Berita Bekasi Nomor Satu

Ekonomi Bekasi Mulai Bangkit

SEPI : Pengunjung menggunakan masker mendorong troli belanjaan di pusat perbelanjaan Metropolitan Mall Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
SEPI : Pengunjung menggunakan masker mendorong troli belanjaan di pusat perbelanjaan Metropolitan Mall Bekasi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Upaya untuk mempertahankan konsistensi pertumbuhan positif pada sektor perekonomian masih dilakukan oleh pemerintah, hal serupa juga dilakukan oleh pelaku usaha, mulai dari pelaku ekonomi pada skala kecil, menengah, hingga skala besar. Dalam situasi serba tidak pasti ini, optimisme pulihnya sektor ekonomi diprediksi baru terjadi paling cepat pada akhir tahun 2021.

Upaya membangkitkan perekonomian dan menjaga kestabilan ekonomi pernah dilakukan mulai dari pemerintah daerah hingga berlanjut oleh pemerintah pusat. Pemerintah Kota Bekasi di awal pandemi mengeluarkan kebijakan bantuan modal untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), diberikan satu kali.

Kebijakan ini berlanjut oleh pemerintah pusat, dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM di Kota Bekasi. Sementara untuk memberikan stimulus guna menjaga daya beli masyarakat, pemerintah memberikan stimulus bantuan tunai.

Catatan grafik perkembangan ekonomi Kota Bekasi dalam 10 bulan terakhir, inflasi terjadi pada enam bulan di pertengahan, sisanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan angka negatif. Inflasi bertahan dua bulan sejak memasuki masa pandemi, yakni pada bulan Maret 0,39 persen, dan bulan April 0,25 persen.

Bulan berikutnya, pertumbuhan ekonomi cenderung memburuk, deflasi mulai terjadi di angka 0,08 persen, tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran pribadi dan jasa lainnya. Situasi ini sempat membaik pada bulan Juni inflasi sempat terjadi pada angka 0,48 persen sebelum memburuk pada tiga bulan senjutnya dengan tingkat deflasi semakin menanjak, mulai dari 0,01 di bulan Juli dan Agustus, hingga 0,03 persen di bulan September.

Pemerintah mulai mengabarkan optimismenya diakhir tahun, pertumbuhan ekonomi mulai membaik sejak bulan Oktober hingga akhir tahun. Tingkat inflasi terjadi mulai angka 0,01 persen, naik menjadi 0,28 persen di bulan berikurnya, lalu 0,73 persen pada akhir tahun. Situasi ini dianggap masih belum pasti, konsistensi harus dipertahankan.

Kepala Bada Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, Ahmad Muhammad Saleh meengatakan kondisi ini sebagai dampak dari menurunnya daya beli masyarakat sehingga ikut menurunkan permintaan daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini secata langsung berdampak pada penurunan harga jual barang di pasar.

“Di akhir-akhir ini karena di dorong oleh kebijakan masyarakat. Umumnya di akhir-akhir tahun belanja pemerintah itu semakin bertambah, nah itu inflasinya naik,” terangnya kepada Radar Bekasi.

Situasi ekonomi hingga detik ini masih dalam proses pemulihan, penurunan pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara tajam di kuartal dua tahun lalu telah terkoreksi pada kuartal tiga dan empat. Perkembangan positif ini disebut tidak terlepas dari kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru yang dimulai pada bulan Juni 2020 lalu.

Pemulihan ekonomi tahun ini belum bisa diprediksi secara pasti, sangat bergantung pada perkembangan situasi pandemi yang masih berlangsung. Pemerintah Kota Bekasi masih menunggu data resmi BPS Kota Bekasi untuk mengetahui seberapa besar penurunan ekonomi yang terjadi hingga saat ini.

“Sebagaimana kecenderungan pergerakan pertumbuhan ekonomi dunia, nasional, dan provinsi selama pandemi Covid-19, kota Bekasi tentunya juga mengalami penurunan, walaupun penurunan ini tentunya masih di bawah provinsi Jawa Barat dan Nasional,” jelas Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Sejumlah sektor perekonomian diprediksi telah menunjukkan pertumbuhan positif, pemulihan berbagai sektor ini terlihat melalui kontraksi yang semakin mengecil. Sejumlah sektor perekonomian tersebut yakni industri pengolahan, perdagangan, penyediaan alat akomodasi, hingga transportasi setelah memasuki adaptasi kebiasaan baru.

Strategi pemulihan ekonomi tahun ini menaruh fokus pada peningkatan dan mempertahankan daya beli masyarakat, sehingga sektor industri dan UMKM dapat terus memproduksi barang. Ke dua, peningkatan kapasitas pelaku usaha dalam aspek permodalan, pasar, dan pemanfaatan teknologi. Akses permodalan masih disediakan oleh pemerintah kota melalui Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Patriot.

“Pergerakan UMKM sebenarnya sudah mulai terlihat pada bulan Juni dengan penerapan AKB, dan ini juga di dukung dengan kebijakan bantuan permodalan yang dilakukan oleh Pemkot Bekasi, Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Pusat,” lanjut Rahmat.

Harapan konsistensi pertumbuhan positif di sektor ekonomi ini hanya pada proses vaksinasi yang akam dilaksanakan, pelaku usaha termasuk dalam salah satu prioritas penerima vaksin.

“Dengan demikian kami optimis akhir tahun 2021, atau pada tahun 2022 kondisi perekonomian Kota Bekasi akan pulih sepenuhnya,” tukasnya. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin