Berita Bekasi Nomor Satu

Ribuan Pedagang Bakso Terancam Bangkrut

SEPI AKTIVITAS: Seorang warga melihat aktivitas di Rumah Potong Hewan (RPH) yang berada di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Hal ini merupakan dampak mogoknya para pedagang daging sapi di Pasar Cikarang. ARIESANT/RADAR BEKASI
SEPI AKTIVITAS: Seorang warga melihat aktivitas di Rumah Potong Hewan (RPH) yang berada di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Hal ini merupakan dampak mogoknya para pedagang daging sapi di Pasar Cikarang. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dampak dari mogoknya para pedagang daging sapi di Kabupaten Bekasi, ribuan pedagang baksoi terancam bangkrut. Pasalnya, harga daging terus naik, akibat rendahnya suplai ke pasaran. Bahkan, terjadi kelangkaan bahan pangan, seperti, tempe, tahu, dan toge.

Sekretaris Papmiso Indonesia, Bambang Hariyanto mengatakan, banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) disektor kuliner yang menggunakan bahan baku daging sapi mengeluh, akibat mahalnya bahan baku. Sementara, pedagang tidak bisa menaikkan harga jual, karena daya beli masyarakat saat ini rendah akibat pandemi Covid 19.

Dia menyampaikan, selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiataan Masyarakat (PPKM), omset para pedagang mengalami penurunan hingga mencapai 50 persen, dibandingkan sebelumnya, mengingat jam operasional yang dibatasi oleh pemerintah.

“Kalau seperti ini terus, bisa bangkrut para pedagang bakso maupun UMKM kuliner lain yang menggunakan daging sapi sebagai bahan baku,” terangnya kepada Radar Bekasi, belum lama ini.

Bambang menilai, carut marut tata kelola niaga daging sapi di Indonesia yang terjadi sejak tahun 2004 lalu. Sebab, banyak dikuasai oleh mafia atau kartel daging sapi, baik hidup maupun daging beku import. Padahal, pada masa pemerintahan sebelumnya, mencanangkan pada tahun 2024 swasembada daging sapi.

Selain itu, buruknya tata kelola niaga daging sapi ini juga menyebabkan masyarakat kecil yang harusnya bisa membeli daging sapi dengan harga yang murah, untuk sekarang tidak bisa, sebab harga daging sapi mahal, sehingga tidak terjangkau.

Begitu juga dengan regulasi dan pejabat pelaksana yang lebih condong mempermudah proses import, dari pada pemberdayaan terhadap para peternak sapi lokal, yang sebenarnya Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat kaya dan mumpuni. Serta, hasil daging lebih berkualitas dan harga lebih murah.

“Kami selaku perwakilan pedagang bakso, minta kepada Presiden Joko Widodo, agar segera membuat regulasi dan membenahi tata kelola niaga daging sapi. Sehingga, rakyat kecil, pedagang, dan peternak sapi lokal bisa mendapatkan harga daging sapi yang murah dan berkualitas,” imbuhnya. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin