Berita Bekasi Nomor Satu

Pengunjung Kesulitan Gunakan Aplikasi

ILUSTRASI : Pengunjung beraktifitas di salah satu pusat pembelanjaan di tengah PPKM level 4 di Kawasan Bekasi Selatan Kota Bekasi. Beroperasinya mal di Kota Bekasi, belum menunjukan dampak yang signifikan.  RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI. 
ILUSTRASI : Pengunjung beraktifitas di salah satu pusat pembelanjaan di tengah PPKM level 4 di Kawasan Bekasi Selatan Kota Bekasi. Beroperasinya mal di Kota Bekasi, belum menunjukan dampak yang signifikan.  RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah kendala dihadapi pengunjung saat akan memasuki pusat perbelanjaan pada uji coba pengoperasian mal sejak 17 Agustus lalu, salah satunya tidak bisa menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bekasi menyebut grafik masyarakat yang masuk ke dalam mal dan kegiatan perekonomian hampir tidak ada perbedaan dengan masa penutupan sebagian besar tenant di mal. Sebelum 17 Agustus, hanya toko farmasi, supermarket, dan restoran yang diizinkan tetap buka.

“Hampir sama saja dengan pada saat (mal) tutup, kemudian ini yang membedakan (hanya) bisa makan ditempat, pergerakan sih ada cuma tidak signifikan,” terang ketua APPBI Bekasi, Djaelani, Minggu (22/8).

Jumlah pengunjung dalam satu pusat perbelanjaan hanya berkisar 10 persen, paling tinggi 15 persen, jika satu tempat mampu menampung kapasitas 60 ribu pengunjung, maka ada 6 ribu pengunjung yang masuk ke dalam mal. Dibandingkan dengan beberapa pekan yang lalu, peningkatan jumlah pengunjung tidak sampai dua persen.

Semua tenant yang sudah diizinkan beroperasi dipastikan sudah kembali beroperasi, kecuali area permainan anak, bioskop, dan tempat hiburan. Faktornya diduga lantaran masyarakat masih dihantui rasa takut untuk datang ke mal, juga pembatasan pengunjung yang secara tidak langsung terjadi karena harus sudah menerima vaksin dibuktikan dengan aplikasi PeduliLindungi.

Berbagai kendala dijumpai pada syarat penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini, ketidaktahuan masyarakat mengenai aplikasi, sampai dengan keterbatasan kuota internet pengunjung. Situasi ini dihadapi pada hari pertama dan kedua uji coba pembukaan mal, selain ada gangguan pada aplikasi.

“Maka kalau diminta bukti, ya dia nggak bisa ke mal, otomatis pengunjung dibatasi secara tidak langsung, nggak selebihnya yang kita harapkan,” tambahnya.

Hari ketiga dan selanjutnya, nyaris yang datang adalah pengunjung yang sudah benar-benar mengetahui penggunaan aplikasi, serta mereka yang sudah pernah datang ke mal di hari-hari sebelumnya. Peningkatan aktivitas ekonomi diperkirakan belum mampu menginjak lima persen dari situasi sebelumnya.

Peningkatan jumlah pengunjung sangat bergantung pada capaian vaksinasi, sosialisasi terhadap aplikasi PeduliLindungi, hingga batasan usia untuk dapat masuk ke dalam mal. Batasan usia membuat keluarga yang datang ke mal mengurungkan niatnya lantaran anggota keluarga mereka belum memenuhi usia yang dipersyaratkan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi mencatat salah satu kendala pada masa uji coba pembukaan mal, yakni penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Gangguan pada aplikasi diduga bisa saja muncul lantaran aplikasi digunakan oleh banyak pengguna dalam waktu bersamaan.

Sementara secara teknis pelaksanaan uji coba pembukaan mal, serta penerapan protokol kesehatan di dalam mal dilaporkan sudah berlangsung dengan baik.”Tapi secara umum sudah berjalan dengan baik, (gangguan aplikasi) itu hanya temporer saja, tidak terlalu mengganggu. Tapi itu jadi bahan laporan supaya disampaikan ke kementerian, karena ini kan program pusat,” terang Kadisperindag Kota Bekasi, Teddy Hafni.

Gerai mini vaksinasi serta gerai rapid test antigen masih berjalan di masing-masing mal. Sejauh ini, 90 persen karyawan pusat perbelanjaan sudah divaksin, penyediaan gerai mini vaksinasi ditujukan untuk memperluas capaian vaksinasi, serta memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berkeinginan masuk ke dalam mal.

Tiap mal maksimal menyediakan 100 dosis vaksin setiap hari, ketersediaan vaksin di masing-masing mal bergantung pada jumlah mal di tiap wilayah Kelurahan. Vaksin didistribusikan dari Puskesmas di wilayah setempat, masing-masing Puskesmas mendapat jatah vaksin 200 dosis dalam satu hari.

“Kan dosisnya ditambah jadi 200 untuk satu puskesmas, (pembagian vaksin) tergantung puskesmas juga, di wilayah yang banyak mal nya terpaksa harus dibagi-bagi,” tukasnya.

Kedepan, hasil evaluasi penerapan protokol kesehatan serta capaian vaksinasi akan menjadi pertimbangan guna membuka area publik lainnya.

Akhir pekan kemarin, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyampaikan gerai vaksinasi di mal disambut oleh masyarakat di luar dugaan. Gerai vaksin tidak hanya didatangi oleh masyarakat yang berkeinginan untuk mengunjungi mal, namun juga masyarakat yang benar-benar membutuhkan vaksin.

Pekan kemarin, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah menerima distribusi vaksin 181.350 dosis vaksin. Ketersediaan vaksin yang saat ini dimiliki oleh Rahmat disebut segera didistribusikan kepada masyarakat.

“Kebetulan semalam kita baru habis menerima, nah makanya kita mau memperkuat lagi di kecamatan-kecamatan untuk memberikan vaksin, karena animo vaksinnya sangat luar biasa,” ungkapnya.

Sampai dengan pekan kemarin, capaian vaksin kepada masyarakat sebesar 22 persen. Pekan ini ditarget capaian vaksinasi sudah menginjak 25 persen dari total populasi masyarakat Kota Bekasi.

Selama pelaksanaan PPKM darurat hingga level empat pada bulan Juli kemarin, Kota Bekasi mengalami inflasi 0,19 persen. Grafik ini tercatat sebagai yang tertinggi di Jawa Barat bersama dengan Kota Bandung.

Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,79 persen, terkecil adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar 0,01 persen. Sejak awal tahun 2021, perekonomian masih bergerak naik turun, deflasi tercatat pada bulan Maret sebesar 0,10 persen, dan bulan Juni sebesar 0,33 persen. (mif/Sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin