Berita Bekasi Nomor Satu

Cegah DBD, Terapkan Perilaku Hidup Bersih

TERBARING LEMAS: Pasien DBD terbaring lemas disalah satu ruangan RSUD Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi, beberapa waktu lalu. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, beberapa waktu lalu warga yang terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mencapai 730 orang.

Dari kasus tersebut, terbanyak berada di wilayah Kecamatan Bekasi Utara dengan total mencapai 180 orang.

Pasalnya, luas wilayah Bekasi Utara mencapai 1.965 hektar dengan jumlah penduduknya sudah 200 ribu jiwa lebih dalam enam kelurahan, lebih banyak dari kecamatan lainnya. Sehingga, kasus DBD-nya pun lebih banyak.

Camat Bekasi Utara, Zalaludin membenarkan, bahwa wilayahnya menjadi yang terbanyak dalam kasus DBD di Kota Bekasi. Data tersebut diperoleh dari Dinkes Kota Bekasi.

“Memang benar wilayah kami yang paling banyak kasus DBD-nya dalam kurun waktu lima bulan belakangan ini. Itu kami dapat laporannya dari Dinkes langsung,” kata Zalaludin kepada Radar Bekasi, Rabu (2/6).

Pihaknya telah melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah DBD. Selain itu, masyarakat juga harus paham dalam hal Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau bersih-bersih lingkungan untuk menghindari jangan sampai ada genangan air di lingkungan atau di rumah.

Bahkan, petugas Jumantik juga telah disiapkan di masing-masing RW agar dapat memonitor jentik-jentik nyamuk yang ada di lingkungan warga. Puskesmas pun telah menginstruksikan untuk melakukan penyemprotan (poging) di wilayah yang banyak nyamuk.

Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati menyampaikan, untuk anggaran pencegahan DBD ada. Tetapi anggaran terseut digunakan untuk pengadaan bubuk pembasmi jumantik DBD.

“Untuk melakukan foging seluruh wilayah, ada aturannya. Jika ada yang terkena DBD di wilayah tersebut baru bisa dilakukan foging,” terang Dezy.

Dezy menyarankan, untuk membasmi jentik-jentik nyamuk DBD bisa dilakukan masyarakat dengan cara menguras, mengubur dan membersihkan (3M). Itu adalah utama untuk menghilangkan jentik. Dan juga bisa menggunakan Abate.

“Saya harap masyarakat bisa merubah perilaku hidup bersih terhadap lingkungan. Karena siapa saja akan terkena DBD, jika pola hidup masyarakat,” tandasnya. (pay)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin