Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Kopilot Rimbun Air Warga Jatimakmur

PROSESI PEMAKAMAN : Keluarga serta kerabat dekat mengantarkan jenazah Muhammad Fajar Dwi Saputra (26) Copilot Rimbun Air jenis Twin Otter 300 di TPU Kawasan Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi, Kamis (16/9). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, PONDOK GEDE – Satu dari tiga kru korban kecelakaan pesawat kargo pengangkut material bangunan dan sembako jenis Twin Otter 300 milik maskapai Rimbun Air merupakan warga Kota Bekasi. Kepergian Kopilot pesawat bernama Muhammad Fajar Dwi Saputra tersebut, meninggalkan istri dan anak berusia 10 bulan. Jenazah tiba di rumah duka Gang Mushola, RT 03/16, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, langsung dimakamkan tidak jauh dari kediamannya, Kamis (16/9) malam.

Belakangan pesawat dengan nomor lambung PK OTW lepas landas dari Bandara Nabire pukul 06.40 WIT, kontak terakhir pesawat dengan AirNav Sugapa berlangsung pukul 07.30 WIT. Pesawat dikabarkan jatuh di Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, tiga kru di dalam pesawat ditemukan meninggal dunia.

Siang kemarin, sanak saudara nampak sudah berada di rumah kediaman Kopilot Fajar menunggu jenazah datang untuk segera dimakamkan. Di sekitar area rumah anak bontot dari dua bersaudara ini juga nampak berjajar karangan bunga ucapan duka cita.

Jenazah diperkirakan tiba di Bandara Soetta, Tangerang pukul 16.30 WIB, pukul 18.00 WIB setelah selesai prosesi serah terima jenazah segera dibawa menuju rumah duka. Orang tua beserta beberapa kerabat tengah bersiap menuju bandara siang itu.

“(Setelah prosesi serah terima) jenazah dibawa ke rumah duka, kesini. Nanti di salatkan di masjid, baru kita makamkan malam ini juga,” kata ibunda almarhum, Sri Purwati (54).

Keluarga besar menerima dengan lapang dada kepergian Fajar, kabar pertama kali diperoleh keluarga dari lembaga krisis center maskapai, Rabu (15/9). Informasi dipastikan oleh keluarga melalui kolega, manajemen maskapai juga telah mendatangi keluarga untuk menyampaikan kabar terbaru.

Melalui koleganya yang berada di Papua, keluarga telah berusaha untuk tidak berlama-lama, keluarga menginginkan jenazah segera tiba di Jakarta kemudian dimakamkan.

Selama menjalankan tugas dinas, Fajar kerap menyempatkan waktu untuk menghubungi keluarga, termasuk sang istri, salah satunya untuk mengetahui kondisi perkembangan anaknya yang masih berusia 10 bulan. Sebelum kejadian, Fajar menghubungi istrinya melalui panggilan video pukul 03:00 WIB, hal ini rutin dilakukan setiap ia hendak terbang, maupun sesaat setelah mendarat.

“Dia memang tidak pernah menceritakan masalah pekerjaan, jadi dia hanya kangen anaknya saja, biasanya dia minta update anaknya sedang apa,” tambahnya.

Fajar memulai karir di dunia penerbangan setelah lulus sekolah penerbangan tahun 2015 silam, memulai karir di maskapai penebangan Aviastar tahun 2017. Awal tahun 2020, ia melanjutkan karirnya di Maskapai Rimbun Air hingga saat ini.

Sejak kecil, Fajar bercita-cita menjadi prajurit, sempat masuk Akademi Kepolisian (Akpol), fajar gugur. Sri tidak mengizinkan anaknya untuk mencoba kedua kalinya, hingga menjatuhkan pilihan masuk sekolah penerbangan.

Jeda dua tahun sejak lulus sekolah hingga memulai karir di dunia penerbangan, sosok yang disebut manja oleh Sri ini menjalankan usaha milik keluarganya. Pribadinya dinilai sebagai sosok yang bertanggung jawab, berlaku baik kepada keluarga serta masyarakat sekitar tempat tinggal, hingga bergaul dengan siapa saja.

“Dulu waktu dua belum menjadi pilot, memang dia menjalankan usaha itu, tapi semenjak menjadi pilot kan kemudian ya dibawa keluarga besar saja, jadi dia hanya mengawasi saja,” tukasnya.

Jenazah tiba di rumah duka sekira pukul 19.50 WIB, disambut oleh sanak saudara dan kerabat yang telah menunggu sejak siang hari. Nampak perwakilan Rimbun Air turut menyambut kedatangan jenazah di rumah duka.Beberapa saat setelah tiba, jenazah dilepas dari rumah duka untuk disalatkan di Masjid Nurul Iman tidak jauh dari rumah untuk dishalatkan dan dimakamkan.

Sementara itu, Instruktur maskapai Rimbun Air, Drajat Nam Setiadi mengatakan bahwa pesawat yang bersangkutan terbang untuk mengantar logistik berupa bahan makanan dan bangunan dari Nabire menuju Sugapa. Sejauh ini maskapai masih menunggu hasil identifikasi penyebab terjadinya kecelakaan.

“Belum, masih menunggu,” katanya.

Peristiwa tersebut diyakini tidak disebabkan oleh kondisi pesawat, pesawat disebut dalam kondisi normal.

Sekedar diketahui, Pesawat Rimbun Air PK OTW ditemukan jatuh di area pegunungan di tengah hutan dengan kondisi cukup parah. Titik penemuan terletak sekitar 3,5 kilometer dari Bandara Bilorai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9).

Wadanyonif Mekanis 521/DY, Mayor Inf Edi Dipramono mengatakan, pesawat diduga jatuh akibat persoalan cuaca. “Dugaan kami cuaca buruk, karena saat kejadian kabut tebal sekali,” kata dia saat dikonfirmasi. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin