Berita Bekasi Nomor Satu

Satu Pendonor Bisa Menyelamatkan Tiga Pasien

DONOR PLASMA : Petugas kesehatan melayani warga untuk mendonorkan plasma di Kantor PMI Kabupaten Bekasi, Cibitung, kemarin. ARIESANT/RADAR BEKASI
DONOR PLASMA : Petugas kesehatan melayani warga untuk mendonorkan plasma di Kantor PMI Kabupaten Bekasi, Cibitung, kemarin. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pembutuh plasma konvalesen masih antri, sementara pendonor masih sulit dicari. Berbagai cara akhirnya harus dilakukan oleh petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bekasi, begitu juga yang dilakukan oleh keluarga pasien. Gambaran situasi itu tersirat dalam setiap pesan berantai yang masuk ke telepon genggam.

Laporan : Surya Bagus
CIBITUNG

“Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami”, kiranya menjadi pribahasa yang tepat untuk melukiskan sulitnya petugas PMI hingga keluarga pasien mencari pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh untuk bersedia mendonorkan plasmanya. Plasma konvalesen yang didapat dari penyintas Covid-19 dengan kriteria tertentu dapat memberikan kesempatan sembuh pasien Covid-19 dengan status sedang hingga berat.

Sehingga, tidak jarang didapati keluarga pasien datang ke kantor PMI untuk mendapatkan plasma ini. Siapa sangka plasma yang didonorkan oleh satu penyintas Covid-19 dapat menyelematkan nyawa tiga pasien Covid-19 di Rumah Sakit (RS).

Radar Bekasi mendatangi kantor PMI Kabupaten Bekasi di Jalan Teuku Umar, nomor 49, Desa Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi untuk bertemu petugas donor. Siang sekira pukul 11:00 WIB, di dalam ruang khusus donor plasma nampak beberapa dia pendonor tengah melakukan donor plasma, di luar ruangan, beberapa pendonor lain menunggu giliran masuk ke dalam ruangan.

Mereka berasal dari salah satu perusahaan di Kabupaten Bekasi. Sayang, mereka tidak berkenan untuk dijumpai. Radar Bekasi berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu dokter yang bertindak sebagai kepala bagian pengelolaan donor PMI kabupaten Bekasi, Eva Dini.

“Satu pasien bisa kita ambil tiga kantong (plasma), satu orang bisa menyelamatkan tiga pasien,” pesan kemanusiaan terakhir yang cukup menyentuh sebelum Radar Bekasi meninggalkan lokasi.

Eva meyakinkan donor plasma konvalesen ini dapat membantu kesembuhan pasien dengan gejala sedang hingga berat. Maka tidak heran banyak keluarga pembutuh plasma datang, bahkan plasma yang berhasil didapatkan dari satu, dua pendonor tidak sempat untuk disimpan sebagai persediaan plasma, segera diambil oleh pembutuh plasma yang berada dari sejumlah RS di Bekasi, bahkan Jabodetabek.

Satu kali pengambilan plasma, minimal 450 CC sampai 650 CC plasma didapatkan, satu kantong plasma berisi 200 CC. Dua mesin donor plasma konvalesen dijumpai di ruang donor.

Stigma atau pandangan khalayak terhadap pasien Covid-19 menjadi alasan sulitnya mencari pendonor, baik yang diorganisir maupun sukarela. Untuk mencari pendonir, pihaknya berinisiatif untuk menyebar flyer melalui media sosial, hingga mendatangi perusahaan untuk mengajak karyawan penyintas Covid-19 mendonor, tidak semuanya berhasil.

“Membuat pengajuan surat untuk permintaan donor plasma, setelah itu ada beberpaa yang mengapresiasi, ada juga beberapa yang belum (bersedia) karena stigmanya itu tadi ya,” ungkapnya kepada Radar Bekasi.

Pendonor harus melalui proses sebelum siap untuk mendonorkan plasmanya, harus melalui serangkaian pemeriksaan medis. Setelah dinyatakan layak, baru sampel diambil dari pendonor, setelah ini kembali harus menunggu maksimal dua hari untuk uji sampel yang dikirimkan ke kantor PMI DKI Jakarta.

Tidak jarang setelah hasil uji sampel atau hasil pemeriksaan ringan dilakukan, pendonor gagal mendonorkan plasmanya. Syarat pendonor adalah laki-laki, usia 18 sampai 60 tahun, saat terkonfirmasi Covid-19 memiliki gejala, tidak memiliki penyakit penyerta, tidak ada keluhan setelah sembuh, tidak mengkonsumsi obat-obatan, paling lama tiga bulan setelah dinyatakan Covid-19, jangan lupa sesuai dengan golongan darah yang dibutuhkan pasien.

“List antrian sekarang ada 16 pasien, kalau permintaan sampai dengan saat ini ada 196 kantong yang sudah terlayani,” paparnya.

Lantaran pendonor tidak bersedia untuk dijumpai, Radar Bekasi meninggalkan lokasi untuk kembali pada sore hari, ada jadwal pendonor sukarela hari itu. Setibanya pukul 17:00 WIB, nampak sepasang kekasih datang ke kantor PMI Kabupaten Bekasi, setelah dinyatakan negatif Covid-19 mendonorkan plasmanya sukarela, waktu donor 30 sampai 40 menit.

Dari hasil perbincangan dengan Eva, pesan berantai yang diterima oleh rekan, tetangga, atau langsung dari keluarga pasien pembutuh plasma ini lantaran pendonor masih minim, tidak ada persediaan plasma. Maka untuk kebutuhan mendesak, petugas PMI menyarankan keluarga pasien untuk membuat pesan berantai berisi kebutuhan plasma beserta dengan kriteria yang dibutuhkan.

Setelah mendapat saran dan kriteria pendonor yang dibutuhkan, keluarga pembuluh plasma segera menyebarkan pesan berantai tersebut ke semua kontak di dalam telepon genggam, berikut dengan gruop chat. Ini adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mendapat plasma, donor langsung yang dibawa oleh keluarga pasien.

“Karena disini stoknya kosong, makanya saya minta coba di broadcast saja, di WA group. Butuh golongan apa, kriterianya apa, saya kirim ke keluarganya,” kata dokter di PMI kabupaten Bekasi ini.

Ia berharap pendonor seiring berjalannya waktu semakin bertambah, sehingga pembutuh plasma tidak menunggu lama, pasien pun mendapatkan harapan sembuh lebih besar. Selama ini pihaknya terus menyebarkan informasi donor plasma kepada masyarakat.(*)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin