Berita Bekasi Nomor Satu

Jembatan Antilope jadi Daya Tarik Warga

RAMAI DIKUNJUNGI: Sejumlah pengendara melintas di bawah pengerjaan proyek KCIC di Jembatan Antilope Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi. Usai viral, jembatan Antilope ramai dikunjungi warga untuk berswafoto. RAIZA SEPTIANTO/.RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Bekasi sempat dihebohkan dengan video viral diikuti narasi ambruknya Tol Becakayu, di media sosial beberapa waktu lalu . Potongan video itu menunjukkan pengendara yang melintas dibawah jembatan atau girder box harus merunduk. Namun dipastikan kondisi itu terjadi karena adanya pemasangan girder Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Setelah jadi perbincangan, jembatan Antilope Pondokgede itu kini masih jadi daya tarik.

Laporan : Surya Bagus
PONDOK GEDE

Lebih dari sepekan pemasangan girder box Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di atas Jembatan Antilope, Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi membuat geger. Sekarang, tempat ini ramai dikunjungi warga untuk sekadar menyaksikan jembatan yang hanya berjarak 1,7 meter dari ruas jalan, sebagian lagi menjadikan lokasi ini tempat membuat konten.

Beberapa motor terparkir di ujung jembatan. Didekatnya, ada sejumlah orang duduk santai menikmati es doger di bawah jembatan yang terletak di sisi ujung jembatan lain. Jarak antara ruas jalan dengan girder box LRT itu lebih tinggi dibandingkan jarak antara ruas jalan dengan girder box KCIC.

Selain petugas yang berjaga di sekitar jembatan, ada pedagang di sepanjang jembatan, diantaranya pedagang ikan laga yang akrab disebut ikan cupang.

Selama Radar Bekasi berada di sekitar jembatan, masih ada mobil yang memiliki ketinggian diatas 1,7 meter hendak melintas. Beberapa kali petugas beranjak dari tempat duduk tepat di bawah girder box untuk memberikan informasi, meminta pengendara berputar arah.

Fenomena lain yang disaksikan, pengendara roda dua maupun roda empat mengarahkan telepon genggam ke berbagai sudut ketika melintas tepat di bawah girder box KCIC. Ya, mereka melintas seraya mengabadikan momen di sekitar area jembatan menggunakan telepon genggam.

Salah satu warga, Amin (50) yang berada di area jembatan membenarkan bahwa lokasi ini kerap didatangi oleh warga. Paling ramai, di waktu-waktu sore.

“Rame, biasanya abis ashar lah, ada warga sekitar sini ada warga dari jauh juga,” kata warga yang sudah dua tahun belakangan menjual ikan cupang di Jembatan Antilope.

Keberadaan warga bahkan masih didapati sampai matahari tenggelam. Ia mengaku mendapati warga menggelar alas duduk di tepi jembatan yang berfungsi sebagai trotoar.

Situasi ini membuat Amin terfikir untuk menjual balon udara, lantaran warga yang datang sebagian membawa serta anak-anaknya.

Selain ia, ada sejumlah pedagang keliling yang sengaja berhenti di lokasi, mulai dari pedagang Cilok, bakso bakar, mie ayam, batu cincin, tahu bulat, es cincau, sampai es doger. Siang itu hanya ada pedagang es doger yang membersamai Amin berjualan di lokasi.

“Pengennya jualan balon nih karena banyak yang bawa anak ke sini, nah tapi balonnya gambar girder ini, jadi kaya tanda kalau dia abis jalan-jalan nih kesini,” ungkapnya saat berbincang di lokasi.

Pedagang es doger yang baru satu hari berjualan di lokasi, Arhan (45) mengaku laris manis. Tidak biasanya ia berjualan di sini, berbekal saran dari pemilik gerobak yang saat ini ia sewa untuk berjualan akhirnya ia memutuskan untuk mencoba berjualan di atas jembatan viral ini.

“Memang disaranin sama yang punya gerobak ini, katanya lagi rame dari kemarin, yaudah kesini,” ungkapnya.

Untuk sampai di lokasi, ia harus mendorong gerobaknya sejauh 3 kilometer. Bukan saja jauh, perjalanan dari rumah menuju Jembatan Antilope juga berbeda dengan lokasi biasa ia berdagang di kawasan Lampiri.

Selama empat jam berada di lokasi, Arhan tertarik untuk berjualan di lokasi ini kemudian hari lantaran ramai pembeli. Tempat yang ia pilih berada di bawah girder box LRT, tepat di sisi ujung jembatan, berseberangan dengan girder box KCIC, lokasinya teduh lantaran berada di bawah girder box, warga juga berteduh di lokasi ini.

“Ya sekitar Rp100 ribu sih udah ada mas, kayaknya lebih juga soalnya saya liat itu toppingnya udah tinggal setengah di toples,” tukasnya.

Usia Jembatan Antilope tidak lama lagi, setelah jembatan pengganti yang terletak tidak jauh dari lokasi selesai dibangun dan bisa dilalui oleh pengendara, maka jembatan ini akan dibongkar. Jembatan pengganti ditarget selesai awal bulan Agustus mendatang. (sur).


Solverwp- WordPress Theme and Plugin