Berita Bekasi Nomor Satu

Penembak Kantor MUI Tewas Misterius, Al Chaidar: Ada Indikasi Operasi Intelejen

Petugas kepolisian memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) dugaan penembakan di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (2/5/2023). FOTO: MIFTAHUL HAYAT.

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Mustofa, penyerang kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, tewas setelah melakukan aksinya. Penyebab kematiannya masih misterius. Namun, rekam jejak kegilaan Mustofa mulai terungkap.

Dia pernah mengaku sebagai wakil nabi, merusak kantor DPRD Lampung, dan kemarin menyerang kantor MUI dengan airsoft gun.

Kronologi versi polisi, pelaku penyerangan itu datang ke kantor MUI Pusat pukul 11.24. Pelaku mengaku kepada staf resepsionis ingin bertemu dengan ketua MUI. Namun, dia tidak bisa menjelaskan keperluannya.

BACA JUGA: Polisi Sebut Pelaku Penembakan Kantor MUI Mantan Narapidana

Karena gerak-geriknya mencurigakan, petugas pengamanan dalam (pamdal) lantas mengamankan Mustofa. Bukannya menyerah, Mustofa malah mengeluarkan pistol.

Dia menembak beberapa kali. Dua orang staf resepsionis terluka. Kaca kantor MUI pecah.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto mengatakan, bila diperiksa secara kasatmata, senjata yang digunakan pelaku diduga airsoft gun.

BACA JUGA: Pelaku Penembakan Kantor MUI, Menag: Individu Salah Belajar Agama

”Dilihat dari gambarnya, ada gotrinya, lalu ada tabungnya. Tapi, untuk detailnya kami periksa di laboratorium forensik,” paparnya.

Setelah menembak sekitar tiga kali, pelaku keluar dari kantor MUI. Petugas pamdal lantas mengejar dan membekuk pelaku. ”Beberapa saat setelah diamankan, pelaku pingsan dan dibawa ke polsek, lalu ke Puskesmas Menteng,” ujarnya.

Dari sejumlah foto dan video yang beredar, saat diamankan, pelaku penyerangan diduga sudah pingsan. Pelaku tampak mengenakan baju kotak-kotak dan sedang digotong oleh sejumlah petugas.

BACA JUGA: Pimpinan MUI Pusat Tengah Rapat Isu Sensitif, Penembakan Terjadi

Karyoto mengatakan, di Puskesmas Menteng, dokter menyatakan pelaku meninggal dunia. Penyebabnya akan diketahui setelah otopsi. ”Apakah punya penyakit atau yang lain-lainnya belum bisa disimpulkan’’ terangnya.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombespol Komarudin menuturkan, di tas pelaku ditemukan sejumlah barang. Antara lain, obat-obatan, buku rekening, kartu identitas, dan surat. ”Jenis obat-obatannya belum diketahui,” tuturnya.

Kabidhumas Polda Lampung Kombespol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, pelaku penyerangan kantor MUI yang berinisial M itu pernah ditangkap karena merusak kantor DPRD Lampung. Perusakan tersebut dilakukan pada 2016.

BACA JUGA: Kapolda Metro Jaya Ungkap Jenis Senjata Api yang Digunakan Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat

Saat itu, Mustofa mengaku sebagai wakil Nabi Muhammad. Menurut dia, hal yang sama dilakukan saat menyerang kantor MUI.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Hengki Haryadi membenarkan telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror. Berdasarkan hasil penelusuran, Mustofa tidak termasuk dalam jaringan teroris. Karena itu, pelaku dikategorikan lone wolf atau pelaku tunggal.

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas berharap kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. ’’Kenapa sampai ada yang menebar aksi teror di kantor MUI,’’ katanya.

BACA JUGA: Pasca Insiden Penembakan di MUI Pusat, Begini Suasana MUI Kota Bekasi

Dia mendapatkan informasi bahwa pelaku mengaku sebagai nabi dan berasal dari Lampung. Dari secarik surat yang dia bawa, pelaku ingin bertemu dengan Ketua Umum MUI Miftachul Akhyar.

Pada bagian lain, pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, serangan ke kantor MUI tersebut bukan dilakukan kelompok teroris. Dia menduga, aksi itu merupakan operasi yang dilakukan kelompok intelijen.

Indikasi itu dapat dilihat dari pelaku yang memakai baju kotak-kotak, kegilaan pelaku yang mengaku wakil nabi, dan tewasnya pelaku dengan sebab yang belum diketahui.

BACA JUGA: Pelaku Penembakan Kantor MUI Mengaku Berasal dari Lampung

Dia mengatakan, semua indikasi tersebut merupakan gaya khas intelijen. ”Ingat, dulu ada fenomena orang gila menyerang ulama,” tuturnya.

Baju kotak-kotak, lanjut dia, selama ini merupakan simbol dari kelompok pendukung pemerintah. Sejumlah pihak juga menilai baju kotak-kotak itu simbol antikelompok Islam.

”Tujuannya, saya kira intelijen tersinggung karena MUI sedang meneliti sebuah pesantren, yang selama ini diduga dikelola intelijen,” urainya.

BACA JUGA: Kronologi Penembakan di Kantor MUI Pusat

Belum lagi sikap MUI yang selama ini terbilang oposisi. Dia mengatakan, kejadian tersebut diduga merupakan bagian dari state terrorism. ”Tapi, semoga saja tidak begitu,” lanjutnya. (jpc)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin