Berita Bekasi Nomor Satu

Maksimalkan Fungsi Polder Air

MEMANCING: Warga memancing di kawasan polder air di Perumahan Danita, Bekasi Timur, Kota Bekasi, yang belum berfungsi secara maksimal, Senin (22/2). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
MEMANCING: Warga memancing di kawasan polder air di Perumahan Danita, Bekasi Timur, Kota Bekasi, yang belum berfungsi secara maksimal, Senin (22/2). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta pihak kecamatan dan kelurahan untuk berperan aktif dalam penanganan banjir di wilayah.

Hal itu disampaikannya ketika meghelat pertemuan dengan sejumlah Kepala OPD serta Camat se Kota Bekasi.

Pepen sapaan akrabnya, saat di temui awak media mengatakan, pertemuan itu membahas mengenai penyelesaian banjir di daerah perbatasan maupun di wilayah yang sedang mengalami banjir setiap tahunnya. Dikarenakan hal itu adalah dinamika fenomena alam.

Dari hasil catatan dan pantauan. ada sekitar 39 titik banjir di sekitaran wilayah Kota Bekasi. Seharusnya titik banjir bisa diantisipasi dengan beberapa cara dan tidak bertambah justru malah berkurang.

“Titik banjir ini bisa kita antisipasi dengan cara merencanakan kembali beberapa pembuatan polder air dan penambahan pompa air. Kita (Pemerintah) dapat menyelesaikan dengan cara merubah dan konsisten, tidak ada yang ditutupi dan tidak mencari penyelesaian yang sporadis tetapi selesaikan secara komprehensif,” Kata Pepen, Senin (22/2).

Menurutnya, ada beberapa indikator yang bisa diperbaiki seperti koordinasi antar instansi diperkuat ditambah dengan pemanfaatan lahan yang ada untuk tandon air dan restorative justice diambil dalam hubungan bagaimana antar interaksi itu dikembalikan kepada fungsi semulanya.

Dalam penyelesaian banjir juga perlu dikomunikasikan dengan Provinsi DKI dan Jawa Barat, apa yang kira-kira dapat dikerjakan bersama dalam mengatasi banjir dan sistem kerjanya harus saling koordinasi secara holistik.

“Saya susurin saluran yang ada dan kembalikan sebagaimana mestinya, terutama jalan yang dari mandala hingga tembus ke Naga Jatiasih, buat dulu salurannya baru buat jalannya,” ucapnya.

Untuk pembangunan polder air dijelasanya tidak usah berlebihan yang terpenting fungsinya bisa menampung air. Namun, idealnya titik banjir harus berkurang apabila satu jalur bisa dibuat dua polder. Bahkan dapat dibuatkan anak polder apabila terdapat lahan yang kurang besar sehingga air dapat lebih banyak ditampung

Oleh karena itu, kepada jajarannya untuk turun langsung ke lapangan namun tetap menjaga protokol kesehatan di tengah wabah Covid-19.

Dirinya pun menginstruksikan agar segera dibuatkan rancangan polder air dan menindak tegas apabila ada pelanggar yang merusak saluran dengan mendirikan bangunan liar (Bangli) di atasnya.

“Saya kasih waktu tiga hari langsung ditentukan rancangan polder yang sudah ditentukan penloknya, untuk para camat cari saluran dan apabila ada bangunan bongkar saja sehingga saluran yang ada tetap berjalan sesuai fungsinya,” tutupnya. (pay)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin