Berita Bekasi Nomor Satu

3.828 Anak Positif Covid-19

Illustrasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tingginya klaster keluarga Covid-19 di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi, menyulut kenaikan angka kasus pada anak usia 6-19 tahun. Data terbaru, di Kota Bekasi kasus Covid-19 pada usia anak menyentuh angka 2.886 kasus, dan Kabupaten Bekasi 942 kasus.

Disamping itu, pemerintah tengah mempersiapkan ruang isolasi tambahan untuk mengantisipasi pertambahan jumlah kasus. Awal pekan 2021 kemarin, jumlah kasus Covid-19 pada usia anak dilaporkan mengalami kenaikan dibandingkan pekan terakhir 2020. Jumlah kasus di Kota Bekasi berada diangka 18 persen, sementara Kabupaten Bekasi berada diangka 10,12 persen dari total jumlah kasus.

“Dari 70 persen (jumlah kasus pada usia) produktif itu, 18 persen ada angka kasus anak,” ungkap Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bekasi, Rahmat Effendi, Senin (4/1).

Jumlah kasus anak ini disebut cukup tinggi pada usia anak, angka 18 persen ini lebih tinggi dibandingkan dengan pekan lalu. Peningkatan jumlah kasus dipicu oleh keberadaan klaster kelurga. Sementara penurunan kasus pada usia produktif saat ini diduga lantaran kebijakan bekerja dari rumah (WFH).

Total jumlah klaster keluarga sejak Maret 2020 sebanyak 4.981 Kepala Keluarga (KK), menyisakan 325 klaster keluarga aktif saat ini. Temuan kasus tertinggi pada 3 Desember 2020, sementara kasus yang dinyatakan sembuh tertinggi berada di minggu keempat Desember.

“Artinya kita sudah menyelesaikan proses 4 ribu (klaster keluarga) itu menjadi 325. Dan kecamatan yang paling tinggi dalam kasus keluarga, Kecamatan Bekasi Utara dan Kecamatan Bekasi Timur,” tambahnya.

Ditempat yang sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Dezy Syukrawati menjelaskan dari jumlah 4 ribu lebih kasus klaster keluarga tersebut menyentuh sekira 12 ribu jiwa. Jumlah ini menyumbang lebih dari 50 persen temuan kasus.

“Kalau dilihat dari angkanya iya, karena kan memang orang Bekasi ini bekerjanya dimana-mana, dan kita yang paling dulu menghitung kasus keluarga sebelum tempat lain menghitung,” ungkapnya.

Untuk melakukan testing dan tracing sejak Maret 2020 lalu, total alat PCR yang telah digunakan sebanyak 122.151. Dari hasil tersebut, 23.449 sampel mengeluarkan hasil positif, persediaan PCR diklaim aman hingga memasuki Maret mendatang.

Jumlah pemeriksaan perminggu Kota Bekasi berada diatas standar WHO sebanyak 1 persen dari jumlah penduduk. Sementara jumlah sampel positif dari total testing lebih tinggi dari standar minimal WHO, dibawah 5 persen, Positifity Rate saat ini berada di 19,78 persen.

Dari banyaknya jumlah temuan kasus, lebih banyak menjalani isolasi mandiri, dan tetap dalam pantauan Dinkes maupun Puskesmas setempat. Saat ini, Pemerintah Kota Bekasi masih mengusahakan penambahan tempat tidur isolasi pasien Covid-19 yang semakin menipis, penambahan tempat tidur akan dilakukan dengan membuka Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe D Bekasi Utara dan RS Darurat Stadion Patriot Candrabhaga.

“Sejauh ini kita masih berusaha ya, karena (ruang) ICU itu ga gampang, karena dia butuh kelengkapan (alat kesehatan),” tukasnya.

Terkait dengan jumlah Tenaga Kesehatan (Nakes), Dezy optimis tidak ada kekurangan Nakes sampai dengan saat ini. Namun, dengan penambahan layanan baru dalam waktu dekat ini, maka dibutuhkan Nakes tambahan untuk melayani masyarakat.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengaku, penyebaran kasus pada klaster keluarga terus meningkat. “Masih terus meningkat, per harinya 70 kasus positif dari klaster keluarga,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (4/1).

Kata Alamsyah, penyebaran kasus pada klaster keluarga ini di dominasi oleh beberapa wilayah perkotaan di Kabupaten Bekasi. Mulai dari Tambun Selatan, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Cikarang Timur, Cibitung, Babelan, Serang Baru, dan Karang Bahagia

Peningkatan klaster keluarga ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama adanya rasa jenuh dari masyarakat, mengingat pandemi ini sudah berlangsung selama sembilan hingga sepuluh bulan. Sehingga masyarakat memaksakan melakukan perjalanan, tanpa menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).

Kendati demikian, pria yang juga sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi ini mengaku, pihaknya belum merancang untuk melakukan evaluasi penyebaran kasus Covid-19. “Evaluasi belum dilaksanakan,” tukasnya melalui pesan singkat.

Untuk ketersedian rumah sakit hingga saat ini dirinya membeberkan, dari 50 yang digunakan untuk merawat pasien positif Covid-19, sekitar 80 persen sudah terisi. Dari jumlah 650 tempat tidur isolasi pasien Covid-19. “Ada 50 rumah sakit, 2 negeri dan 48 swasta. Untuk tempat isolasi sebanyak 650, dan sekarang 80 persen sudah terisi,” ucapnya. (sur/pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin