Berita Bekasi Nomor Satu

Didesak Pertahankan RTH

ILUSTRASI: Anak-anak terlihat bermain di ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan Alun-Alun Kota Bekasi, Bekasi Selatan, belum lama ini. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
ILUSTRASI: Anak-anak terlihat bermain di ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan Alun-Alun Kota Bekasi, Bekasi Selatan, belum lama ini. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi berencana melakukan revitalisasi Alun-Alun yang terletak di Jalan Veteran, Margajaya, Bekasi Selatan. Pengerjaan tersebut ditaksir menyedot anggaran APBD hingga Rp14 miliar lebih.

Revitalisasi tersebut diajukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi yang proyeknya dijadwalkan bakal digarap tahun 2021 ini.

Kepala DLH Kota Bekasi, Yayan Yuliana, membenarkan pihaknya yang mengajukan revitalisasi Alun-Alun Kota Bekasi sejak tahun 2019 dan terealisasi tahun 2021.

“Ya benar kalau untuk pengajuan pembangunan alun-alun Kota Bekasi kita dan tahun ini telah terealisasi,” kata Yayan saat dihubungi, Radar Bekasi, Minggu (6/6).

Lanjut Yayan, revitalisasi Alun-Alun nantinya akan berlangsung dari depan Polres Metro Bekasi Kota hingga belakang kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi. Untuk kepastian pembangunanya kata dia ada di Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan).

Ia mengklaim pembangunan alun-alun Kota Bekasi bukan berbentuk gedung akan tetapi hanya penataan atau revitalisasi. “Jangan salah ya, bukan gedung yang akan dibangun di alun-alun. Tetapi revitalisasi alun-alun,” ucap Yayan yang menyarankan untuk mengkonfirmasi pihak Disperkimtan terkait detail proyek revitalisasi tersebut.

Dikatakan mantan Kepala Dinas Perhubungan ini, pihaknya hanya mengajukan saja, setelah pembangunan selesai baru akan di serahkan ke DLH. “Setelah dibangun baru di serahkan ke kita. Kita yang memakai, kita yang memanfaatkan. Karena kita sebagai pengguna barang,” jelasnya.

Dijelaskannya revitalisasi alun-alun dilakukan agar lebih tertata, yang saat ini diakuinya terlihat semrawtur. “Yang pasti revitalisasi dilakukan karena alun-alun sangat semrawut. Sehingga dengan adanya revitalisasi membuat kesemrawutan di alun-alun dapat teratasi,” ungkapnya.

Lebih jauh, ketika ditanya perihal revitalisasi yang berpotensi mengikis Ruang Terbuka Hijau (RTH), Yayan enggan memberikan penjelasan.

Terpisah, Komisi II DPRD Kota Bekasi, Arif Rahman Hakim menyatakan, pembangunan alun-alun sejatinya tidak mengubah yang sudah baik termasuk area Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Pasalnya kata dia target 30 persen RTH sesuai Peraturan Menteri (Permen) PU nomor 05/PRT/M/2008 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan belum dicapai pemerintah Kota Bekasi.

“Itu target kita 30 persen. Kita baru dapat 15 persen kurang lebih. Artinya Pemerintah ini belum melaksanakan sesuai Permen PU No 5 Tahun 2008,” katanya.

Menurutnya jika dilakukan pembangunan dan penataan, RTH yang ada berpotensi tergusur. Sejauh ini kata dia, Alun-alun Kota Bekasi sudah benar dan sudah bagus, tinggal bagaimana mengupayakan fasilitas parkir yang tidak mengganggu lalulintas bukan menambah bangunan di lokasi tersebut.

“Kalau pemerintah ingin menjadikan sentral masyarakat, bebasin lahan lain yang ada di sekitaran sana buat ngebangun dan lahan yang sudah ada ini harus dipertahankan,” ucapnya.

Menurutnya Kota Bekasi mampu membangun proyek Multiyears, kenapa tidak bisa membebaskan lahan yang ada di sana.”Jangan yang ada di bangun, di bangun. Nanti generasi kita anak cucu kita kedepan melihat Kota Bekasi semakin sempit,” ujarnya.

“Kita lagi kejar 30 Persen RTH ini malah di kurangi. Artinya amanat intruksi Permen PU ini belum bisa kita intruksikan. Malah mengurangi RTH yang ada,” tambahnya.

Menurutnya, anggaran Rp 14 miliar lebih bukan anggaran yang sedikit. Melainkan anggaran yang cukup besar yang disebutnya mampu untuk upaya pembebasan lahan. ”Kenapa tidak dicoba untuk mencari tempat dan mengalokasikan anggaran ini yang pas,”paparnya yang juga mengusulkan anggaran tersebut sejatinya bisa diperuntukkan untuk penanganan banjir.

Ia juga menilai penataan kota perlu melihat prospek kedepan, dan menangani permasalahan yang belum teratasi. Sejauh ini kata di alun-alun sudah cukup indah tinggal bagai mana menatanya. ”Mungkin dengan membangun ornamen yang tidak memakan banyak tempat dan anggaran. Dan tidak serta merta membangun kontruksi. Kalau memang harus membangun kontruksi, jangan memakai lahan yang Kota Bekasi punya sebagai RTH. Kalau bisa bebaskan lahan sekitar yang ada,”tegasnya.

Sementara ketika dikonfirmasi terkait rencana detail revitalisasi, pihak Disperkimtan belum memberikan respon. (pay)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin