Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Kuliah Tatap Muka Full Semester Genap

Illustrasi KULIAH: Sejumlah mahasiswa Universitas Bina Insani mengikuti perkuliahan tatap muka. DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Sejumlah Perguruan Tinggi (PT) mempersiapkan perkuliahan tatap muka dengan kapasitas 100 persen. Pasalnya, semester depan perguruan tinggi rencananya akan menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh dengan syarat mempertahankan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di kampus dan menginventarisir vaksinasi masyarakat kampus.

Hal ini memungkinkan bagi PT di Bekasi untuk melaksanakan tatap muka dengan kapasitas full, meski masih menunggu informasi detail perkuliahan tatap muka pada semester genap. Awal semester ganjil tahun lalu, perkuliahan masih dilakukan secara terbatas, 50 persen dari jumlah mahasiswa, serta dilakukan Daring dan Luring atau Hybrid Learning.

Selama periode itu, belum semua PT di Bekasi melaksanakan perkuliahan secara terbatas, sebagian kecil PT masih bertahan melaksanakan perkuliahan daring. Hal ini dilakukan oleh PT tertentu yang ingin biaya operasionalnya irit.

“Ada yang belum, itu maksud saya dari pihak kampus merasa diuntungkan, karena kalau tidak masuk bisa tidak bayar, itu yayasan tertentu yang masih inginnya ngirit,” kata ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) IVA, Makmur Heri Santoso, Selasa (4/12).

Namun, jika perkuliahan tatap muka full dilaksanakan pada semester genap, semua perguruan tinggi di Bekasi diprediksi kembali menggelar tatap muka. Berdasarkan data terakhir website LLDIKTI Wilayah 4 beberapa waktu lalu, total ada 54 perguruan tinggi swasta di Bekasi.

Kesiapan menggelar perkuliahan tatap muka sangat bergantung pada kebijakan masing-masing PT. Makmur menilai dengan perkuliahan tatap muka, pembelajaran berlangsung lebih efektif dibandingkan Daring, kecenderungan dosen pengajar hanya memberikan tugas bahan ajar membuat efektifitas perkuliahan tidak terukur.

Setelah menerima surat pemberitahuan dan detail teknis perkuliahan full, pihaknya akan segera melakukan pembicaraan bersama dengan PT di komisariat APTISI IVA.”Saya bilang sih semua jalan (setelah perkuliahan tatap muka full). Sekarang belum jelas, nanti (setelah ada kepastian) kita diskusi, ada usulan-usulan, sebagai tes awal ini ya mudah-mudahan tidak ada apa-apa,” tambahnya.

Beberapa PT ternama mulai melakukan persiapan, meski pada semester ganjil sudah melaksanakan perkuliahan tatap muka terbatas. Salah satunya Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, sudah menyatakan kesiapannya.

Selama menjalani perkuliahan secara terbatas, dipaparkan tidak ada temuan kasus Covid-19 di lingkungan kampus. Hal ini menjadi bagian progres pelaksanaan perkuliahan tatap muka, serta memperkuat kesiapannya untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka dengan kapasitas penuh.

“Pada dasarnya kita siap, sebetulnya juga kita kan sudah merindukan untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran secara terstruktur di perguruan tinggi itu,” ungkap Rektor Universitas Islam ‘45 Bekasi, Hermanto.

Setelah SK Dirjen Diktiristek keluar, akan menjadi dasar pelaksanaan perkuliahan tatap muka 100 persen. Di semester ganjil, karyawan dan dosen sudah diminta seluruhnya hadir di kampus, kecuali jika mahasiswa meminta perkuliahan dilaksanakan secara Daring.

Meski diizinkan dengan kapasitas 50 persen di Semester ganjil, diakui masih ada kekurangan dalam pengajaran, salah satunya pada fakultas yang membutuhkan pembelajaran praktik. Dengan kapasitas 50 persen, maka sebagian mahasiswa mesti menjalani praktik secara daring.

Disisi lain, aspek psikologis dalam pengajaran berupa pembinaan karakter, mental, disiplin, dan sebagainya tidak bisa secara utuh diberikan kepada mahasiswa secara daring, tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh mesin.

Surat Keputusan (SK) Satgas Covid-19 di lingkungan kampus habis akhir tahun kemarin, keberadaan satgas diperpanjang setelah memperhatikan situasi yang dinilai belum sepenuhnya aman. Termasuk merespon ancaman varian Omicron, maka Satgas Covid-19 tetap dipertahankan sampai situasi membaik sepenuhnya, aplikasi Pedulilindungi juga rencananya disiapkan di lingkungan kampus menyambut perkuliahan tatap muka.”Termasuk scanner Pedulilindungi itu akan kita persiapkan untuk tatap muka,” tambahnya.

Sejauh ini, ia menyebut hampir 100 persen dosen telah menerima vaksin. Vaksinasi massal pernah dilakukan menjelang perkuliahan tatap muka terbatas beberapa waktu lalu bersama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk memfasilitasi masyarakat kampus yang belum divaksin di lingkungan rumah masing-masing.

Pendataan vaksinasi juga dilakukan oleh Universitas Bhayangkara (Ubhara) Jaya kepada mahasiswanya menjelang berakhirnya semester ganjil. Pendataan dilakukan untuk mengetahui berapa banyak mahasiswa yang sudah menerima vaksinasi dosis lengkap.

“Survei sudah dikirim oleh BAA (Biro Administrasi Akademik), hasilnya kami tunggu seminggu. Kami juga harus melaporkan berapa persen mahasiswa dan dosen, serta Tendik yang sudah divaksinasi,” terang Wakil Rektor I Ubhara Jaya, Tatang Ary Gumanti.

Terkait dengan perkuliahan tatap muka dengan kapasitas penuh, ia menyebut Ubhara Jaya siap untuk menyelenggarakan. Hanya saja, perlu diketahui secara detail apakah bisa dilakukan oleh seluruh PT, atau menyesuaikan dengan kondisi penyebaran Covid-19 di masing-masing daerah.”Kalau kami pada prinsipnya siap saja,” tukasnya.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek, Nizam terus mendorong pelaksanaan vaksinasi untuk pendidik dan tenaga kependidikan. “Ya, jadi kita dorong betul yang belum vaksinasi untuk vaksinasi dan protokol kesehatan di kampus dijaga ketat. Saat ini (vaksinasi) sangat bagus. Kalau dosen dan tenaga kependidikan rata-rata di atas 80 persen-100 persen. Hanya komorbid saja yang tidak bisa dilakukan. Tapi secara umum sangat baik,” terang dia di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa (4/1).

Selain mendorong percepatan vaksinasi, kampus juga menyediakan fasilitas seperti thermogun dan wastafel. Nantinya juga akan ada Satgas Covid-19 Kampus untuk mendukung berhasilnya pelaksanaan PTM di lingkungan perguruan tinggi.

“Jadi banyak yang sudah disiapkan. Thermogun tempat cuci tangan. Ada semacam pasukan siaga. Memantau memastikan teman-temannya siap semua. Ya bentuk satgas di kampus masing-masing. Banyak yang bagus praktek baiknya. Sedang kita kompilasi. Nanti sore kita merapat untuk membahas SOP itu (Satgas Kampus) untuk digunakan kampus kita,” imbuhnya.

Nizam kembali mengingatkan, meskipun sejumlah kampus sudah menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan PTM secara penuh, tidak boleh ada keteledoran terkait dengan protokol kesehatan.

“Ya, jadi hati-hati lah meski melandai tapi kita semua tetap jaga-jaga, hati-hati biar tak meledak lagi (kasus Covid-19),” tutup dia.(sur/jpc)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin