Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

1.510 Petugas Siaga Nataru

Illustrasi : Petugas memeriksa kendaraan dari arah Jakarta menuju Bekasi saat PPKM Darurat di Jalan KH Noer Ali Sumber Arta Bekasi Barat Kota Bekasi, Senin (5/7). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN –  Memperketat aktivitas warga saat libur Natal dan Tahun baru (Nataru), Polres Metro Bekasi Kota menyiagakan 1.510 petugas. Selain itu juga, menyiapkan Pos Pengamanan (Pospam) dan Pos Pelayanan (Posyan) untuk memastikan keamanan hingga Protokol Kesehatan (Prokes).Sementara itu, Pemerintah Daerah (Pemda) diminta kembali menggencarkan testing dan tracing pada masyarakat dengan riwayat kontak erat kasus. Hal ini setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kasus pertama varian baru B.1.1.529 atau Omicron telah terdeteksi di Indonesia.

 

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah menyiapkan strategi pengamanan masa Nataru. Pertama, Posyan didirikan untuk menggantikan check point yang ditiadakan akhir tahun nanti, berfungsi untuk melayani warga yang belum divaksin, belum memiliki hasil tes bebas Covid-19, hingga memeriksa kelengkapan pelaku perjalanan.

 

Sementara Pospam didirikan untuk memastikan pelaksanaan Prokes yang telah diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) maupun Peraturan Daerah (Perda). Pos disebar di titik keramaian.

 

Pada periode Nataru nanti, Polres Metro Bekasi Kota mencatat pengamanan dilakukan di 20 gereja, 76 titik yang diperkirakan menjadi pusat keramaian. Sedangkan lokasi yang diprediksi akan menjadi lokasi perayaan tahun baru sebanyak 14 titik.

 

Selama periode Nataru, total 10 pos yang terdiri dari Posyan dan Pospam akan didirikan. Total ada 1.510 petugas yang akan berjaga, diantaranya terdiri dari kepolisian, unsur samping.”Posyan ada dua, di Stasiun KA bulan-bulan dan Posyan Mega Mall bekasi Barat, untuk Pospam ada 8 Pospam,” kata Kasie Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing.

 

Di Pos Pelayanan, petugas akan memeriksa pelaku perjalanan, memastikan masyarakat sudah memiliki hasil tes bebas Covid-19, serta Prokes dijalankan dengan baik. Jika ditemukan masyarakat belum memiliki hasil tes bebas Covid-19, maka dilakukan tes di lokasi.”Kita lihat nanti pokoknya pada saat pemeriksaan Prokesnya sudah siap, kemudian kita cek PCR tes nya, kalau sudah lanjut,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah menghimbau kepada warganya untuk menahan diri pada periode Nataru untuk tetap menjaga penyebaran Covid-19 di Kota Bekasi tidak memburuk. Namun, jika di perjalanan warga tetap berkeinginan bergerak ke luar Kota Bekasi, warga diminta untuk memiliki kesadaran penuh memastikan kondisi kesehatannya dalam keadaan baik, tidak terpapar virus.

 

“Tapi kalau dia pergi umpamanya nekat nih, kita sudah himbau nekat, kan tidak ada larangan hukum yang mengikat. Tapi dia harus sadar juga, (saat akan) pergi antigen, swab, datang (kembali) buru-buru (tes) jangan diam saja,” kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

 

Memastikan seluruh pelaku perjalanan sudah mendapat suntikan vaksin dosis satu dan dua dinilai sangat penting dalam situasi ini. Beberapa cara bisa dilakukan oleh pemerintah guna memastikan pelaku perjalanan sudah divaksin, salah satunya menggunakan teknik scan barcode.

 

Pemerintah dinilai harus tegas pada momen ini. Selain telah menerima vaksin, juga perlu dipastikan masyarakat yang melakukan pergerakan tidak dalam status kontak erat, serta tidak menunjukkan gejala.

 

“Dalam situasi ini sebetulnya memastikan orang yang bergerak ini sudah divaksin, vaksin lengkap, itu yang harus dipastikan,” ungkap Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman.

 

Munculnya kasus Omicron di Indonesia kata Dicky, masyarakat tidak perlu terkejut, apalagi panik, hanya perlu keseriusan merespon kemunculan varian virus baru ini. Menurutnya perlu keseriusan lantaran ancaman varian ini bisa melebihi varian delta.

 

Data terakhir menunjukkan, potensi penularan varian ini jauh lebih cepat. Ia mengingatkan pemerintah tidak boleh menunggu lama untuk melakukan langkah karantina, pelacakan kontak erat kasus, hingga melakukan tracing.

 

“Sehingga potensi dia juga memiliki kemampuan menginfeksi itu lebih cepat. Dan oleh karena itu, sudah tepat dilakukan saat ini misalkan kemarin dilakukan whole genome sequencing,” tambahnya.

 

Kekhawatirannya, pekerja yang terkonfirmasi positif Omicron ini tidak tinggal di RS Wisma Atlet, sehingga ada riwayat kontak selama ia pergi dan pulang kerja. Kabar baiknya kata Dicky, mayoritas masyarakat Indonesia sudah memiliki imunitas yang baik, divaksin atau pernah terkonfirmasi.

 

Kekebalan tubuh yang dimiliki mayoritas masyarakat Indonesia ini memberi lebih banyak waktu untuk Indonesia mempersiapkan diri mulai dari Faskes hingga menyegerakan booster.

 

” Kemudian tindak lanjutnya tidak serta merta misalnya harus PPKM level 3, kemudian PCR harus nggak seperti itu. Kita sudah dalam keputusan yang relatif benar, saat ini tinggal meningkatkan saja konsistensi, kedisiplinan,” tukasnya.

 

Varian Omicron Masuk Indonesia

Sementaar itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada masyarakat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19, termasuk yang belum dapat vaksin dosis kedua untuk bisa segera disuntikan. Hal ini dikatakan Presiden Jokowi menyikapi ditemukannya kasus Covid-19 varian Omicron di tanah air.

 

“Oleh sebab itu, saya minta semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin, apalagi yang sama sekali belum divaksin, segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin,” ujar Jokowi dalam jumpa pers virtual, Kamis (16/12).

 

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, memang masuknya varian Omicron di tanah air tidak bisa terelakan. Namun hal itu jangan membuat masyarakat panik. Tetap harus waspada dengan disiplin jalani protokol kesehatan. “Waspada penting, tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik,” katanya.

 

Presiden Jokowi juga mengajak semua pihak untuk mencegah terjadinya penularan varian terbaru tersebut secara masif di tanah air. “Sekarang yang harus kita lakukan adalah bersama-sama berupaya sekuat tenaga agar varian Omicron tidak meluas di tanah air, jangan sampai terjadi penularan lokal,” ungkapnya.

 

Jokowi meminta semua pihak agar mempertahankan kasus aktif di dalam negeri yang terus menurun. Jangan sampai adanya varian Omicron ini membuat kasus di Indonesia mengalami lonjakan.

“Kita harus berupaya menjaga situasi di Indonesia tetap baik. Kita pertahankan agar kasus aktif tetap rendah, tingkat penularan kita awasi agar bertahan di bawah satu jangan sampai itu melonjak lagi,” pungkasnya.

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus pertama Varian Omicron ditemukan pada seorang pasien Covid-19 berinisial N yang merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta.

 

Awalnya pasien N bersama dua orang lain terdeteksi positif Covid-19 pada saat tes rutin di Wisma Atlet pada 8 Desember 2021. Lalu ketiga sampel mereka dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk diperiksa variannya dengan menggunakan metode whole genome sequencing (WGS) pada 10 Desember 2021.

 

Hasil WGS menunjukkan sampel pasien N terkonfirmasi positif varian omicron per tanggal 15 Desember. Kasus ini sudah dikonfirmasi oleh adalah lembaga independen global yang melaporkan varian-varian virus, GISAID. Ketiga orang ini tengah dikarantina di Wisma Atlet dan tidak mengalami gejala, seperti tidak ada demam, tidak batuk, dan sudah di tes PCR kembali pada tiga hari setelahnya dan hasilnya negatif Covid-19. (mif/Sur)

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin