Berita Bekasi Nomor Satu

Perlu Ditingkatkan agar Lebih Optimal

SMK-BKM-2-Kota-Bekasi
PRAKTIK: Siswa SMK BKM 2 Kota Bekasi saat melaksanakan praktik di sekolah. FOTO: ISTIMEWA
SMK-BKM-2-Kota-Bekasi
PRAKTIK: Siswa SMK BKM 2 Kota Bekasi saat melaksanakan praktik di sekolah. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara SMK dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di wilayah Bekasi perlu ditingkatkan. Hal itu penting dilakukan agar daya serap lulusan pendidikan kejuruan dapat lebih optimal.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Bekasi Boan mengatakan, tidak semua lulusan SMK memilih untuk bekerja. Ada yang menjadi wirausaha maupun melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Saat ini, sudah hampir seluruh SMK di Kota Bekasi bekerja sama dengan DUDI. Kerja sama itu menjadi kewajiban, sebab SMK harus memiliki Bursa Kerja Khusus yang dibina oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker).

“Untuk MoU tidak hanya sekadar saja, tetapi harus sesuai dengan agreement. Jadi setidaknya dapat menyerap sebagian hasil lulusan siswa SMK,” jelas Boan kepada Radar Bekasi, Selasa (9/3).

Namun demikian, pihaknya tak memiliki data lengkap terkait daya serap lulusan SMK ke industri. Secara garis besar, siswa SMK memiliki cukup banyak kompetensi dan berkembang sesuai dengan tuntunan industri.

“Untuk data kami belum melakukan survei yang kongkrit, tetapi yang saya lihat siswa SMK memiliki banyak kompetensi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri,” katanya.

Hal senada disampaikan Ketua MKKS SMK Kabupaten Bekasi Nopriandi. Ia memastikan, total 190 SMK di wilayahnya telah menjalin kerja sama dengan industri. Adapun industri yang ada berjumlah 6.000.

Menurutnya, industri memiliki kewajiban untuk memiliki paling sedikit lima sekolah binaan. Dengan jumlah ribuan industri yang ada, maka sudah sangat mencukupi.

Meski seluruh SMK menjalin kerja sama dengan industri, implementasinya  baru sebatas pelaksanaan prakerin (praktik kerja industri) dan pembuatan kurikulum berbasi industri. Untuk prekrutan, hanya beberapa industri yang bekerja sama dengan BKK sekolah.

“MoU sudah dilaksanakan, cuma impelementasinya baru sebatas pelaksanaan prakerin dan pembuatan kurikulum berbasis industri saja. Untuk perekrutan hanya beberapa industri yang bekerjasama dengan BKK sekolah, selebihnya banyak industri yang melakukan perekrutan melalui yayasan,” tuturnya.

Terkait daya serap lulusan SMK, dirinya menyebut memiliki porsi masing-masing. Namun demikian, didominasi oleh jurusan elektronika. Data MKKS SMK Kabupaten Bekasi, 70 persen lulusan SMK terserap ke dunia industri. Sisanya, berwirausaha dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

“Menurut data yang kami miliki, hampir 70 persen siswa terserap di dunia industri melalui MoU Dudi ini. Selebihnya siswa memilih untuk melanjutkan kuliah atau membuka usaha sendiri,” jelasnya.

Kepala SMK Bina Karya Mandiri (BKM) 2 Kota Bekasi Ayung Sardi Dauly mengatakan, sekolahnya sudah memiliki MoU dengan beberapa DUDI. Namun maksimal atau tidaknya MoU tersebut dapat dilihat dari keaktifan sekolah sesuai dengan butir-butir MoU yang terangkum.

“Kami sendiri sudah memiliki kerjasama dengan beberapa DUDI. Dalam MoU ada beberapa butir yang sama-sama dikerjakan sekolah dengan industri. Dan penyerapan lulusan hanya salah satu butir dari sekian banyak butir yang disepakati dalam MoU,” jelasnya.

Ia menyampaikan, serapan lulusan SMK menyesuaikan kebutuhan industri. Namun daya serap terbesar pada lulusan elektronika. Ayung mengaris bawahi bahwa tidak semua lulusan SMK memilih untuk bekerja.

“Sesuai dengan program Direktorat SMK bahwa saat ini tidak semua siswa di arahkan untuk menjadi tenaga kerja pabrik saja, tetapi siswa bisa melanjutkan pendidikan dan berwirausaha,” tukasnya.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Asep Sudarsono mengungkapkan, SMK diharapkan mampu beradaptasi dengan kebutuhan DUDI. MoU yang dibuat dapat direvisi sesuai dengan konidisi di lapangan. Hal ini dilakukan agar setiap jurusan yang sudah memiliki MoU dengan DUDI,  lulusan dapat terserap dengan baik.

“DUDI pasti membutuhkan lulusan sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Oleh karenanya SMK harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan DUDI,” ucapnya.

Menurutnya, apa yang sudah dilakukan oleh SMK di Kota dan Kabupaten Bekasi saat ini cukup baik. Namun perlu adanya peningkatan kembali dan penyesuaian MoU yang baru agar optimalisasi bisa dilakukan.

“Yang sudah dilakukan SMK di Kota dan Kabupaten Bekasi sudah cukup baik melakukan MoU dengan DUDI, hanya perlu ditingkatkan kembali dan menyesuaikan MoU yang baru agar optimalisasi bisa terjadi,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin