Berita Bekasi Nomor Satu

Syaikhu: Budaya Literasi Penting untuk Tangkal Hoax

 

Anggota DPR RI Ahmad Syaikhu (atas kanan) pembicara dalam webinar Bakti Nusantara tentang pentingnya budaya literasi.

RADARBEKASI.ID, BEKASI-Anggota DPR RI Ahmad Syaikhu menegaskan pentingnya budaya literasi bagi masyarakat. Sebab hal ini dapat menjadi bekal untuk menangkal disinformasi atau hoax.

Hal itu disampaikan Syaikhu dalam acara Webinar Bakti Nusantara, kerjasama Kemenkominfo dengan Komisi I DPR RI, Sabtu (31/7). Tema yang diangkat pada even ini adalah Budaya Literasi untuk Menangkal dan Terhindar dari Disinformasi. Selain Syaikhu, hadir pula sebagai pembicara Dr. Ismail Cawidi (Akademisi) dan Erwyn Kurniawan, S. IP (Presiden Relawan Literasi 2017-2020).

Menurut Syaikhu, budaya literasi menjadi kunci untuk menangkal dan terhindar dari disinformasi dan segala bentuk informasi yang tidak benar (hoax).

“Literasi bukan sekadar soal kemampuan membaca dan menulis. Literasi adalah seseorang menelaah dan menganalisis informasi yang diterimanya,” jelas Syaikhu.

Seseorang yang memiliki kemampuan literasi, lanjut Syaikhu, maka akan mampu memilah informasi yang datang kepada dirinya.

“Kemampuan ini membuat kita akan terhindar dari hoax,” tegas Syaikhu.

Syaikhu yang juga Presiden PKS itu menyoroti rangking Literasi Indonesia.
Lembaga internasional mengabarkan Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Di ASEAN, posisi literasi Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Masyarakat Indonesia dianggap tidak gemar membaca, menulis, berhitung ataupun berkreasi yang menjadi ciri kuatnya tingkat budaya literasi suatu bangsa.

“Fenomena ini tentu saja mengkhawatirkan dan tidak bisa dibiarkan. Karena, rendahnya budaya literasi memiliki dampak sosial, ekonomi dan pendidikan,” ungkap Syaikhu.

Hadirnya era digital saat ini, tambah Syaikhu, berpotensi menimbulkan disinformasi yang semakin lebar. Informasi yang datang bertubi-tubi tak kenal henti, bukan lagi dalam hitungan menit, tapi detik! Cepatnya informasi yang hadir dan rendahnya budaya literasi jadi perpaduan sempurna lahirnya disinformasi, dan berita tidak benar/hoax.

Syaikhu menyampaikan beberapa gagasan untuk mengatasi hal ini. Yakni dengan meningkatkan tradisi literasi di masyarakat atau sekolah, melakukan gerakan literasi berbasis sekolah hingga komunitas, dan mengoptimalkan pemerataan jaringan internet ke daerah pelosok. Memberikan perhatian lebih kepada daerah dengan indeks literasi yang paling rendah. Serta, membangun masyarakat yang sadar hukum dan menegakan hukum secara adil bagi semua.

Sedangkan masyarakat, dapat melakukan hal-hal berikut. Yaitu menyelenggarakan aktivitas literasi di tingkat keluarga, RT, RW dan komunitas. Kemudian membuat perpustakaan mini di rumah, rumah baca di lingkungan. Serta mendukung keberadaan komunitas literasi di lingkungan sekitar. Bila perlu membuat Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Rumah dan seterusnya. Serta mengajak masyarakat lain untuk lebih bijak dalam bermedia.

“Kita perlu bersinergi. Kita buat gerakan-gerakan literasi berbasis komunitas dan sebagainya,” pungkas Syaikhu.

Acara ini dihadiri sebanyak 170 peserta. Mereka berasal dari Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Kota Bekasi. (zar)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin