Berita Bekasi Nomor Satu

Perakit ‘Takjil’ Bekasi Diringkus

DIJAGA KETAT : Petugas Kepolisian berjaga di lokasi penggeledahan kontrakan terduga teroris di Desa Sukasari Kecamatan Serangbaru Kabupaten Bekasi, Senin (29/3). Wilayah padat penduduk menjadi pilihan teroris untuk bersembunyi. ARIESANT/RADAR BEKASI
DIJAGA KETAT : Petugas kepolisian berjaga di lokasi penggeledahan kontrakan terduga teroris di Desa Sukasari Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi, Senin (29/3).ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri berhasil mengamakankan tiga orang terduga teroris di dua tempat berbeda di Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi. Penangkapan dilakukan i Perumahaan Kota Serang Baru (KSB) tempat tinggal terduga pertama. Kemudian, dua terduga teroris lainnya, ditangkap di sebuah ruko yang beroperasi sebagai bengkel di Jalan Cikarang-Cibarusah, Kampung Kandang, RT 007/04, Desa Sukasari, Senin (29/3).

Aksi penggerebekan sempat menghebohkan warga. Seorang tetangga terduga yang berjualan alat kendaraan Aris mengatakan, penangkapan dilakukan sekitar pukul 08.00 WIB. “Puluhan orang (Petugas) yang dateng kesini, langsung mendobrak pintu bengkel (TKP). Disini ada dua orang yang dibawa, Dimas sama Amir (anak buah Agus). Kalau si Agus infonya ditangkep pas subuh, di rumahnya di Perumahaan KSB,” ujarnya kepada Radar Bekasi saat ditemui di lokasi kejadian.

Dirinya menceritakan, pelaku terduga teroris berinisial A itu bekerja sebagai montir utama di bengkel. Kemudian, dua orang lainnya, D dan AM sebagai anak buahnya Agus. Kata dia, Agus sudah empat tahun menyewa ruko ini untuk bengkel. Selama ini tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan dari pelaku terduga teroris tersebut.

“Kalau Amir itu belum lama bekerja disini, baru empat bulan, dan yang Dimas baru beberapa hari, infonya masih saudara Agus. Kalau ngobrol enggak pernah, paling sekedar saja, karena memang si Agus ini orangnya pendiam, enggak banyak omong,” ucapnya.

Di tempat yang sama, pemilik ruko, Bonih mengaku tidak pernah menduga jika orang yang menyewa rukonya terlibat jaringan teroris. ”Kalau kesehariannya biasa saja, kesini terus setiap hari. Enggak ada yang mencurigakan, seperti bengkel pada umumnya. Kalau buka pukul 08.00 pagi, tutupnya tergantung, misalkan lagi ramai bisa sampai malem,” ungkapnya.

Sementara itu, pantauan di lokasi pada pukul 12.30 WIB, petugas Densus 88 keluar dari kontrakan yang berada di Jalan Cikarang-Cibarusah, RT 07 RW 04 Desa Sukasari, Kecamatan Serang Baru, dengan membawa tiga koper berwarna hitam serta dua kantong kertas. Sejumlah barang bukti itu dibawa petugas kepolisian berpakaian labfor (laboratorium forensik) Bareskrim Polri menuju kendaraan mobil berwarna hitam.

Pihak kepolisian juga terpaksa meledakkan bahan peledak yang di dapatkan di bengkel tersebut. Peledakan yang dilakukan sekitar pukul 13.30 WIB itu membuat situasi dilokasi panik. Para pengendara yang melintas sempat memutar balik, ketika mendengar suara ledakan cukup keras dari dalam bengkel tersebut.

Ya, selain penangkapan terduga teroris di Kabupaten Bekasi, Polda Metro Jaya dan Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris di Condet Jakarta Timur. Petugas menyita bahan baku bom pipa yang kalau sudah dirakit akan menjadi 70 bom pipa.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, penangkapan 4 terduga teroris bermula dari peristiwa bom Makassar, Sulawesi Selatan. Dari hal tersebut pihaknya mendapat perintah dari Kapolri untuk segera meningkatkan kewaspadaan hingga akhirnya sekitar pukul 09.38 WIB Satgas Wil Densus 88 melakukan penangkapan di Bekasi dan Condet.

“Kami menyita BB dari ZA satu parang, HP, satu dompet, ATM, e-Money, KTP, kartu asuransi, dua surat tilang, uang tunai Rp3 juta lebih. Dari saudara AJ yakni HP dan HH ditemukan HP dan identitas diri. Dari penggeledahan itu juga ditemukan 5 bom aktif yang dirakit dalam bentuk kaleng dan sumbu. Ini adalah sebuah senyawa kimia yang mudah meledak dan tergolong high explosive yang sensitif. Senyawa oksida yang mudah terbakar dengan gesekan panas dan pemicu lainnya,” jelas Fadil, Senin (29/3).

Fadil mengatakan, teduga teroris menyebut ‘Takjil’ untuk mengistilahkan bahan peledak. Hal tersebut saat membeberkan peran dari salah seorang terduga teroris berinisial BS. “Peran BS adalah mengetahui pembuatan handak (bahan peledak) dan cara membuat handak, menyampaikan ke saudara AJ, mereka mengistilahkannya dengan istilah takjil, setelah dicampurkan akan menghasilkan bom dengan ledakan besar,” kata Fadil dalam konferensi pers.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit menambahkan, penangkapan terduga teroris di Kabupaten Bekasi dan Condet terkait aksi bom bunuh diri di gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Keempat terduga teroris itu diduga berperan sebagai penyedia hingga ahli bom yang digunakan dalam aksi teror.

“Di saat yang bersamaan, tim satgas Densus di Jakarta telah amankan 4 orang dari hasil penangkapan dan penggeledahan di Bekasi dan Condet,” ujar Listyo dalam jumpa pers secara virtual dalam tayangan Kompas TV, Senin (29/3/2021).

Kapolri menuturkan keempat terduga teroris itu yakni ZA, AH, AD, dan BS. Mereka memiliki peran sebagai pembeli bahan peledak, pembuat, hingga pengajar membuat bom. “Saat ini mereka sudah kami amankan, perannya beli bahan, ajarkan, ada juga yang membuat bahan peledak,” ujar Kapolri.

Sebelum Terduga Teroris di Bekasi Ditangkap Dari dua lokasi di Condet maupun Bekasi, Kapolri menuturkan polisi menemukan sejumlah bahan peledak seperti 5 bom aktif, 5 toples besar yang di dalamnya berisi aseton, H202, sulfur, black powder, termometer. “Bahan-bahan ini yang akan diolah untuk jadi bahan peledak. Jumlahnya kurang lebih 4 kilogram,” ucap dia.

Sebelumnya, Polri mulai mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3). Pelaku bom bunuh diri itu dilakukan oleh dua orang, yakni seorang laki-laki dan perempuan.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono mengungkapkan, seorang laki-laki dan perempuan yang melakukan pengeboman diduga merupakan pasangan suami istri. Keduanya baru menikah selama enam bulan.“Betul pelaku pasangam suami istri baru menikah enam bulan,” ucap Argo dalam keterangannya.

Argo mengakui, foto yang beredar di media sosial terkait seorang laki-laki mengendarai sepeda motor matic berboncengan dengan seorang wanita. Motor dengan nomor polisi DD 5984 MD tersebut tampak hancur.

Jenderal polisi bintang dua ini mengungkapkan, identitas laki-laki tersebut berinisial L. Sementara itu, seorang wanita berinisial YSF, pekerjaaan swasta.“Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya,” pungkas Argo. (pra/jpc)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin