Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Tidak Semua Diizinkan Keluarga

KETAKUTAN : Seorang siswi ketakutan saat akan di vaksin Covid-19 di SMP Negeri 21 Kota Bekasi, Rabu (4/8). Sebanyak 108 ribu pelajar sekolah menengah pertama (SMP) sederajat menerima vaksin Covid-19 dosis pertama mulai 4 Agustus hingga 9 Agustus mendatang. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, MUSTIKAJAYA – Vaksinasi kepada penyandang disabilitas dan anak-anak usia 12 sampai 15 tahun di Kota Bekasi mulai dilakukan. Namun, tidak semua sasaran vaksin mengikuti, karena beberapa dari mereka tidak mendapat izin dari keluarga.

Vaksinasi untuk siswa kemarin dilakukan di SMPN 21, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Pemerintah Kota Bekasi menyasar 108 ribu anak usia 12 sampai 15 tahun, kemarin dilaksanakan untuk wilayah Bekasi Utara, Medan Satria, Bekasi Barat dan Bekasi Timur.

Berdasarkan surat edaran yang telah dikeluarkan, maka total sasaran yang mengikuti vaksinasi kemarin di empat kecamatan tersebut sebanyak 44.518 anak. Diantaranya untuk Kecamatan Bekasi Utara sebanyak 16.109 sasaran, Medansatria 6.484 sasaran, Bekasi Barat 8.335 sasaran, dan Bekasi Timur 13.590 sasaran.

Untuk wilayah kecamatan lain vaksinasi dilakukan hari Jumat (6/8) besok. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, Inayatullah menyampaikan pelaksanaan vaksinasi kali ini berjalan lancar, pelaksanaan kemarin akan dijadikan standar vaksinasi anak selanjutnya.

Ia mengakui tidak semua orang tua siswa memberikan izin atau persetujuan untuk anaknya menerima vaksin, namun ia tidak menjelaskan berapa jumlahnya.”Ada yang tidak menyetujui, banyak juga. Mungkin karena apa, makanya saya mohon teman-teman berikan kesadaran bahwa vaksinasi meningkatkan imunitas kita, biar kita sehat,” paparnya.

Pria yang akrab disapa Inay ini belum memastikan pendidikan tatap muka dilaksanakan usai peserta divaksin, lantaran ini merupakan kewenangan dari pemerintah pusat untuk membuat kebijakan. Sejauh ini tenaga pendidik disebut sudah 80 persen divaksin, kecuali tenaga pengajar yang memiliki penyakit bawaan.”Dikatakan untuk persyaratan bisa masuk sekolah tidak, tapi diupayakan kalau bisa yang sudah divaksin melaksanakan tata muka,” tambahnya.

Seluruh peserta vaksinasi telah dipastikan mendapat persetujuan orang tua, persetujuan diminta sebelum vaksinasi dilakukan beberapa waktu lalu. Salah satu orang tua, Rosalina rela menemani anaknya untuk mendapat vaksin, vaksinasi pertama bagi anaknya ini disebut yang telah lama ditunggu-tunggu.”Ini vaksin pertamanya yang sudah ditunggu-tunggu, anaknya antusias sekali,” katanya.

Sebelum tiba di lokasi vaksin, persiapan sudah dilakukan, mulai dari istirahat cukup, mengkonsumsi vitamin, hingga makan bergizi. Besar harapannya pembelajaran tatap muka bisa segera dilaksanakan seperti sedia kala.

Sementara itu, vaksinasi untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dilaksanakan di yayasan rehabilitasi Jambrud Biru. Satu persatu pasien mengikuti tahapan vaksinasi, mulai dari skrining kondisi kesehatan hingga menerima suntikan vaksin pertama. Tidak ada kesulitan, mereka nampak mengikuti perintah pengurus yayasan dan Tenaga Kesehatan (Nakes), duduk dengan tenang, meskipun sesekali memejamkan mata saat jarum suntik membawa vaksin masuk ke dalam tubuh.

Mimik wajah tampak takut, namun vaksin dipersilakan masuk ke dalam tubuh dengan tenang, beberapa pasien didampingi oleh pengurus yayasan saat berada di hadapan vaksinator, matanya terpejam saat menerima vaksin. Tidak ada kendala berarti saat skrining kondisi kesehatan, 50 pasien ODGJ berhasil divaksin.

Diakui tidak semua pasien dari total 168 pasien divaksin, hal ini dilatarbelakangi alasan keluarga tidak memberikan izin. Lainnya, pihak yayasan tidak bisa terhubung dengan keluarga pasien saat dihubungi untuk meminta persetujuan.

“Jadi saya tidak mau ambil resiko, takutnya pasien ini ada komorbid, ada penyakit bawaan. Jadi kita tidak vaksin untuk yang tidak dapat izin dari keluarga, dan tidak aktif dihubungi nomornya,” terang pendiri Yayasan Jambrud Biru, Arymurty, Rabu (4/8).

Ia bersyukur vaksinasi yang dilakukan di yayasannya berlangsung lancar. Selain pasien, ada juga warga yang datang untuk ikut divaksin. Vaksinasi dinilai memberikan ketenangan kepada pengurus yayasan guna menambah imun pasien selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Aktivitas selama pandemi di yayasan sedikit berbeda, pasien tidak lagi diizinkan untuk keluar area yayasan, kegiatan seperti olahraga yang sebelumnya dilakukan secara berkala di lingkungan masyarakat tidak dilakukan selama pandemi. Begitu juga dengan kunjungan keluarga, pihaknya menyediakan secara daring, pasien baru yang datang selama pandemi dipastikan telah mengantongi surat bebas Covid-19.

“Untuk menerima pasien baru pun kami meminta hasil PCR dari si penderitanya sebelum masuk,” ungkap Kepala Yayasan jambrud Biru, Haryono.

Vaksinasi yang dilaksanakan kepada pasien ODGJ kemarin adalah bagian dari program vaksinasi merdeka Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Program ini merupakan salah satu cara untuk melakukan percepatan vaksinasi yang tengah dilaksanakan oleh pemerintah.

Lokasi dan sasaran vaksin pasien ODGJ menjadi pilihan setelah mengetahui mereka belum mendapatkan vaksin pada saat pembagian bantuan oleh kepolisian kepada Yayasan jambrud Biru.”Dan karena ini belum divaksin rata-rata pengurusnya, maka kita memilih untuk melaksanakan vaksinasi di Yayasan Zambrud ini,” terang Kapolsek Bantargebang, AKP Samsono.

Total terdata warga sekitar yang datang untuk mengikuti vaksin sebanyak 30 orang, 80 beserta dengan pasien ODGJ, ditambah pengurus yayasan 20 orang.(Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin