Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Pedagang Kesulitan Bendung Harga

Illustrasi : Pedagang menimbang potongan daging sapi di Pasar Baru Bekasi, beberapa waktu lalu. Pedagang daging wilayah Jadetabek akan mogok dagang selama 3 hari kedepan karena harga sapi sangat tinggi. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hara daging sapi saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri nanti diprediksi menyentuh angka Rp150 ribu per kilogram nya. Hal ini seiring meningkatnya permintaan dan harga sapi di Australia meningkat akibat stok terganggu.

Sekertaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Jakarta, Mufti Bangkit Sanjaya menyebut hasil rapat dengan berbagai pihak, dibutuhkan 30 ribu ton daging sapi untuk menutup kebutuhan sampai dengan bulan Juni di Jabodetabek. Untuk menambah stok daging di tangan importir daging beku sebanyak 12.500 ton, maka diputuskan pemerintah akan mendatangkan 20 ribu ton bulan Maret ini.

Permasalahannya, setiap gudang importir telah memiliki skema pasar sendiri, sehingga distribusi daging beku sebagai solusi harga daging murah tidak tepat sasaran. Skema pada tersebut dijelaskan bukan langsung kepada pedagang akibat keterbatasan modal pedagang daging untuk membeli dalam jumlah besar, daging beku mayoritas lari ke perusahaan daging olahan.

Padahal, sesuai dengan UU nomor 41 tahun 2014, izin importasi dibuka dan kewenangannya diberikan kepada BUMN bekerjasama dengan asosiasi maupun paguyuban pedagang dengan tujuan memotong mata rantai distribusi. Alternatif pasokan daging dengan harga Rp70 sampai Rp80 ribu disebut tidak pernah tercapai sejak tahun 2017.

Situasi saat ini, dengan harga daging yang belum dipisahkan dari tulangnya (karkas) mencapai Rp98 ribu, pedagang sudsh banyak tidak melakukan pemotongan sapi. Harga karkas yang dijanjikan dalam rapat di awal tahun tidak lebih dari Rp94 ribu telah melebihi batas, para pedagang mengaku kebingungan harus berbuat apa dan mengadu kepada siapa.

“Ramadhan sudah jelas tidak akan bertahan (di harga Rp120), kita bicara dari jagal karena permintaan dari pedagang tinggi, maka harga juga tinggi. Contoh sekarang harga Rp98 ribu, dinaikin Rp100 ribu, otomatis dong (ditambah biaya operasional) kami akan jual Rp135 ribu sampai Rp150 ribu,” terangnya.

Selama ini dengan kebijakan perubahan HET sementara menjadi Rp130 ribu, pedagang mengaku masih menjual Rp120 ribu kepada pelanggan. Adapun Rp130 hanya diberikan kepada pembeli untuk konsumsi, tawaran pembeli dibawah Rp130 ribu pun diberikan selama persediaan daging masih memungkinkan.

Harga kisaran Rp135 sampai Rp150 selama tiga hari sebelum bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri ini diambil saat pelanggan sepeti rumah makan Padang dan pedagang bakso libur. Total enam hari ini pun diklaim tidak bisa menebus kerugian yang selama ini diderita oleh pedagang daging.

“Sekarang kami bakar uang istilah pedagang, karena satu sisi kami punya langganan, kami berjiwa besar, kami beli mahal tapi tetap kami jual harga standar, itu otomatis kerugian bagi kami,” tambahnya.

Sementara untuk daging beku tiga hari menjelang bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri diprediksi di harga Rp125 ribu setelah mempertimbangkan biaya operasional. Daging beku yang selama ini sampai ditangan pedagang Rp80 ribu diperkirakan baik hingga Rp90 ribu.

Carut marut diduga terjadi pada rantai distribusi daging dewasa ini, ia mencurigai kondisi selama ini diwarnai sisi politis, monopoli, hingga tidak berpihak pada pedagang kecil dengan pelanggaran yang terjadi, tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah.

“Yang terjadi ini kan dikuasai kartel-kartel, dikuasai importir-importir besar yang mereka masuknya ke industri kuotanya. Pedagang tetap akan mahal terimanya dari reseller,” tukasnya.

Melalui siaran pers pada pertengahan Maret ini, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menjamin ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau untuk Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Beberapa komoditas seperti beras dan gula menjadi perhatian pemerintah untuk diantisipasi stabilitas harga dan kecukupan pasokannya.

“Menjelang Ramadan dan Lebaran, dapat dipastikan harga komoditas tersebut akan stabil. Hal itu disebabkan, pada bulan Maret ini kita akan memasuki masa panen beras. Sedangkan untuk gula, proses impor raw sugar akan masuk dan menambah stok dan gula yang telah digiling akan masuk ke pasar. Dengan begitu, harga gula akan kembali stabil menjadi Rp12.500/kg sesuai harga eceran tertinggi (HET),” ungkapnya.

Hal serupa juga terjadi pada cabai merah, setelah mengalami kenaikan harga akibat cuaca yang merusak panen disejumlah sentra, harga cabai merah dipasaran diklaim mulai turun lantaran akan memasuki masa panen.”Saya pastikan juga, bila nanti ada kenaikan harga, itu sifatnya sporadis. Kami pastikan stok selalu tersedia dan kita akan melihat penurunan harga yang baik hingga Lebaran nanti,” tukasnya. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin