per-perusahaan, per-line, per-sif, sehingga akan ketahuan jika ada transmisi lokal fokus di salah satu perusahaan. Tapi bukan hanya di industri, tapi di kelompok masyarakat juga dilakukan tes,” jelasnya.
Untuk saat ini pihaknya tengah memastikan perluasan sarana isolasi terpusat. Setidaknya dibutuhkan empat hotel baru untuk menambah kapasitas ruang isolasi pasien. Penambahan penting untuk mencegah peningkatan jumlah kasus positif setelah swab test dilakukan.
“Nantinya dua hotel untuk tenaga kesehatan dan dua hotel untuk pasien. Ini sudah kami ajukan kepada BNPB,” ungkapnya.(pra)