Berita Bekasi Nomor Satu

Tanah di Kampung Cicadas Ambles

AMBRUK : Warga melihat kondisi rumah yang hancur akibat tanahnya yang amblas di Kampung Cicadas Desa Sukaresmi Cikarang Selatan, Minggu (18/4). Sebanyak 17 bangunan yang terdiri dari rumah dan kontrakan hancur akibat bergeraknya tanah.ARIESANT/RADAR BEKASI
AMBRUK : Warga melihat kondisi rumah yang hancur akibat tanahnya yang amblas di Kampung Cicadas Desa Sukaresmi Cikarang Selatan, Minggu (18/4). Sebanyak 17 bangunan yang terdiri dari rumah dan kontrakan hancur akibat bergeraknya tanah.ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Kampung Cicadas RT 06 RW 03, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan, dihantui longsor sususlan, paska amblasnya tanah di wilayah tersebut yang mengakibatkan belasan rumah rusak berat. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi sepekan terakhir.

Kondisi pemukiman yang berada diatas Kawasan Industri EJIP diduga menjadi penyebab tanah tersebut amblas. Kejadian ini sudah mulai terlihat dari awal memasuki bulan Ramadan, Minggu (11/4) lalu, karena tanah sudah retak-ratak. Sampai akhirnya pada Sabtu (17/4) dini hari, tanah amblas.

“Itu awalnya pas masuk bulan puasa, karena hujan deras, tanah mulai retak-retak. Cuma ya pas hari Sabtu dini hari hujan deras lagi, langsung saja parah seperti sekarang,” ujar warga Kampung Cicadas, Desa Sukaresmi, Mista, kepada Radar Bekasi, Minggu (18/4).

Mista menyampaikan, pada awal tanah retak warga sempat melakukan perbaikan sendiri dengan membuat penahan tanah dari bambu dan semen. Hanya saja, kata dia, upaya itu tidak bisa bertahan lama, karena curah hujan yang terus tinggi. Saat ini, kedalaman tanah yang amblas itu sekitar dua hingga tiga meter.

Akibat kejadian tersebut, membuat 17 rumah serta kontrakan mengalami kerusakan. Bahkan, lima rumah diantaranya sudah rata dengan tanah (ambruk). Untuk sekarang, sebagian warga memilih untuk mengungsi ke rumah keluarga terdekat. Sementara, untuk bantuan warga yang terdampak sudah menerimanya. “Sudah tadi ada bantuan datang. Kalau yang terdampak ada 17 KK yang rumahnya rusak. Lima diantaranya rata sama tanah,” jelasnya.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pasalnya, warga sudah mengantisipasi sebelum longspur terjadi. Sehingga saat kejadian sudah banyak warga yang memilih untuk mengungsi ke rumah saudara. “Alhamdulilah enggak ada korban jiwa, karena sudah diprediksi bakal seperti ini,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, pemilik kontrakan yang terdampak, Aan menuturkan, kerugian yang dialaminya ditaksir hingga ratusan juta rupiah. Sebab, bangunan miliknya ini kondisinya rata dengan tanah. “Kalau kerugian ya ratusan juta, karena dari awal retak-retak mengeluarkan biaya untuk bikin penahan. Apalagi sekarang kondisinua seperti ini, ambruk,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Henri Lincoln menjelaskan, penyebab tanah amblas itu karena kondisi pemukiman berada diatas kawasan Industri EJIP. Alhasil, saat curah hujan tinggi tanah tergerus air, karena tidak ada salurannya.

“Jadi ini kontur tanah saja, karena enggak ada saluran air, sehingga tanah tergerus. Bukan karena pergerakan tanah. Tapi karena memang pemukiman itu berada diatas kawasan industri,” jelasnya.

Sejauh ini, kata Henri, pihaknya sudah memberikan bantuan berupa bambu dan karung, untuk menahan tanah agar tidak turun atau amblas ke kawasan. Selain itu, dirinya juga akan berkirim surat ke dinas teknis, termasuk pihak kecamatan juga akan memanggil pengelolah kawasan.

“Kita sudah memberikan bantuan bambu dan karung, untuk menahan tanah agar tidak turun, mengingat pagar dari kawasan sudah amblas juga. Nanti, pihak kecamatan akan memanggil pengelolah kawasan,” ucapnya.

Dirinya memastikan, pihaknya tidak mendirikan posko pengungsian dilokasi kejadian, walaupun memang ada puluhan rumah warga yang rusak. Bahkan, roboh. “Enggak ada posko pengungsian, karena memang kebanyakan penghuni kontrakan, jadi pada mencari kontrakan yang baru,” ungkapnya.

Terpisah, Camat Cikarang Selatan, Agus Dahlan mengaku pihaknya kecamatan akan memanggil pengelolah kawasan EJIP, untuk menyelesaikan masalah tersbeut bersama instansi terkait.

“Ya, jadi mau berdiskusi dengan pengelolah kawasan industri, desa, maupun Pemkab, bagaimana menangani peristiwa yang terjadi di Kampung Cicadas,” ungkapnya.

Hanya saja, dirinya belum bisa memastikan akan mengajukan relokasi apa tidak terhadap pemukiman itu. Menurutnya, untuk sekarang belum sampai kesana, karena memang peristiwa ini baru terjadi sekarang. “Belum sampai kesana kalau mengenai relokasi mah. Peristiwa ini baru sekarang,” katanya.(pra/and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin