RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jajang (50) merupakan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS SMP Kota Bekasi. Meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan menjadi program yang fokus dijalankan pada tahun ini.
Peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran blended learning dengan berbagai macam platform penting akan dilakukan guna mendukung proses pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal ini sesuai dengan program Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi.
“Keterampilan blended learning dalam proses pembelajaran butuh dilakukan peningkatan. Tujuannya agar guru bisa memberikan materi pembelajaran secara bersamaan, baik yang di rumah maupun sekolah nanti,” kata Jajang kepada Radar Bekasi, Kamis (3/6).
Peningkatan kompetensi bagi tenaga pengajar sebelum masa pandemi Covid-19 telah dilakukan. Pada saat itu, MGMP IPS bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Jakarta (LPPM-UNJ) memberikan pelatihan teknik penyusunan pembelajaran maupun Teknologi Informasi (TI).
Lelaki yang juga mendapatkan amanah sebagai Ketua Forum MGMP SMP Kota Bekasi ini menyebut, berdasarkan Sistem Informasi Manajemen untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIM PKB), anggota MGMP IPS SMP Kota Bekasi berjumlah 500 orang.
Peningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan akan dilaksanakan di masing-masing subrayon agar lebih efektif. Kerja sama dengan sejumlah pihak juga akan dilakukan.
“Di sini kita juga akan menargetkan kerjasama dengan sejumlah stakeholder terkait,” katanya.
Selama ini, kata dia, beberapa guru sekolah swasta tidak diizinkan untuk mengikuti kegiatan MGMP karena waktu mengajar. Untuk menyiasati hal itu, pihaknya akan kerjasama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP.
“Tidak diizinkannya mengikuti kegiatan MGMP karena waktu pembelajaran. Kita akan buat mekanismenya secara bergantian, misalnya guru IPS tidak semua guru akan mengikuti pelatihan tetapi perwakilan saja biar bisa gentian,” pungkasnya.
Guru Adalah Cita-cita Sejak Kecil
Jajang sudah berkecimpung di dunia pendidikan selama 30 tahun dimulai sejak 1991. Menjadi guru adalah cita-citanya sejak kecil.
Ia mengungkapkan, bisa menjadi guru sampai saat ini memiliki cerita yang cukup panjang. “Ayah saya itu TNI, maka menjadi sebuah cita-cita bapak saya untuk menjadikan anaknya sebagai seorang TNI. Tapi karena fisik tidak mendukung, maka cita-cita saya sebagai seorang guru mendapat dukungan dari kedua orang tua,” ungkap peraih gelar Magister Manajemen UNJ ini.
Jajang mengawali kariernya dengan menjadi guru di SMPN 2 Wado Sumedang. Selama empat tahun di sekolah tersebut, dirinya mengajar mata pelajaran IPS, Geografi, dan Matematika.
Pengalaman mengajar di 6 sekolah yang berbeda serta keaktifannya pada organisasi membawanya mendapatkan amanah sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPN 48 Kota Bekasi dan pendamping angkatan pertama Pendidikan Guru Penggerak. Selama menjadi guru, dirinya menjalani dengan senang hati tanpa mengeluh.
“Saya menjalani ini dengan senang karena sudah menjadi niat awal dan cita-cita awal saya sebagai seorang guru,” ungkap lelaki yang aktif di beberapa organisasi pendidikan tersebut.
Ia mengaku sudah menularkan konsep Program Guru Penggerak kepada lima guru di Kabupaten Bekasi. Hal serupa akan dilakukan kepada seluruh guru yang tergabung MGMP.
Menurutnya ilmu yang bermanfaat harus cepat ditularkan kepada seluruh kerabat agar terbangunnya sebuah pendidikan yang maju dapat tercapai dengan cepat dan mudah.
“Saya ingin menularkan konsep ini kepada seluruh MGMP di Kota Bekasi, karena sebagian guru sekarang ini stak berada di titik zona nyamannya mereka. Sampai akhirnya lupa bahwa perkembangan zaman, khususnya pada pendidikan itu berubah secara cepat,” tukasnya. (dew)
BIODATA
Jajang
Lahir: Sumedang, 17 Desember 1971
Pendidikan:
• SDN Cipeundeuy (1984)
• SMPN Sukamenak (1987)
• SPGN Sumedang (1990)
• S1 IPS Ekonomi STKIP Purnama (2001)
• S2 Manajemen Pendidikan UNJ (2012)
