Berita Bekasi Nomor Satu

Ragam Puasa Dalam Islam, Mulai yang Wajib, Sunnah, Makruh Hingga yang Haram, Cekidot!

Ilustrasi menu sahur dan puasa. Sultan Amanda/JPNN

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Beragam puasa dalam Islam. Mulai dari yang wajib, sunnah, makruh hingga haram.

Selain diberlakukan puasa yang wajib, ada juga macam-macam puasa lain yang dianjurkan, bahkan dilarang oleh syariat. Apa saja?

Wahbah az-Zuhaili dalam buku Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 3, menyebutkan puasa ada banyak ragamnya yang ditetapkan oleh para ulama. Yakni wajib, sunnah, makruh, dan haram. Berikut ragamnya:

BACA JUGA: Ini Tips Tetap Sehat Jalani Puasa di Musim Pancaroba

1. Puasa Wajib

Puasa wajib ini terbagi, yaitu :

Puasa di bulan Ramadan, yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada tiap hamba-Nya, dan khusus dikerjakan pada bulan Ramadan di setiap tahun Hijriah.

Puasa Kafarat, dilaksanakan lantaran ada suatu sebab tertentu. Untuk puasa jenis ini terhitung fardhu untuk diamalkan, bukan untuk diyakini.

Puasa Nadzar, yang wajib karena diharuskan seseorang atas dirinya sendiri.

BACA JUGA: Ini Bacaan Niat Puasa Ramadan, Arti dan Manfaatnya

2. Puasa Sunnah

Puasa sunnah disebut juga puasa tathawwu’. Mengerjakan puasa macam ini dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah yang bukan fardhu hukumnya. Adapun puasa sunnah ini juga merupakan ibadah paling utama di sisi-Nya, sesuai dalam hadits qudsi:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Artinya: “Setiap amal manusia adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan memberinya ganjaran.” (HR Bukhari)

BACA JUGA: Ini Bacaan Niat Salat Tarawih dan Artinya

Contoh dari puasa sunnah, di antaranya:

Puasa Daud, yakni puasa selang sehari (sehari puasa dan sehari tidak puasa).

Puasa Ayyamul Bidh, yang dilakukan tiga hari di tiap bulan Hijriah, yakni pada tanggal 13, 14, dan 15.

Puasa Senin dan Kamis, dilakukan pada tiap minggunya. Lantaran pada kedua hari itu, terdapat sejumlah keutamaan yang besar.

BACA JUGA: Bumil dan Busui Tak Berpuasa, Cukup Bayar Fidyah atau Tetap Ganti?

Puasa enam hari di bulan Syawal. Dikatakan bahwa puasa ini lebih utama dikerjakan setelah Hari Raya Idul Fitri, dan dilaksanakan berurutan harinya.

Puasa di hari Arafah, yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini dianjurkan bagi kaum muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Puasa Tasu’a dan Asyura, tepatnya pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Sunnah untuk dilakukan pada kedua hari tersebut.

BACA JUGA: Si Langganan Sakit Lambung Tetap Bisa Berpuasa Ramadan dengan Aman dan Sehat, Berikut Tipsnya  

Puasa pada empat bulan suci Hijriah, yakni Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
Dikatakan oleh Rasulullah, bahwa bulan-bulan ini yang paling utama untuk mengerjakan puasa setelah bulan suci Ramadan.

3. Puasa Makruh

Ada pula puasa makruh, bila ditinggalkan mendapat pahala dan jika dikerjakan tidak berdosa.

Yang tergolong puasa makruh adalah; puasa Dahr (puasa yang dilakukan selamanya), puasa khusus di hari Jumat, puasa hanya di hari Sabtu atau Minggu, serta puasa di hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).

4. Puasa Haram

Yang termasuk puasa haram, yaitu:

Puasa di hari Syak atau di hari yang diragukan. Seperti pada tanggal 30 Sya’ban, bila masyarakat ragu, apakah sudah masuk bulan Ramadan atau belum.

Puasa sunnah bagi seorang istri yang tanpa izin suaminya, atau si istri tidak yakin bahwa suaminya rela jika dia berpuasa.

Dibolehkan berpuasa sunnah bila si istri telah mendapat izin, dan atau suaminya sedang bepergian.

Itulah ragam puasa dalam Islam yang disepakati para ulama. Sebaiknya kita dapat mengamalkan apa yang wajib dan sunnah. Meninggalkan apa yang makruh dan haram. (*/radarbekasi.id)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin